16. Yang Sebenarnya

43 5 0
                                    

Di sisi lain, tangan Ze bergetar hebat. Ia menangis tanpa suara, bahkan Oline menjauh dari Ze.

" Mau sampai kapan kamu menyembunyikan kebenaran? Sampai kita satu persatu mati, kemudian dihantui oleh rasa bersalah seumur hidup? " Tanya Oline menangis, lupa jika dirinya tidak diperbolehkan menangis.

" Mi, jangan nangis " peringat Abel, walaupun ia juga ikut menangis.

" Gimana Mami engga nangis, Bel... Shyra, Shyra... Abel. Saudari kembar Mami terbaring lemah disana karena virus Aids karena lelaki itu. Papi kamu? Papi kamu jadi pembunuh karena lelaki itu. Bodohnya Mami percaya sama segala tipu rayu dia " ucap Oline keras.

" Mi, kecilkan suara Mami. Nanti mereka bisa dengar " ucap Abel.

" Biarkan mereka mendengar, mereka harus tau jika Papi yang membunuh Lewi. Papi  yang sepatutnya dipenjara " jawab Ze.

" Tapi Papi itu korban. Bukan Papi yang membunuh Papa, tetapi lelaki itu " ucap Abel membela.

Mereka bertiga menangisi keadaan, menangisi kebodohan yang terjadi.

@@@

Kembali lagi pada Eirene dan yang lainnya, suasana sudah tidak setegang tadi. Perlahan-lahan mereka mampu mengikhlaskan apapun yang sudah terjadi pada keluarga mereka.

Bahkan dokter telah meletakkan Shyra ke dalam ruang isolasi karena terapi selama setengah tahun yang dijalani Shyra tidak berbuah manis, siapapun tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan itu kecuali tim medis seperti dokter dan perawat.

Saat semuanya sedang bersandar lelah, Eirene juga saat ini bersandar dibahu Aldan. Aldan mendapat sebuah kiriman gambar dan video dari detektif sewaannya.

Tubuh Aldan menegang saat membaca keterangan dari sang detektif, hampir saja ponselnya jatuh jika tidak ditahan Eirene.

" Kenapa sih A'? Siapa lagi yang kirim pesan? Alfa lagi? " Jengkel Eirene.

Eirene membaca pesan itu, ia kemudian terdiam. Bahkan video rekaman cctv kejadian kecelakaan itu mereka lihat bersama.

" A', Aa' yakin dia detektif terbaik? Kok dia sampai salah kasih info sih? Engga mungkin dia A'. Sama sekali engga mungkin, ini engga lucu! " Teriak Eirene.

" Aku juga engga tau Rene, mungkin dia lagi mabuk. Aku akan cari detektif lain " ucap Aldan semampunya.

Sebelum Aldan mengambil kembali ponsel itu dari tangan Eirene, rupanya ia kalah cepat dengan kegesitan Lucas. Lucas yang mendapatkan ponsel itu, langsung membaca isinya dan memutar video yang dikirimkan oleh detektif handal itu.

" Detektif lo bego atau gimana Al? Engga mungkin dia pelakunya, dia itu sepupu Papa sendiri " ucap Lucas tak menyangka.

Kemudian video itu berkali-kali diputar, namun hasilnya tetap sama. 

Razzel Putra Widyatamma Arjuna, Paman mereka yang selama ini baik ternyata adalah dalang dibalik kematian Lewi.

" Engga mungkin Papi yang udah bunuh Papa. Engga-engga-engga... " Teriak semuanya.

Lalu tiba-tiba Oline dan Ze datang, mereka melihat perubahan dari puteri-puteri Shyra dan Lewi yang menjadi tajam.

Athena yang tak kuasa menahan amarah, langsung mendekat kearah Ze. Menatapnya tajam tanpa ampun, kemudian berkata kasar.

" Dasar pembunuh! Kurang baik apa Papa sama Anda! " Ucap Athena tajam.

Ze pucat pasi, kemudian ia bersujud dengan tangan bergetar. ”Maafkan Papi Nak, maafkan Papi " ucapnya menyesal.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now