12. Kenyataannya?

52 9 3
                                    

Dua minggu telah berlalu, keadaan sudah lebih stabil walau Shyra masih terlihat begitu frustrasi atas kehilangan Lewi.

Beban Eirene juga lebih ringan ketika Deemeter memutuskan untuk membawanya dan Shyra sementara waktu ke Jerman, yah walau kurang lebih negara ini juga mengingatkan mereka akan kehadiran sosok Lewi. Karena Lewi lahir di negara ini.

Ditambah lagi keadaan Dalton yang jauh lebih baik setelah ia sempat koma beberapa bulan, sedangkan saat ini Eirene memutuskan untuk mengurus sendiri rencana studinya. Ia dan Shyra telah memutuskan untuk menenangkan diri beberapa waktu di Belanda, jadi kuliah yang selama ini sudah ia jalani di Jakarta ia pindahkan di Belanda.

Saat sedang menerima beberapa email kelengkapan berkasnya, samar-samar Eirene mendengar suara gemercik air.

Awalnya Eirene berfikir itu suara gemericik air saat pelayan rumah Dee sedang mencuci pakaian, tapi lama-kelamaan Eirene tersentak jika suara itu berasal dari kamar mandi dalam yang berada di kamar Shyra.

Eirene berlari kencang menuju kamar Shyra, membuka kamar mandinya secara paksa dan terkaget dengan apa yang ia lihat di dalamnya.

" Mamaaaaaaa..... " Teriak Eirene.

Dengan cepat Eirene berusaha masuk kedalam bathub yang telah penuh air, menyelamatkan Shyra yang telah terapung didalamnya dalam kondisi tubuh memucat dan bibir membiru.

Deemeter dan Hubert datang, Hubert kemudian membantu Eirene yang kesusahan mengangkat Shyra dari bathub.

Dee menangis melihat Shyra yang saat itu tubuhnya telah membiru dan pucat. Hubert yang diliputi rasa panik, ditambah suara tangisan Dee dan Eirene tambah tak bisa fokus menyetir.

Tak lama kemudian, sepertinya Hubert telah berganti menjadi Dalton, lelaki itu jauh lebih berpengalaman untuk saat-saat genting seperti ini. Eirene tidak terlalu tahu pasti, seperti apa Hubert dan Dalton

" Eirene, Dee tenangkan diri kalian. Kepanikan akan membuat segalanya lebih kacau lagi. Dan untuk kamu Dee, ingat ada anak kita di perut kamu " peringat Dalton.

Dee dan Eirene mulai sedikit menenangkan diri, walau rasa panik masih menyelingkupi dirinya.

Hingga sampailah mereka di rumah sakit, sang dokterpun yang tak lain adalah Alfa langsung memeriksa kondisi Shyra.

Reaksi Eirene? Tentu saja kaget. Lelaki ini yang sudah lama tidak Eirene lihat, di mimpi maupun kenyataan. Kemudian lelaki itu tiba-tiba saja muncul kepermukaan berusaha menyelamatkan Mamanya?

Namun untuk saat ini Eirene lebih mementingkan keadaan Shyra, mengenai Alfa hal itu bisa ia bicarakan nanti dengan sang empunya yang kini sedang menangani Shyra.

" Ma, Dee mohon. Bertahanlah untuk kita... Kita akan cari pelakunya sama-sama " rapal Dee dan Eirene bersamaan.

Terlihat wajah Dalton yang mulai mengeras, kemudian di telponnya salah satu anak buah kepercayaannya untuk menyelidiki kasus tabrak lari yang menimpa Lewi.

Itu hal yang Eirene tangkap dari gerak-gerik Dalton, hingga Alfa keluar dari ruang rawatnya.

Deemeter, Dalton dan Eirene mendekat. " Gimana Fa, keadaan Mama?" Tanya Deemeter.

Eirene menoleh cepat kearah Deemeter, ia tidak tahu jika Deemeter telah mengenal Alfa. Daltonpun sepertinya tidak cemburu mendengar Eirene menyebut nama Alfa dengan begitu ringan, kesannya seperti mereka telah terbiasa dengan kehadiran Alfa.

" Tante Shyra sudah melewati masa kritisnya, untunglah beliau cepat dibawa kerumah sakit ini. Kalau terlambat sedikit, bisa saja nyawanya tidak tertolong lagi " ucap Alfa menampilkan wajah pura-pura peduli.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now