03 - HAPPY (little thing)

6.2K 680 59
                                    

"Kau tahu Dobby, 'kan? Makhluk pendek jelek goblok yang cuma tahu bagaimana menuruti kata majikan. Nah, kurang lebih sama sepertimu. Bahkan Dobby saja tahu caranya berkhianat" Seorang pemuda berseragam SMA masuk kelas dan langsung mendudukkan diri di salah satu meja murid sambil menunjuk-nunjuk temannya yang sedang menaruh kepala di atas meja, pura-pura tidur.

Demi mendengar nama peri rumah buruk rupa yang ada di novel Harry Potter itu, temannya langsung mendongak dan memicing tidak terima "Aku? Dobby? Nggak ada yang manusiawi sedikit apa buat membandingkan orang, lagipula aku bukan budak, dia bukan majikan, dia itu adikku. Tugasku menjaganya"

Lawan bicaranya memutar mata malas "Aku juga punya adik, dan kami tidak sebegitunya kalau menjaga satu sama lain. Bahkan meskipun adikku perempuan, aku tidak segan-segan memukul bokongnya kalau dia berulah. Kau juga harusnya begitu, menjaga bukan berarti memanjakan, lihat berapa kali Jungkook tidak memperhatikan dirinya sendiri dan membuatmu harus mengorbankan diri, tempo hari lupa tidak bawa seragam olahraga, kau yang dihukum, hari ini lupa tidak bawa bekal makan siang, kau yang kelaparan"

"Masing-masing keluarga punya gaya persaudaraan masing-masing. Kau tidak bisa memaksakan caramu agar sesuai dengan keluargaku"

"Aku tahu. Tapi aku ini sahabatmu, aku tidak suka melihatmu sengsara cuma gara-gara doktrin tidak jelas tentang hadiah tuhan itu. Kalian itu kembar, bukan putra yang tertukar"

"Aishhh... bisa tidak sih kita tidak berdebat soal ini lagi. Kita sudah mengulangi ini berkali-kali dan tidak pernah bertemu jalan tengah, apa kau tidak capek"

"Capek, lah. Aku capek melihat penderitaanmu"

"Thanks" Taehyung menjawab dengan sarkasme yang tidak disembunyikan.

Sahabatnya menghela nafas, tahu benar kalau pembicaraan ini tidak akan berhasil. "Sampai kapan targetmu manabung uang jajan?" tanyanya mengganti topik pembicaraan. Taehyung berpikir sejenak, menghitung perkiraan uang yang ada di celengannya.

"Mungkin dua harian lagi" Jawabnya dengan senyum mengembang, mengingat untuk apa nanti uang itu akan dia gunakan. Pemuda itu lantas menatap sahabatnya "Nanti temani aku cari kadonya, ya?"

Temannya mengangguk, lantas turun dari meja dan mendekati Taehyung. "Nih, makan roti ini buat mengganjal perut" ucapnya sembari menyodorkan bungkusan roti dan air mineral yang tadi sengaja dia beli. "Jangan pakai acara sok nggak butuh, sebentar lagi pelajaran olahraga. Nggak keren sama sekali kalau nanti kau pingsan gara-gara lapar" lanjutnya cepat saat melihat mulut Taehyung yang hendak melontarkan menolakan.

"Aku pergi dulu. Tadi ditantang Hoseok hyung main futsal" Pamitnya setelah memastikan Tae menerima pemberiannya, dia yakin sahabatnya juga tidak akan membuang makanan itu diam-diam.

"Thanks, Jimin"

***

Mereka sepakat menghabiskan akhir pekan di sebuah Night Market yang ada di taman dekat sungai Han. Pasar terbuka yang hanya beroperasi pada jumat malam dan sabtu malam itu menghadirkan banyak sekali hiburan, musik jalanan, makanan ringan mengenyangkan hingga pernak-pernik khas kota Seoul dengan harga miring, membuat banyak anak muda memutuskan untuk melepaskan stress disana.

Taehyung menyetujui usulan Jimin untuk mencari kado disana karena menurutnya akan bisa menghemat uang daripada membeli di pusat perbelanjaan, dan lagi mereka bisa mendapatkan uang tambahan untuk wisata kuliner dengan cara bergabung dengan Yoongi, senior mereka di sekolah yang memang terbiasa unjuk gigi di tempat itu. Well, karena Yoongi bilang suaranya cukup bagus, why not?

"Jungkook-ah, hari ini kita akan pergi ke Night Market. Kau mau ikut?" Taehyung berbisik pada saudaranya sembari membereskan alat tulis. Jungkook yang duduk sebangku dengannya mengangguk antusias.

GOD's GIFT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang