BAB 33 {Riani}

65 6 28
                                    

Jangankan mendekatinya, untuk menyentuhnya pun tak akan aku biarkan semua itu terjadi. Jika ada yang mendekati, bersiaplah untuk mati.

~Andika~

~•••~

Setelah duduk cukup lama, tiba-tiba terdengar suara dobrakan pintu yang sangat kencang, sehingga berhasil menarik perhatian Andika untuk menolehnya. Andika pun segera mendekati pusat suara tersebut dengan keadaan moodnya yang hancur.

~•••~

"Ndik, Ndika! Woy lu dimana?" teriak panik dari seorang yang baru saja mendobrak pintu kost Andika yang ternyata dia adalah Niko.

"Apa sih? Udah malem juga ribut mulu!" jawab Andika dengan nada ketusnya.

"Gawat, gawat!" ucap Niko sembari menunjukkan jemarinya keluar ruangan dengan nafas yang terengah-engah.

"Gawat apaan! Ngga jelas banget jadi orang!" cibir Andika yang kemudian membalikkan tubuhnya berniat untuk meninggalkan Niko di tengah pintu.

"Semoga ajah gue salah liat yah. Huhhh dehidrasi gue." cakap Niko dengan nafas terengah-engah dan kemudian mengikuti langkah Andika masuk kedalam ruang tengah.

"Minum dulu nih, biar ngomongnya jelas!" cibir Andika dengan menyodorkan satu gelas air putih kepada Niko.

"Air putih? Ice land nya mana heheh." tanya Niko setelah meneguk air putih tersebut sembari cengengesan.

"Hadeh, minta ditabok nih bocah satu. Kesini ngomong gawat nggak jelas karena kehausan ice land doang? Lu kira gue bandar ice land?" sindir Andika sembari menonyor kepala Niko pelan.

"Gue kehausan cewe Ndik, bukan ice land. Miris banget ya gue." ucap Niko yang berhasil membuat Andika melototkan matanya bulat seperti jengkol. Andika orangnya nggak suka basa-basi, to the point ajah jika memang penting.

"Eh iya ampun Ndik. Oh tuhan hampir lupa. Riani? Riani mana Ndik? Aduhh." tanya Niko dengan nada panik bercampur histerisnya kearah Andika.

Namun Andika hanya meresponsnya dengan mengangkat bahunya seperti orang yang mengisyaratkan bahwa dirinya tidak tahu keberadaan Riani yang sekarang.

"Lu ngajak gue joget yah Ndik? Kok bahunya naik turun gitu." sindir Niko sembari meringis paksa kepada Andika.

"Joget apa? Mana gue tau tuh bocah kemana. Nggak penting banget ngurusin hidup orang." jawab Andika dengan nada sinis dan wajahnya yang datar.

"Lu kalo ngomong jangan asal jiplak Ndik! Gue tau lu suka sama dia, cuman lu takut ngungkapinnya kan? Cemen luh!" ucap Niko sembari mendorong tubuh Andika pelan.

"Bisa nggak sih, nggak usah sok tau perasaan orang? Ikut campur banget!" bentak Andika yang membuat Niko hampir terpancing emosinya, namun Niko harus menahannya karena jika emosi dibalas dengan emosi akan berakibat fatal.

"Okey okey gue nggak ikut campur. Tapi pliss, Riani dimana Ndik?" tanya Niko dengan nada rendahnya.

"Gue kan udah bilang nggak tau, ya nggak tau! Lu budeg apa bolot sih." sindir Andika dengan nada ketusnya yang berhasil membuat Niko tersentak.

My Love Meets The StreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang