Part 9

343 33 5
                                    

Vio dengan semangat baru berangkat kesekolah keesokan harinya diantar oleh sang ayah seperti biasa, ia diberi jajan yang banyak oleh Sakti karena Viny serius tidak memberikan anaknya uang jajan.

"nih 100ribu, harus habis buat makan, kalo papi tau duitnya buat cewe, besok kamu makan bekel dari mami aja" ucap Sakti

"ampun pi, vi gamau bekel dari mami. Vi abisin duitnya buat makan, traktir Dovi gapapakan??"

"gapapa asal jangan traktir cewe, ngerti??"

"siap bos besar, nanti Vi kirim foto pas makan"

"bagus. sana lari biar kuat"

Vio lari masuk kedalam gerbang sekolah, Sakti tersenyum licik melihat punggung anaknya yang menghilang dikejauhan.

"hai vio" panggil Shani

"hai" balas Vio

"kok rambutnya ga jabrik lagi?"

"males ribet, duluan ya kak"

"oke Vi"

Vio melanjutkan jalan. Shani menyerngit heran, sesuatu pasti sedang terjadi pada junior nya itu.

"Dov, hari ini bokap ngasih jajan cepek, lo gue traktir yak?"

"serius? Pas banget gue ga dikasih jajan hari ini hahahaha"

"sip mantap"

Vio dan Dovi hidupnya hanya makan saja, akademik mereka biasa saja, kedua nya saling membantu jika ada tugas dari gurunya. Dovi sangat baik pada Vio, padahal mereka baru kenal saat baru masuk SMP ini.

"Dov, lo mau punya adek gak?" Tanya Vio sambil mencatat

"kadang kepikiran sih mau, tapi kasian mama gue"

"kenapa?"

"melahirkan tuh sakit vi, lo ga pernah liat tante lo atau siapa gitu melahirkan?"

"nggak"

"hadeehhhh intinya itu sakit, gitu kata mama dan tante-tante gue"

"gue mau minta adek ke mami gue, tapi kalo sakit gajadi deh, mana mungkin gue biarin mami gue kesakitan"

"oiya lo anak tunggal ya, yaudah minta mami papi lo ambil anak dari panti asuhan aja"

"ih ngga ah, mana bisa gitu, tar kaya sinetron lagi pas gede dia pergi dari rumah cari ortu kandungnya"

"yaelah vi"

Dovi meletakkan pulpennya frustasi dan menatap Vio malas, Vio hanya nyengir saja. Dovi memukul pelan kepala Vio dengan pulpennya kemudian lanjut menulis.

Jam istirahat yang tidak lagi berarti untuk Dovi dan Vio pun tiba, keduanya kekantin dan memesan beberapa macam makanan, dua bocah itu memang perut karet terutama Vio yang badannya lebih kecil dibanding Dovi.

Gracia dan Shani dengan santainya duduk dan bergabung dimeja Dovio(?), dua junior itu cuek saja seolah tidak ada siapa-siapa disebelah mereka.

"Dovi, makannya tumben 2 mangkok?" Tanya Shani

"lagi laper" jawab Dovi singkat

"Vio? Kamu sehat?" Tanya Gracia

"hm" begitulah jawaban Vio

Melihat jawaban dari dua bocah itu, Shani dan Gracia saling pandang kemudian memilih untuk makan saja, mungkin dua junior mereka itu sedang lapar.

"eh dov gue lupa, selfie dulu sini buat laporan ke bokap gue" ucap Vio mengarahkan kamera nya kearah Shani Gracia agar 2 gadis itu tak terlihat

KAKAK PACARAN YUK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang