"Huaaaaaa!"
Rena pusing. Anak dari almarhumah sahabatnya ini benar-benar membuatnya kelimpungan. Ia bingung, sungguh. Ia bingung memikirkan cara memberhentikan tangis Alana yang tidak ada habisnya.
Sejak tadi Alana terus saja menangis. Dari versi kalem hingga depresi bahkan gila. Bagaimana tidak dibilang gila? Anak itu saja menangis sambil trampolin di atas kasur Rey dan mengelap air matanya dengan kain gorden. Duh, silahkan bingung ya, mami.
"Bun, Rey pulang," teriak Rey dari depan pintu. Segera saja Rena menghampiri anaknya itu yang habis melakukan olahraga malam. Dalam makna sebenarnya, ya gengs.
"Rey, urusin Alana dong. Mama pusiiiingg tujuh keliling. Ya, ya, ya?"
"Emang Lana kenapa?" Tanya Rey mengerutkan dahi. Rena pun mengkode dengan dagunya.
Dalam beberapa hitungan Rey pun melesat ke kamarnya. Begitu takjub melihat seluruh lantainya telah ditutupi dengan tisu.
"Lan.. kenapa?" Tanya Rey menganga bagai orang dungu di depan pintu. Melihat Rey, segera saja Alana menghambur ke pelukan lelaki itu.
"Rey! Dia meninggal Rey! Gue harus gimana tanpa sepertigapuluh-enam belahan jiwa gue?!" Raung Alana.
"Siapa yang meninggal?!" Panik Rey.
"Jonghyun, Rey. Jonghyun... Dia keracunan yeontan.. " sendu Alana berkaca-kaca. Sedangkan yang mendengar merasa dikerjai. Rey beringsut dari rengkuhan Alana membuat gadia itu gedubrak jatuh.
Terserah!
![](https://img.wattpad.com/cover/131567812-288-k166962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RecitaziONE
Fiksi RemajaSejak dulu, satu harapan Alana, memiliki ending bersama pangerannya. Dan demi mewujudkannya, Alana akan melakukan apapun! Sejak dulu, satu keinginan Rey. Menjadi kesatria untuk tuan puterinya. Dan demi mewujudkannya, Rey rela mengorbankan apapun. B...