15. Pernikahan dan Mulai Terurai

51 6 3
                                    

" Cantik. Cantik banget, iyalah saudara kembar aku gitu " ucap Deemeter saat melihat Eirene telah selesai dirias dengan polesan profesional sekelas bintang hollywood.

Eirene tersenyum, jujur ia bahagia tapi tetap saja ia merasa ada yang janggal terhadap permintaan Shyra seminggu yang lalu.

Ibunya itu keukeh tetap ingin menikahkannya segera dengan Aldan, bahkan tak perlu menunggu waktu yang lama cukup seminggu berselang, pernikahan semegah ini telah dipersiapkan.

Seperti pernikahan kakak-kakak sebelumnya, pernikahan ini tak kalah boomingnya. Karena Shyra adalah seorang desainer ternama, jadi kemanapun wanita itu pergi paparazi akan selalu mengikutinya. Apalagi kini ditambah dirinya yang notabene akan menjadi penerus Shyra kelak, berita pernikahannya kian booming karena netizen dan paparazi haus akan berita dan informasi.

" Apaan sih, Dee. Anak-anak dimana? " Tanya Eirene menanyakan keberadaan putera puteri Deemeter.

" Lagi dibawa sama kak Athena sama kak Artemis diluar " jawab Deemeter pelan.

Tak lama kemudian airmata Deemeter mengalir, ia kemudian memeluk Eirene erat.

" Kok malah jadi kamu yang nangis? Ada apa? " Tanya Eirene.

" Aku cuma inget Papa aja. Kalau Papa masih hidup, Papa yang akan menuntun kak Aldan ngucapin kalimat Ijab, Rene " jawab Deemeter.

" Kamu mengingatkan aku Dee, tapi aku ikhlas kok. Sekalipun bukan Papa yang menjadi wali nikah aku. Masih ada Papi, itu udah cukup buat aku bersyukur " jawab Eirene tersenyum.

Dari jauh Shyra menangis, ia menyimpan sesuatu yang tak bisa ia utarakan pada keempat puterinya. Sesuatu yang besar, sesuatu yang mungkin lebih mengguncang perasaan mereka lebih dari saat mereka tahu kematian Lewi. Ia menahan hal itu dan mulai mendekati kedua puterinya.

" Deemeter, Eirene... " Panggil Shyra.

Keduanya menoleh dan tersenyum saat Shyra memanggil, Shyra semakin dekat dengan keduanya.

" Ayo, kita kedepan. Semua orang udah nungguin pengantin perempuannya, jangan sedih-sedihan ah... Ini hari bahagianya Eirene " jawab Shyra.

Deemeter tersenyum, diikuti Eirene yang juga tersenyum. " Iya Ma... " Jawab mereka serempak.

Mereka bertiga akhirnya beriringan menuju meja ijab kabul, baik Aldan dan Eirene hanya bertatapan diam. Saling merindu, karena Shyra melarang mereka untuk bertemu.

Hingga kalimat ijab itu menguar lembut juga tegas dari bibir Aldan, mensyahkan mereka berdua menjadi sepasang suami istri.

Eirenepun mencium tangan Aldan, lalu Aldan membalas dengan mengecup kening Eirene dalam.

" Ajari aku ya A', ajari aku menjadi istri yang baik buat Aa' " ucap Eirene lembut.

" Kita sama-sama belajar ya Sayang. Ajari aku juga jadi imam yang baik buat kamu, ingatkan aku jika aku berbuat salah " jawab Aldan lembut.

Atmosfer lembut yang didapat, menjadi gaduh seketika tatkala Shyra kemudian pingsan dan Arthur yang kemudian membawa Shyra ke mobil.

@@@

" Apa dok? HIV-AIDS? " Kaget semuanya saat dokter menjelaskan kondisi Shyra.

" Dokter pasti salah diagnosis, cek lagi dok! Mama engga pernah berbuat melewati batas, Mama engga mungkin kena AIDS " shock Eirene.

" Saya tidak mungkin salah dalam mendiagnosis, Mrs Abimanyu sudah setengat tahun ini rutin untuk terapi ARV di rumah sakit ini " ucap Sang dokter pelan.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now