BAB 24 {Tarik Ulur}

55 17 9
                                    

Mungkin kamu hobi bermain layangan. maka dari itu, dengan mudahnya kamu menarik ulur perasaan tanpa memikirkan hati seseorang yang kamu mainkan.

~Riani~

~•••~


Happy and Sad Reading💝

Setelah kepergiannya dari rumah dengan diberi izin orangtuanya, kali ini Riani sudah merasa agak nyaman karena terhindar dari pencarian pihak kepolisian. Sudah hampir satu bulan pula Andika bekerja di steam motor dan mobil. Sementara Riani masih berusaha mencari pekerjaan seadanya. Kebiasaan mengamennya sudah berkurang karena Andika sudah mempunyai pekerjaan yang lebih  layak tanpa harus panas-panasan.

Berhubung hari ini adalah hari minggu dimana pekerjaan Andika rutin berlibur, ia menyempatkan waktu liburnya full time bersama Riani.

Tok tok tok

"Ri? Riani bangun?" ucap Andika sembari mengetuk pintu kamar Riani.

Tak ada sahutan sama sekali dari Riani. Mungkin Riani masih tertidur pulas sehingga ia tidak mendengar suara Andika. Namun, ketika Andika membuka handle pintu tersebut, pintunya tidak terkunci, ia segera masuk kedalam kamar tersebut. Mata Andika menangkap sosok gadis dengan tubuh mungil yang sedang tertidur ngeringkuk dengan selimut yang menutupi tubuhnya setengah badan. Andika berjalan mendekatinya dan duduk disampingnya. Tangannya mengusap puncak kepala gadis tersebut dengan lembut. Mata Andika reflek menatap wajah gadis tersebut sampai tak berkedip ntah kenapa melihat gadis itu hanya membuat dirinya takut. Namun, tak lama kemudian Andika terbangun dari dunia hayalannya. Ia segera bersikap seperti Andika yang sewajarnya.

"Ri, bangun." ucap Andika dengan mencubit pipi kanan Riani sehingga membuat tidur Riani sedikit terganggu.

"Ngantuk ih, masih gelap. Mau ngapain bangun pagi. Lu kerjanya liburkan? Gue mau istirahat." sahut Riani dengan suara serak lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut yang ia kenakan.

"Kalo nggak bangun, aku masuk nih." ledek Andika dengan licik yang sudah berhasil menerobos masuk kedalam selimut Riani. Tubuh Andika terbaring disebalah Riani dan kemudian ia memainkan helaian rambut Riani.

"Heh! Mau ngapain lu. Gue tonjok nih beneran." cibir Riani dengan menjauhkan tubuh Andika yang sudah sangat dekat dengan tubuhnya. Tubuh Riani yang awalnya terbaring, sekarang menjadi berlonjak duduk.

Melihat Riani yang sekarang duduk, Andika mengikuti gerak-geriknya dengan duduk. Posisinya masih beriringan, namun tangan Andika merangkul bahu Riani.

"Yaudah ayok tidur lagi, katanya nggak mau bangun." sahut Andika dengan wajah liciknya sembari menutup selimutnya kembali dan memaksakan Riani untuk tertidur disampingnya.

Mereka kembali terbaring beriringan dengan selimut yang menutupi tubuhnya sempurna. Tak lama kemudian, Andika melepaskan rangkulan tangannya yang membuat posisi tidurnya susah. Seketika Andika menautkan jarinya dengan jari Riani. Melihat ulah Andika hanya membuat Riani terdiam namun berbagai macam pertanyaan telah menghantui pikirannya.

Jemari yang Andika tautkan menjadi semakin erat. Tak lama kemudian tangan Andika dengan perlahan memeluk tubuh mungil Riani, merasakan pelukan hangat tubuh Andika hanya membuat degupan jantung Riani semakin kencang. Getaran ditubuhnya semakin menjalar menguasai tubuhnya.

Namun, ketika telapak tangan Andika perlahan menjalar memasuki baju tidur yang dikenakan Riani berhasil membuat mata Riani membulat sempurna, rasa geli itu semakin membara dalam dirinya. Riani berusaha mengelak, namun Andika dengan kuat menahannya. Ketika telapak Andika mencapai punggung Riani, rasanya sangat geli dan Riani pun reflek menggenggam erat kaos yang Andika kenakan.

My Love Meets The StreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang