19. Menyelesaikan Semuanya

49 4 0
                                    

Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya, Aldan akan dengan senang hati mengantarkan Eirene ke kampus. " Udah siap, Eyes? " Tanya Aldan.

Eirene mengangguk, entah kenapa beberapa hari ini ia merasa sangat lemas. Pusing tak tertahankan dan sering sekali mual, namun ketika dirinya telah berada di dekat Aldan rasa nyaman dan enggan untuk pergi itu muncul.

" Kenapa? Kok lihatin akunya gitu banget? " Tanya Aldan yang merasa sedang dipandang lekat oleh Eirene.

" Engga apa kok A', cuma perasaan Aa' aja yang gitu... " Jawab Eirene tak mau mengakui.

Entahlah, Eirene tiba-tiba saja merasa enggan ke kampus dan bertemu dengan banyak orang, lalu jauh dari Aldan yang bertahan disalah satu restorannya untuk mengecek restoran-restoran lainnya dan menyelesaikan rancangan denah yang dipesan klien.

Aldan hanya tersenyum, selama ini ia tidak menyadari perubahan apapun dalam diri istrinya. Baru semalam ketika ia bercinta dengan Eirene, ia menyadari ada perubahan dalam diri istrinya. Yang pertama kali ia lihat adalah perut Eirene yang terasa lebih bulat dan penuh. Setelah ia menyentuhnya, ia merasa suhu dalam perut istrinya lebih terasa hangat dan ia mendengar samar ada detak jantung kecil didalamnya.

" Eirene? " Panggil Aldan.

" Iya A' " jawab Eirene.

" Kamu engga merasa ada yang aneh gitu dalam diri kamu? " Tanya Aldan ingin tahu.

" Aa' kenapa tiba-tiba tanya gitu? " Jawab Eirene.

" Cuma sekedar ingin tahu aja, kamu sadar atau engga tentang perubahan diri kamu " jawab Aldan.

" Perubahan diri apasih A'? Eirene engga berubah apapun " jawab Eirene masih mengelak.

" Perubahan bahwa didalam rahim kamu sekarang ada anak aku! " Jawab Aldan tajam tapi pelan.

Eirene hanya terdiam, mencerna ucapan Aldan. Lalu ia teringat dengan gejala-gejala yang ia alami akhir-akhir ini.

" A... Aku hamil? " Ucap Eirene tak percaya.

Kemudian Eirene menyentuh perutnya, bibirnya tersenyum. Sedangkan matanya mengalirkan air, ia baru sadar itu.

" Jadi yang kemarin aku mual dan pusing itu... " ucap Eirene tertahan. 

Aldan tersenyum, kemudian seperti biasa mengacak-acak pelan rambut Eirene. " Katanya tadi waktu aku tanya ada perubahan apa, kamu bilang engga ada. Sekarang ada? Kamu juga engga bilang kalau pusing dan mual juga " ucap Aldan kesal. 

" Ya... ya mana aku tahu kalau aku hamil. Trus Aa' tau dari mana kalau aku hamil? Padahal kita belum ke dokter dan aku sendiri juga engga menyangka jika aku hamil " tanya Eirene. 

" Walaupun aku bukan dokter, seperti Alfa aku tahu perbedaan suhu perut kamu, Eyes... " Ucap Aldan pelan.

Tadinya Eirene hanya mengangguk, saat ia merasakan bahwa rute yang ia lalui bukan kearah kampusnya. " Kita mau kemana, A' ? " tanya Eirene.

" Aku engga mau hanya menebak, kita ke dokter kandungan sekarang " jawab Aldan.

" Kuliah aku, gimana? " Tanya Eirene.

" Kamu bolos untuk hari ini aja... Nanti gampanglah bawahan aku yang urus semuanya " ucap Aldan.

Eirene tersenyum, ia jadi teringat Papanya saat mengatakan hal itu. Alhasil dirinya hanya menuruti kemauan sang suami.

@@@

" Selamat ya Pak, Istri bapak positif hamil. Usia kandungannya berusia empat minggu " ucap sang dokter setelah selesai memeriksa kondisi Eirene.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now