Chapter 16 : Memory

197 24 3
                                    

"brush!! "

Mata Donghae membulat, mulutnya menganga

" Donghae-ya, "ucap sang appa terbata

" brugghh, "sang appa terjatuh di lantai

" Lee Donghae, apa yang telah kau lakukan? "tanya sang eomma yang terduduk di lantai tak jauh dari mereka, terlihat tak percaya

Donghae memandang pisau di tangannya, bergetar. Dan memandang sang appa

" bruk!! "Donghae melempar sembarang, pisau tersebut

" appa. . . Appa. .  "Donghae terduduk menghampiri sang appa, memandanginya yang terlihat sangat kesakitan dengan luka tusuk di perutnya

" pergi!! "sang eomma mendorongnya

" appa. . .

"pembunuh!! "

" ani!! "teriak Donghae terbangun dari tidur

" Appa, appa. . ., "ucapnya

" apa benar aku yang telah membunuhmu? "tanyanya terlihat sangat sedih

" jika benar, apa alasannya? "Donghae bermonolog

" kenapa aku membunuh appa? "monolognya masih tak percaya

"Kenapa? Kenapa? "air matanya mulai meluncur

" appa. .  Appa. . . Mianhae, jeongmal mianhae appa. . , "Donghae mulai tertunduk, air matanya semakin deras membasahi selimut

" akh. . ani(tidak), aku bisa, "Ujar Donghae seperti berkata pada seseorang, ya mungkin pada kepribadian lain

"ne," ujarnya lagi

"ok, boleh. Tapi nanti pagi, aku yang mengambil waktu, "

"aku akan tidur sekarang, "ujarnya kemudian merebahkan

. . .

" ahh. .  Akhirnya aku bisa menghirup udara, "ujar Donghae seperti baru bangun

Oh, tidak! Dia bukan Donghae tetapi Shang. . .

" sekarang aku memiliki kesempatan, haruskan aku langgar perjanjian bodoh itu? "ujarnya

" apa maksudmu? "tanya seseorang di dalam sana

" Brother, apa kau berpikir untuk tidak lagi membantu Donghae? "tanya Aiden

" apa maksudmu, Aiden? "tanya Chef  Go

" diamlah, Chef! "ujar Shang dingin

" Shang gege tidak ingin mati. Dia tetap ingin hidup meski hanya menjadi sebuah kepribadian, "ujar Dongji

Y? (Hamkke Kaja!) (On Revising)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang