PROLOG

397 92 99
                                    

Ini cerita pertama  aku di wattpad, cerita ini murni dari imajinasi aku loh, jadi kalo kata-katanya kurang bagus maapin yh guys.

Sebut saja Riani, Widia, Dian, dan Fitri. Mereka berempat adalah anak acara yang sering sekali mendatangi panggung konser dimanapun acara konser tersebut diselenggarakan.
 
Dengan berpakaian nggak jelas, celana sobek dibagian lutut, rambut memakai pomade berwarna, slayer yang di ikat pada kepalanya, werpak yang memperkeren gayanya, dan sepatu steffi atau dokmartin yang selalu menemaninya disaat mereka hendak turun ke jalanan.
Mungkin bagi kalian ini sangatlah tidak berfaedah, tetapi berbeda dengan ke empat sahabat ini, mereka beranggapan hal ini adalah sebuah hobi.

Demi bertemu band favoritenya, mereka berempat dengan tekat beraninya bersedia menaiki semacam mobil tronton yang ada dijalanan. "Gila naik tronton, cewe lagi. Ngga habis pikir". Menanggung resiko yang sangat membahayakan dirinya sudah mereka persiapkan dari awal.

Mungkin hal ini tidaklah wajar bagi anak cewe seperti mereka, naik atau memberhentikan mobil tronton ditengah jalan adalah hal yang sangat mengerikan bagi semua orang. Mereka tak seperti cewe pada umumnya, yang kebanyakan mengidolakan para artis korea sampai tergila-gila. Mereka lebih mengidolakan personil band yang tubuhnya bertato dan dada yang berbentuk kotak-kotak. Baginya cowo seperti itulah yang menjadi idaman mereka.

Banyak masyarakat yang menilai mereka bukan anak baik-baik, namun mereka tidak mendengarkanya. Mereka menganggap bahwa itu hanya omong kosong. Pedoman hidup mereka hanyalah satu, yaitu My life is not your life. Orang diluar sana hanya bisa menilainya cuma dari covernya, baginya itu pun tidak masalah. Hanya didengarkan lewat telinga kiri dan seketika dikeluarkan oleh telinga kanan tanpa diresapi di otak. Songong? Mungkin, tapi lebih songong mana sama orang yang menilai buruk dirinya tanpa mengenal lebih dekat terlebih dahulu agar mereka tak salah menilai kehidupan asli ke-empat gadis kelainan ini.

Mereka juga rela mengorbankan nyawanya agar bisa pulang kerumah karena uang yang mereka bawa pun hanya cukup untuk makan. 'Malang nasib mereka.' Terkadang mereka juga harus mengamen dijalanan agar bisa makan. Menurutnya, jalanan adalah salah satu jalan yang dapat menghubungkan tali silaturrahmi kepada teman-temanya yang jauh di mata.

Debu jalanan dan lampu merah menjadi saksi. Dimana mereka merasakan betapa susahnya orang tua mencari uang dengan menghadapi panas terik matahari, mengabaikan cacian dari mulut orang yang tak dikenal, dan mencari jati dirinya sendiri.

Orang tua mereka pun tidak mengerti bahwa anaknya bertingkah seperti itu ketika diluar rumah, karna mereka tidak ingin hobi kesayanganya ini dilarang. Maka, alangkah baiknya dia tidak memberitahu orangtuanya tentang hobi ilegalnya itu. Meskipun setiap ada konser dia harus mencari seribu alasan agar bisa menginap beberapa hari sampai acara konser selesai dengan cara berbohong. Pola pikirnya akan berfungsi licik jika sudah ada penyebaran pamflet dari grup band favoritenya itu.

Mereka pun terpaksa harus berbohong, tak ada cara lain selain berbohong. Berbohong adalah cara ampuh untuk meluluhkan hati kedua orang tuanya agar memberi jalan keluar rumah dengan terbuka lebar tanpa hambatan. Sebelumnya mereka sangat takut untuk berbohong.

Dengan cara berbohong meraka bisa datang diacara konser dengan senang hati. Tanpa membuat orang tua merasa khawatir, panik, dan takut. Hidupnya lebih terbuka dengan sahabat dari pada keluarga.

Jangan larang hobiku jika kau tak ingin ku tipu.

Vote and comment yh guys, tetep read cerita selanjutnya jangan berpaling kecerita yang lain loh yh, maaf kalo ada tulisan yang salah atau kata-kata yang kurang berkenan😊💕

My Love Meets The StreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang