2. Meets You

109 7 4
                                    

Eirene menatap Lewi, ia tahu Papanya terluka melihat salah satu dari kelima perempuannya tersakiti. Apalagi harapan Papa terhadap Barra yang akan membahagiakannya harus pupus saat tahu Barra berselingkuh dengan sahabatnya.

" Kamu tidak perlu menatap Papa seperti itu, sebenarnya Papa sudah sangat muak dengan perusahaan dan butik Mama teman kamu yang seakan-akan semenjak Papa dan Mamamu memutuskan bekerja sama dengan mereka seperti memboikot usaha kami. Mama dan Papa juga tahu jika kamu akan diselingkuhi Barra, Papa tahu akan ada luka menganga yang akan kamu tanggung... Tapi kamu harus tau jika Barra bukan lelaki yang baik buat kamu. Papa dan Mama bertahan dengan kerjasama kita karena takut itu akan merubah takdir yang kedepannya akan terjadi Sayang... Mama Papa ingin kamu bertemu dengan soulmate kamu yang sesungguhnya " ucap Lewi.

" Dimana ? Dimana Irene akan bertemu masa depannya Iren, Pa ? Kenapa Papa engga bilang kalau Barra bakalan selingkuhin Irene ? Setidaknya Irene bisa jaga-jaga Pa " ucap Eirene.

Lewi mendekat kearah Eirene, memeluk puterinya yang kini mulai terisak-isak kecil. Dielusnya kepala Eirene lembut, begitu pula Shyra yang juga ikut memeluk keduanya.

" Kayaknya kamu perlu berlibur deh Ren... Papa ngizinin kamu ngunjungin makam Oma di Amsterdam sekaligus jalan-jalan " ucap Lewi entah kenapa terasa baik sekali.

Eirene menatap Lewi heran, jarang sekali Papanya itu memperbolehkan Eirene terbang ke negara tetangga sendirian. Bukan jarang lagi, hampir tidak pernah karena sekarang Papanya itu memperbolehkannya.

" Papa engga lagi bercandakan ? " Tanya Eirene.

" Ya engga dong Sayang... Jangan pikirin kuliah kamu. Masalah itu bisa Papa atur, selama inikan kamu jarang absen kuliah... Waktunya kamu liburan " ucap Lewi.

Eirene tersenyum, mengiyakan kemauan Papanya.

@@@

Disinilah Eirene sekarang, tersenyum dihadapan sebuah bangunan tua yang kini dinobatkan sebagai museum seni kontenporer. Oude Kerk, museum sekaligus gereja yang sampai saat ini masih difungsikan.

Di lehernya, tergantung kamera DSLR keluaran terbaru hadiah dari Papa dan Mamanya di ulangtahunnya yang ke 19. Saat tangan cantik itu ingin memotret bangunan tua itu, tiba-tiba saja seseorang bersua didekatnya.

" Masih suka fotografi, aku fikir setelah punya pacar kesukaan kamu berubah " ucap lelaki itu.

Eirene membatalkan niatnya mengabadikan bangunan tersebut, kemudian ditatapnya kesal seseorang yang ingin mengganggunya. Tapi sebelum itu terjadi, niatan Eirene terhenti begitu saja.

" Alfa... " Cicit Eirene.

" Kamu apa kabar ? Lama kita engga jumpa. Engga jumpa dimimpi, eh taunya ketemu di realita ya " kekeh Alfa.

Eirene kemudian menatap tajam Alfa, matanya menyiratkan kemarahan. Bibirnya membisu, bahkan senyumnya hilang tertelan kemarahan.

" Kamu fikir ini lucu ? Kemana kamu setengah tahun ini ? Kenapa pergi ? " Tanya Eirene tajam.

Alfa tersenyum, kemudian tangannya mencubit pipi chubby Eirene. " Ihh luthunya kalo lagi ngambek. Aku seneng kita bisa ketemu di dunia nyata Ren, akhirnya " jawab Alfa.

Eirene menepis tangan Alfa, kemudian ia berjalan menjauhi Alfa yang masih setia mengejar dirinya.

" REN....IRENE.... " panggil Alfa keras.

Eirene tak memperdulikan panggilan Alfa, tidak hanya dicampakan oleh Barra tapi seakan-akan Eirene juga dicampakan Alfa.

" Het spijt me. Sorry dat ik je laf ben. Ik wil geen doorn in je relatie zijn, omdat ik niets kan verbergen. Alles is duidelijk zichtbaar in mijn oogbollen, als ik van je hou, Ren... (Aku minta maaf. Maaf sudah menjadi pengecut dihadapanmu. Aku tidak ingin menjadi duri dalam hubungan kalian. Karena aku tidak bisa menyembunyikan apapun lagi, sebab semua terlihat jelas di bola mataku. Aku mencintaimu,Ren)" Ucap Alfa dengan suara lantang menggunakan bahasa Belanda.

Zielsverwant In De DroomWhere stories live. Discover now