Prolog

195 8 0
                                    

" Ma, Iren ngantuk " ucap Eirene, puteri keempat Lewi dan Shyra pada Mamanya.

" Sabar ya Sayang... Tahan bentar ngantuknya " ucap Lewi pada puteri kecilnya.

Tak lama kemudian suara keributan Dee, Artemis, Athena dan Abel terdengar, membuat mata Eirene yang tadinya hampir terpejam kini kembali terbuka.

" Kak Abelll..... " Teriak suara-suara gadis kecil itu.

Abel yang dipanggil oleh ketiga gadis kecil itu berlari kencang didepan, ia tak menyadari jika Eirene telah berdiri disampingnya dan menyandung kaki Abel.

" Awww.... " Teriak Abel, otomatis se bungkus besar permen yang dibawa Abel berjatuhan di lantai.

" EIRENE !! " Jengkel Abel.

" Kak Abel nyebelin sihh... Masa punya permen banyak Iren sama kakak-kakak Iren engga dibagi " jawab Eirene sambil menjulurkan lidah.

Dari kejauhan Athena, Artemis dan Dee tertawa melihat aksi cerdik Eirene.

" Tuhkan kemakan pelitnya... Dasar Kak Abel nyebelin..." Jawab Athena gemas.

Kemudian keempatnya mengambil permen yang berserakan dilantai, untungnya bungkus kecil tiap-tiap permen tidak terbuka. Jika terbuka, bisa saja kelimanya kena hukuman mengepel oleh tante-tante mereka yang galak.

Dari kejauhan Rachel melihat keponakan-keponakannya yang sedang bahu membahu membereskan permen yang berjatuhan dilantai, kepalanya menggeleng-geleng singkat tak habis pikir dengan acara kejar-kejaran mereka.

" Sudah kejar-kejarannya ? " Ucap Rachel.

Eirene, Dee, Abel, Athena dan Artemis menoleh kearah Rachel yang sedang membaca tabloid harian di ruang tengah. Mereka tersenyum kikuk ke arah tante mereka.

" Udah Tan... " Kelimanya menjawab serempak.

" Mama kalian nunggu tuh di ruang tamu, tadi yang bilang ngantuk siapa ? " Tanya Rachel.

Eirene tertawa kecil, kemudian berlari kearah ruang tamu dan meluk Mamanya.

" Gimana ? Mau pulang apa mau disini aja " tanya Shyra.

" Disini aja, temennya banyak... Ada Kakak Abel juga " ucap Oline menawari keponakannya.

" Iya nih... Nanti kalo tante Sujin sendirian gimana ? " Balas Sujin dengan wajah dibuat-buat sedih.

Eirene menggeleng, bibirnya mengerucut dan merajuk minta pulang. Sebenarnya ia senang bertemu dengan Tante, Om beserta sepupunya disini namun ada hal yang lebih membahagiakan daripada bertemu mereka.

" Yuk kak Thena, kak Termis... Dee, Eirene udah ngerajuk minta pulang nih... " Ucap Lewi.

Athena, Artemis, Dee dan Eirenepun pamit pada Tante, Om dan sepupu mereka dengan cara salam yang unik-unik. Kini mereka sudah berada di dalam mobil dan Eirene sudah siap-siap memejamkan matanya.

" Dasar Iren pelor..." Ucap Dee kesal.

Eirene hanya cuek menanggapi kesewaotan Dee, ia sudah jatuh ke alam mimpi.

@@@

Eirene terbangun disebuah padang ilalang yang rimbun, seseorang telah memegang sebelah tangannya erat.

" Aku kangen sama kamu " ucap suara itu.

Eirene membalas ucapannya dengan senyum, tangannya ia jauhkan dari tangan seseorang itu.

" Kamu udah lama nunggu ? " Tanya Eirene membahas pertanyaan lain.

Lelaki itu tersenyum," Eirene sayang... Kamu belum jawab pertanyaan aku. Kalo kamu belum jawab aku juga engga mau jawab " ucapnya sarkastik.

" Alfa apaan sih. Aku fikir itu pernyataan bukan pertanyaan " jawab Eirene sambil tersenyum.

Alfa membalas senyum Eirene, matanya memandang langit biru diatas sana.

" Ren... Menurut kamu, bisa engga ya kita ketemu di dunia nyata ? " Tanya Alfa.

" Aku engga tau, cuma takdir yang bisa menjelaskan semuanya " jawab Eirene.

Tak lama tubuh Eirene makin transparan, Alfa menunduk sedih.

" Fa... Aku duluan ya, kayaknya Mama atau Papa ngebangunin aku... Sampai ketemu nanti malam " jawab Eirene.

" Tapi aku masih kangen kamu "

Ucapan Alfa tidak digubris Eirene, karena tubuh Eirene telah menghilang.

@@@

Hayy...

Balik lagi di lapak Ninda yang lain, kali ini Ninda bikin cerita yang lagi-lagi fantasi. Cuma maaf-maaf aja kalo inspirasi Ninda buat cerita ini dari drakor While You Were Sleeping yaitu tentang mimpi...

Kenapa tentang mimpi, karena Soulmate In Einem Traum itu artinya Jodoh Dunia Mimpi.

Happy reading....

Vomment
Votte
Comment

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now