"Jangan berjanji untuk tidak saling menyakiti, tapi berjanjilah untuk saling mengerti meski salah satu akan tersakiti"
***
"Ica Mau ga jadi pacar ikbal?"
Jelas pertanyaan itu membuatku sulit berkata kata, tapi membuat hati ini menjerit jerit senang
"ikbal bener bener sama ica?" tanyaku pada ikbal
"insyaallah ca" katanya sambil tersenyum
"jadi jawabannya apa ca?" tanya nisa yang sedari tadi heboh
"iya." jawabku malu
"yeeee akhirnya jadian" sorak nisa sambil mengacak ngacak kerudung dhiza
"odah ihh" saut dhiza kesal
"cie ica udah ga jomblo lagi" kata lesta polos
Aku tidak terlalu ingat siapa saja yang ada saat kejadian itu, namun mereka semua mengucapkan selamat padaku dan ikbal atas hari jadi kami
"caaaa pj na awas poho siah" kata hadi
"adeuy selamat ah cot, bal langgeng ya" kata eggy
"haha iya makasih gy" jawabku
"nuhun bro" saut ikbal
***
"ada apa ini, kenapa belum pada pulang?" tiba tiba bu Yeni datang
"engga bu ini latihan drama" lagi lagi hadi bohong
"oh ya udah cepet pada pulang" suruh bu yeni
"iya bu ini juga mau pulang da" jawab amel
"pulang sama siapa ca?" tanya ikbal
"hmmm.. Sama lesta, dhiza, amel" jawabku
"oh iya atuh hati hati ya" katanya sambil tersenyum
Aku tersenyum kearahnya
"adeuh nu karek jadian" kata fiqih ke ikbal
"iya dong, fiqih kapan sama amel?" kataku, yang membuat fiqih seketika terdiam
"hayu ah pulang bisi keburu ujan" ajak dhiza
"kedepan dulu za?" tanya amel
"iya, jadi ca, ta?"
Aku menganggukan kepala, kami berjalan bersama dan untuk pertama kalinya aku 'pulang bareng' bersama ikbal
"Mau kemana dulu?" tanya ikbal
"Mau kedepan, nganter lesta" jawabku
"oh iya, nanti pulangnya langsung ke rumah ya, bisi ujan hati hati juga ya"
"hmmm iya bal, makasih"
"masih panggil nama aja, panggil sayang dong bal" goda fiqih
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA [IT]U
Teen FictionTentang sebuah perjalanan rumit kisah kasih remaja labil