08 - Terpisah

4.9K 652 95
                                    

Author : Aku speecless sebenarnya, di chapter sebelumnya aku nggak bisa balesin komen-komen kalian, Maaf banget (Tapi aku baca semuanya kok). Sejujurnya aku agak shock karena maksud dibalik yang aku tulis berbeda jauhh sama respon pembaca. Hehe... Kayaknya karena aku nulisnya terburu-buru dan jadi nggak hati-hati. Tapi jalan ceritanya nggak rusak kok tenang aja, mungkin selanjutnya aku akan bikin ekstra chapter untuk memperbaiki itu semua.
Dan makasih udah setia meskipun hati diaduk-aduk

Taehyung sudah terbang ke Amerika seminggu lalu, meninggalkan Jungkook yang mau tidak mau harus kembali ke rutinitas awalnya sebagai pelajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung sudah terbang ke Amerika seminggu lalu, meninggalkan Jungkook yang mau tidak mau harus kembali ke rutinitas awalnya sebagai pelajar. Tubuhnya sudah sembuh total, namun semangatnya belum menunjukkan peningkatan. Jin kembali sibuk dengan perkuliahannya yang hampir selesai sedangkan Namjoon semakin sibuk dengan kuliah dan kerja sampingannya.

Jungkook mendadak merasa menjadi anak tunggal, dengan Ayah single parent yang memiliki setumpuk hutang pekerjaan pasca cuti panjang untuk kesembuhan dua putranya. Intinya, dia kesepian.

"Jadi Taehyung tidak pakai ponsel disana?" Tanyanya lesu saat bibi Hyekyo akhirnya menelepon.

"Hmm.. Dia bilang tidak banyak yang dia hubungi. Terus lagi supaya dia fokus dengan terapi. Jadi Tae akan pakai ponsel Bibi kalau butuh apa-apa" Jawab Hyekyo di seberang telepon.

"Sekarang Taehyung dimana?"

"Dia sedang tidur. Sepertinya lelah setelah terapi berjalan"

"Oh. Ya sudah kalau begitu, nanti beritahu dia, ya, kalau aku menelepon. Suruh kirim pesan kalau sudah bangun, biar aku telepon lagi" Ucap Jungkook setelah terdiam lama, wanita cantik lawan bicaranya hanya bisa mengiyakan sebelum kemudian menutup telepon.

Tatapannya beralih pada sosok yang sedang bersandar di kepala ranjang, "Tae yakin tidak mau bicara dengan Jungkook? Dia sangat merindukanmu sepertinya" Tanyanya setelah memastikan sambungan benar-benar terputus.

"Nanti saja, Bi. Aku lelah"

Hyekyo tak bisa mengatakan apa-apa selain menyetujui "Kalau begitu bibi tinggal beli makan malam dulu, ya" pamitnya

Taehyung memandang kepergian bibinya dalam diam. Pandangannya lantas jatuh ke arah ponsel yang sengaja ditinggalkan diatas nakas, menghela nafas. Sejak kemarin, Jungkook dan Ayahnya tak berhenti menelepon secara bergantian. Berbeda dengan sang Ayah yang menelepon diam-diam dan bertanya keadaannya pada Hyekyo, Jungkook lebih jujur dan berharap bisa berbicara langsung dengannya. Sayangnya, Taehyung belum berniat berinteraksi dengan siapapun, dia baru datang ke tempat ini dan merasakan kesunyian yang akhirnya dia harapkan.

.

Setelah lagi-lagi gagal berbicara dengan Taehyung, Jungkook memutuskan untuk membawa langkahnya kembali ke sekolah. Minimal dengan bertemu teman-temannya, dia bisa sedikit melupakan kegalauannya.

Bambam dan Yugyeum, seperti biasa, sedang saling berhadapan di tengah koridor dengan bola sepak diantara mereka. Sembari mengobrol, mereka bertukar tendangan kecil, menyambut Jungkook dengan rangkulan persahabatan dan basa-basi-busuk khas remaja yang berhasil menerbitkan senyum kecil di bibir remaja itu.

GOD's GIFT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang