2. Mimpi yang Terulang

782 316 476
                                    

Jangan jadi silent readers ya. Spam komen+vote buat tinggalin jejak! Krisar/ada typo kasi tau. Oke sama-sama^^

P.s: Bonus visual Raisha on mulmed 🙆❤️

Seluruh tatap mata tertuju pada Raisha, menatapnya dengan pandangan terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh tatap mata tertuju pada Raisha, menatapnya dengan pandangan terkejut. Raisha langsung terjatuh duduk, lututnya terasa sangat lemas. Ia melihat kedua tangannya yang tengah bergemetar hebat.

"Jadi ... dia dari dimensi waktu yang berbeda dengan kita?" Orange menoleh dan menatap serius pada Green. Green hanya terdiam sejenak, lalu beranjak dari tempatnya.

Lelaki bertopi hanya menatap sinis-dari balik topengnya-pada Green yang berjalan mendekatinya. "Tak kusangka, tamu kita ternyata seorang time traveller."

Green mengangguk. "Ini sungguh jauh di luar nalar." Tangannya tergerak untuk mencari barang yang ia butuhkan.

Setelah mendapat barang itu, ia terdiam menatap barang yang ada di tangannya dengan perasaan bersemangat. "Akhirnya."

"Hei, kau mau apa dengan barang it-"

"Diam saja!" potong Green lantang, membuat lelaki bertopi itu kembali bergeming dengan kepalan tangan yang tertahan.

Green melanjutkan langkahnya menuju tempat Raisha dan Orange berada. Raisha masih dengan perasaan serba salah dan herannya. Ia masih tidak mengerti dengan situasi saat ini.

Langkah Green terhenti tepat di depan Raisha, membuat perempuan itu menengadah ke atas, menatap Green dengan topeng yang menutup wajahnya.

"Dia dari masa depan, atau masa lalu?" tanya Orange menoleh pada Green. Ia sibuk menyiapkan alat-bentuknya seperti pistol-yang Green pegang.

Green menghembuskan napas berat. "Entahlah, aku tidak bisa memprediksinya."

Lelaki bertopi itu menjadi semakin penasaran, ia memutuskan untuk mendekat ke tempat Raisha, Green, dan Orange berada.

"Kenapa tidak kau tanyakan langsung pada perempuan itu?" tanya lelaki bertopi pada Orange.

Orange membalikkan badannya, lalu bertekuk pinggang. "Harus banget?"

"Kalau ingin tahu. Kenapa tidak bertanya langsung padanya, hm?'"

"Nggak peduli." Orange kembali membalikkan badannya ke arah Raisha dan Green.

"Aneh," balas lelaki bertopi tidak habis pikir.

Green selesai menyiapkan barangnya. Ia langsung menoleh pada Raisha, bertanya satu dua hal padanya, "Kau sudah siap?"

Raisha kembali menengadah. "Siap untuk apa?" Matanya menatap ke arah Green, Orange dan lelaki bertopi ini secara bergantian. Tatapannya berhenti di benda yang Green pegang. Terlihat seperti pistol sehingga membuat Raisha panik seketika.

The Doer [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang