BAB 32 {Serba Salah}

45 8 21
                                    

"Siapa?" ucap Riani perlahan, gadis ini mulai mendekatinya, namun pria tersebut melangkah menjauhinya. Riani masih penasaran dengannya. Maka dari itu Riani terus mengikutinya.

~•••~

Setelah berjalan menelusuri pria tersebut sampai di perempatan jalan, sehingga Riani kehilangan jejaknya. Hal ini berhasil membuat Riani curiga atas jebakan yang dibuat pria misterius itu. Jika itu Andika, dia tak mungkin semisterius ini. Ketika Riani membalikkan badannya, tepat dihadapannya terlihat seorang pria yang sedari tadi ia ikuti, tiba-tiba berada didepannya.

"Hey Riani." sapa pria tersebut dengan ramah, namun Riani masih terdiam karena dia tak mengenali pria yang berada dihadapannya ini.

Riani mulai waspada terhadap pria ini, dia terlihat baik dan ramah, namun siapa sangka jika sebenarnya orang tersebut ternyata penjahat. Biasanya orang jahat menutupi keburukannya dengan pura-pura baik. Maka dari itu, Riani harus tetap waspada dengan pria ini.

"Riani? Hallo?" sapa kedua kali pria tersebut yang berhasil membuat Riani mundur satu langkah kebelakang.

"Jangan mendekat!" ucap Riani ketus sembari menunjuk jarinya ke wajah pria tersebut.

"Lu takut sama gue? Gue temennya Andika. Nggak usah takut. Lu Riani kan?" jelas pria tersebut yang kemudian mendekatkan dirinya pada Riani.

"Iya gue Riani. Kok gue baru kenal Andika punya temen kaya lu yah." jawab Riani dengan ragu, pria ini sangat meragukan baginya, Andika tak pernah memperkenalkan pria ini pada Riani sebelumnya.

"Lu mau kemana? Udah malem sendirian ajah." tanya pria tersebut yang mengikuti langkah Riani.

"Nggak tau." jawab Riani dengan ketus, dan ia segera mempercepat langkahnya agar dirinya bisa menjauh dari pria ini.

"Andikanya kemana?" cakap pria tersebut yang terus membuntuti Riani dari belakang.

"Mati! Udah sih nggak usah bahas cowo brengsek itu lagi. Najis gue dengernya." cibir Riani dengan nada tingginya, pria ini berhasil membuat mood Riani bertambah buruk.

"Oh, jadi lu nggak pulang karena ada konflik sama Andika."

"Bacot ih!"

"Ikut gue ajah yuk, dari pada lu sendirian." tawar pria tersebut yang segera menggandeng lengan Riani.

"Lepas! Gue nggak kenal sama lu. Jadi nggak usah sok kenal!" cibir Riani dengan kasar sembari mengibaskan genggaman tangan pria tersebut.

"Gue kenal lu karena Andika sering cerita tentang lu sama gue. Masih juga nggak percaya kalo gue ini temennya Andika?" jawab pria tersebut dengan nada yang kasar karena dirinya telah terpancing emosi oleh tingkah Riani yang selalu menolaknya.

"Kok lu jadi sewot?"

"Karena lu nggak percaya sama gue! Gue cuma mau kasih tau basecamp Andika sama gue."

Mendengar ucapan pria tersebut hanya membuat Riani berfikir dua kali lipat. Dia harus mengikutinya atau pergi meninggalkannya. Namun, disela Riani berfikir, tiba-tiba pria tersebut menggendong tubuh mungil Riani seperti orang yang menggendong beras.

"Lepas! Lepasin gue!" sorak Riani dengan suara yang sangat keras dan tangannya yang aktif memukul bahu pria tersebut.

Melihat tingkah Riani hanya membuat pria tersebut kesulitan untuk menopang tubuh keduanya. Namun, langkahnya lebih dipercepat menuju sebuah gang kosong nan gelap yang berhasil membuat Riani semakin ketakutan.

"Lepas anjing!!!"

Kreeaakktt

Satu gigitan dari gigi Riani berhasil mendarat di bahu pria tersebut yang membuat pria itu seketika menjatuhkannya. Ketika tubuh Riani terjatuh, gadis ini segera berlari kencang meninggalkan pria yang masih merengek kesakitan akibat gigitannya.

My Love Meets The StreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang