Budayakan vote sebelum baca guys!
__________________________"senyumanmu adalah hal yang saat ini sering kutunggu, senyummu bagai sebuah candu"
***
20 Agustus 2016
Rencananya hari ini adalah hari perlombaan disekolahku, dengan tujuan memperingati hari kemerdekaan, dengan itu stap osis telah mempersiapkan beberapa jenis perlombaan yang akan diikuti semua murid baik kelas X, XI, XII.
Beberapa kali aku mengintip kearah luar jendela, namun tak ku jumpai batang hidunya sedikitpun, ya aku mencarinya aku menunggu lelaki dingin itu dengan harapan agar dia cepat datang.
"nyari apa ca?" tanya rizka, rizka adalah teman sekelasku dia terlihat sangat jutek namun sebenarnya dia baik.
"ehh engga ko ka" jawabku dengan sedikit senyum
"Oh yaudah"
"hm"
Dari kejauhan tampak beberapa anak lelaki yang berjalan mendekati arah kelas kita. Oh rupanya itu fiqih, ibnu dan zidan, dan untuk kesekian kalinya aku tak mendapati keberadaan lelaki dingin itu bersama mereka.
"Assalamualaikum.." kata fiqih dan zidan sambil berjalan menuju bangku mereka
"waalaikumsalam" semua anak yang ada didalam kelas menjawab
"Baru dateng qih? Kok siangan sih!?" tanya indri, dengan waktu menunjukkan pukul 07.10
"iya barusan bubaran ngajinya telat"
"oh.. "
Aku makin penasaran mengapa sampai saat ini lelaki itu belum juga muncul padahal biasanya dia selalu bersama dengan fiqih, dengan memberanikan diri aku bertanya
" qih.. Ikbal mana? Ko tumben ga bareng?"
"cie nanyain ikbal, suka ya?" tanya zidan
Oh ya zidan adalah salah satu teman dekat ikbal dan fiqih, ya karena mereka tinggal ditempat yang sama, mereka tinggal disebuah asrama putra milik yayasan sebuah pesantren.
"heeh dan ente karek apal?" jawab fiqih
"oh seperti itu" jawab zidan
"qih.. " sautku
" si ikbal kemaren pulang kampung ca, kakaknya nikah dan sekarang belum balik lagi kesini" jelasnya
"oh pantesan aja ga ada"
"nungguin yaa? Apa kangen? " goda fiqih
" Ha.. Ha.. Apa sih qih" jawabku malu malu.
Beberapa menit dari itu perlombaanpun dimulai, semua murid antusias mengikuti beberapa cabang lomba, tak terkecuali denganku aku memilih diam dipinggir lapangan dan hanya akan menjadi suporter saja, entah mengapa aku tak begitu tertarik dengan hal hal seperti itu.
Terik matahari pada siang itu tak membakar semangat mereka, namun lagi lagi tidak denganku, rasanya hari ini begitu membosankan dan tidak ada gairah sedikitpun
"Ca ke lapangan yu!" ajak lesta
"males ah ta panas, disini juga keliatan ko"
"ih itu kelas kita mau lomba" jawabnya sambil menarik tanganku, dengan terpaksa aku berjalan menuju lapangan
"Duduk disini boleh?" tanyaku kepada seorang wanita yang entah siapa namanya
"iya boleh" jawabnya dengan sedikit senyuman
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA [IT]U
Teen FictionTentang sebuah perjalanan rumit kisah kasih remaja labil