3. Mengenalnya

71 5 6
                                    

Sudah dua hari berlalu semenjak pertemuannya dengan Alfa, lelaki itu masih belum mengabarinya apapun. Dua hari inipun dilalui Eirene dengan kesendirian, menikmati keheningan yang entah dari dulu menjadi hal fovoritnya.

Terkadang Eirene bosan dengan hidupnya yang seakan-akan flat tanpa arah, berbeda sekali dengan hidup Deemeter kembarannya yang memiliki letupan-letupan kecil. Karena memang seharusnya hidup seperti itu, penuh dengan kejutan kecil yang mewarnai langkah.

Eirene memotret sepasang kekasih yang sedang bercumbu direrumputan Vondel Park ini, setelah selesai memotret ia memeriksa hasilnya.

Helaan nafas terdengar dari bibir manis itu, harapan memiliki kehidupan cinta yang sama indahnya dengan hasil jepretannya pupus begitu saja.

" Nafasnya gitu banget... Kenapa ? " Tanya suara yang ada dibelakangnya.

Eirene menoleh kebelakang, menatap Alfa yang sedang tersenyum geli sambil memegang dua es krim berbentuk cone. Alfapun memberikan salah satu es krim itu pada Eirene.

" Tau aku disini darimana ? " Tanya Eirene penasaran.

Lelaki itu tak langsung menjawab, ia justru meraih tangan Eirene dan berjalan mencari tempat duduk.

Setelah mereka dudukpun Alfa hanya terdiam menikmati es krim conenya, tidak melihat wajah penasaran Eirene yang menanti jawabannya.

" ALFA !! " jerit Eirene.

Alfa terkekeh melihat ekspresi Eirene, kemudian secara spontan mengacak-acak rambut Eirene gemas.

" Kamu lupa kalau dua hari yang lalu aku udah ngesave nomer kamu ? " Tanya Alfa.

" Engga. Tapi kamu tau aku disini darimana Alfa ? " Tanya Eirene.

" Dasar Ratu Sosmed pelupa, yang nge screenshoot jadwal kunjungan kamu di Belanda dan mengepostnya di status Whatsapp siapa ? " geli Alfa.

Eirene langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal dan menggigit bibirnya malu.

" Kamu lucu banget sih... " Gemas Alfa.

Ponsel Eirene berdering, Eirenepun melihat layar ponselnya yang tertera ' Mama's Calling'.

" Bentar ya Fa " ucap Eirene.

" Iya " jawab Alfa.

Eirene menerima panggilan dari Mamanya, di dengarkannya sapaan pertama Mamanya yang terlihat gembira dari ujung sana.

" Iya Ma kenapa ? " tanya Eirene heran.

" Maaf ya Mama ganggu liburan kamu, Mama cuma mau menyampaikan kabar gembira " ucap Shyra senang.

" Kabar gembira apa Ma ? " tanya Eirene penasaran.

Shyra menghembuskan nafasnya, berusaha mengatur suaranya agar tidak terlihat menggebu-gebu. " Ireeeennn, Deemeter akan segera menikah " ucap Shyra.

" Sama kak Dalton dan kak Hubert ? " tanya Eirene lagi.

" Iyalah sama siapa lagi... Dua minggu lagi Mama dan Papa akan terbang ke Berlin. Kamu di Belanda aja, nanti ke Berlinnya pake kereta aja " jawab Shyra.

" Trus kuliah aku gimana Ma ? Dua minggu lagi itu bukan waktu yang sebentar " keluh Eirene.

" Gampang bisa diatur, itu urusan Mama Papa dan rektor kampusmu " ucap Shyra.

Eirene tersenyum heran, tidak biasanya Mamanya itu mengizinkannya untuk cuti kuliah selama itu, namun sebelum Eirene sempat membalas telpon itu telah tetutup. Tak lama kemudian Alfa mendekat, menyentuh bahunya pelan.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now