10. Apa Lagi, Sekarang?

59 6 5
                                    

Hampir saja Eirene ambruk, kalau saja tidak cepat ditopang Lewi.

" Irene, kamu baik-baik aja kan Nak ? " Tanya Lewi khawatir.

" Irene inget semuanya Pa, Irene inget. Irene inget siapa Kak Ninno, Irene inget kenapa Irene bisa jatuh dari tangga. Irene inget " ucap Eirene diiringi dengan tangis.

" Alhamdulillah kalau kamu sudah ingat, Sayang... " ucap Lewi tersenyum.

Eirene menegakkan badan, dengan yakin ia mendorong pintu IGD. Mengagetkan Aldan dan Arya yang masih saling berbicara, tak peduli dengan reaksi apapun itu Eirene langsung memeluk Aldan erat.

Menangis sesenggukkan dalam pelukan lelakinya, Aldan yang kaget hanya bisa membalas pelukan itu.

" Hey, kamu kenapa? " Ucap Aldan pelan.

Namun Eirene belum bisa menanggapi ucapan Aldan, gadis itu masih menangis sesenggukkan dalam pelukan Aldan. Ditengah tangisnya, tiba-tiba saja Eirene berucap samar.

" Jangan pergi lagi Kak! Eyes butuh Kakak, bukan orang lain "

Aldan terdiam, kemudian mengangkat wajah Eirene dari dadanya. " Kamu inget semuanya? " Tanya Aldan.

" Eyes inget semuanya Kak, Eyes tahu siapa Kak Ninno " jawab Eirene.

Aldan kembali memeluk tubuh Eirene, kini keduanya sama-sama menangis haru.

Sedangkan Lewi yang tadinya hanya melihat dari kejauhan, kini telah mendekat. Tersenyum melihat puterinya telah menemukan belahan jiwanya yang telah lama tertukar.

Aldan menyadari kehadiran Lewi, lelaki itu kemudian melepaskan pelukannya terhadap Eirene. Tersenyum dihadapan calon mertuanya.

" Om... " Ucap Aldan hormat.

" Tidak apa-apa teruskan saja, saya juga pernah muda seperti kalian " ucap Lewi dingin.

Arya yang mengenal nada suara itu, seketika terdiam. Lalu tak lama ia menoleh kebelakang, memastikan pendengarannya tidak salah.

" Arya? " Ucap Lewi.

" Lewi?" Ucap Arya.

Mereka berucap hampir bersamaan, kemudian tertawa dan saling berpelukan.

" Kami berdua itu sahabat SMA yang sudah lama tidak saling bertemu " ucap Arya sembari tertawa.

" Hahaha, rasanya sudah lama sekali Ya... " Tawa Lewi keluar.

Arya ikut tertawa, " Sepertinya Mr. Ice man yang dulu gue kenal udah cair nih ".

Lewi tertawa, " Elo masih inget aja panggilan gue waktu SMA ".

Eirene tersenyum melihat Papanya tersenyum, ia menyeletuk. " Salah tuh Om, kadang Papa masih engga bisa diajak bercanda. Ice man akan tetap ice man " jawab Eirene.

Arya dan Lewi kompak tertawa, sedangkan Aldan hanya terkekeh pelan sambil mengacak-acak rambut gadisnya.

" Cuma awas aja kalo sampe kak Ninno pergi lagi " ancam Eirene.

" Aku engga akan pergi lagi kok"  jawab Aldan, dikecupnya kening Eirene.

Arya dan Lewi hanya menyaksikan hal itu dengan senyuman lelaki dewasa.

@@@

Beberapa bulan telah berlalu, kini Eirene telah kembali ke Indonesia terpaksa meninggalkan Deemeter dalam kondisi terpuruk dan berhubungan jarak jauh dengan Aldan. Kalau soal Aldan, Eirene masih bisa mentolerir.

Pertemuan dalam mimpilah yang membuat keduanya merasa lebih ringan untuk berhubungan jarak jauh, seringnya Eirene dan Aldan bersyukur atas kelebihan yang mereka miliki. Karena mimpi mereka dipertemukan.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now