Eirene menatap halaman kampusnya, sampai saat ini ia tidak pernah menyangka bisa berkuliah di tempat ini.
Amsterdam Fashion Academy.
Setelah melalui seleksi panjang, akhirnya ia berhasil pindah ke institut mode yang paling disegani di Belanda. Mamanya? Bukan kepalang senangnya, apalagi sebagian besar cita-cita menjadi seorang desainer itu berasal dari Mamanya.
Disini, nama Mamanya sudah besar. Tidak hanya nama Mamanya, bahkan nama Nininya pun terkenal. Siapa yang tidak kenal dengan Nashyra Abimanyu dan Mutia Judistira Andrean,desainer mode pakaian sekakigus pemilik butik terbesar di Asia Tenggara yang jajaran fashionnya telah mendunia. Bahkan kini Shyra menunjukkan kebolehannya dibidang mode pakaian dalam kancah internasional dan telah memulai debut fashion shownya beberapa bulan yang lalu setelah ia sembuh.
Bahkan dalam dunia mode, nama Eirene telah menggemparkan seluruh seluk beluknya. Disamping karena walaupun ia belum lulus dalam sekolah modenya, tangan Eirene telah dikenal berdarah dingin terhadap desain pakaian.
Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, begitu istilah yang paling pas digunakan saat ini. Karena seratus persen murni, bakat Eirene itu diturunkan dari Mamanya. Seperti Shyra yang tidak akan segan menggunting pakaian langsung dari si pemakai setelah pakaian itu jadi, maka Eirenepun sama halnya dengan Shyra.
Untuk fashion sendiri keluarga Abimanyu tidak perlu diragukan lagi, bahkan kebisaan dalam memilah milih fashion yang murah namun tetap modis dipakai tidak hanya menurun pada Eirene saja. Bahkan walaupun Deemeter, Athena dan Artemis bukan seorang desainer seperti Shyra, selera mereka termasuk bagus bagus terutama dalam hal mix and match.
Seperti halnya perusahaan Lewi yang kepengurusannya turun temurun, bakat Shyra dibidang fashion juga sepertinya turun temurun tanpa Shyra memaksa salah satu puterinya untuk melanjutkan bidangnya. Eirene mencintai dunia fashion atas keinginannya sendiri. Tapi jika dilihat-lihat, sepertinya Freeya puteri dari Athena sudah meminatkan bidangnya di dunia fashion setelah melihat sendiri bagaimana Oma dan Tantenya suka bergelut didunia desain mendesain.
@@@
Setengah tahun sudah kejadiaan itu berlalu, kini Eirene telah disibukkan dengan kegiatan barunya membantu Shyra di butik dan sekolahnya di Amsterdam Fashion Academy. Walau kadang sesekali ia datang ke Jerman menemui keempat bayi kembar Deemeter yang sangat lucu.
" Baik kali ini kelas selesai, sebelum saya meninggalkan ruangan apakah ada yang ingin ditanyakan? " Ucap Mr. Patrick dihadapan sebuah manekin yang telanjang.
Lelaki berumur sekitar 40 tahun itu sedikit mengedipkan matanya, menunggu mahasiswanya ada yang bertanya. Kemudian dengan sedikit gaya flamboyannya, lelaki itu tersenyum.
" Baik, saya rasa tidak ada pertanyaan. Maka say_ " sebelum Mr. Patrick melanjutkan kalimatnya, buru-buru Eirene mengkat tangannya.
" Sorry Mr... Saya ingin bertanya sesuatu " ucap Eirene memotong.
" Oke, silakan Miss Abimanyu " ucap Mr. Patrick.
" Dari materi yang sudah Mr. Jelaskan tadi, bahwa bahan dari kain itu sendiri yang menjadi ciri khusus apakah pakaian itu bisa layak berada di pasar mode era sekarang atau tidak. Pertanyaan yang mau saya ajukan, apabila si pemakai berada dalam musim dingin dan membutuhkan pakaian hangat sedangkan ia memiliki alergi terhadap bulu-buluan tertentu. Sudah pasti si pemakai akan menghindari bahan wol. Lalu alternatif lain dari pakaian hangat selain dari wol itu apa ya Mr ? Lalu apakah di era digital seperti ini adakah perusahaan mode yang mengutamakan kenyamanan pelanggan khusus seperti pelanggan yang memiliki alergi bulu itu ? Itu saja Mr, trimakasih " ucap Eirene diiringi tepuk tangan teman-teman kelasnya.
YOU ARE READING
Zielsverwant In De Droom
RomansaTentang kamu yang kutemui disini Tentang kamu yang baru saja melukiskan kenangan kecil. Tentang kamu yang membuatku takut akan kenyataan Dan tentang kamu yang menciptakan segala hal baru dalam hidupku. ©Copyright 2017