2 - Dasi berdarah

66 9 2
                                    

Jangan suka nge-judge orang
Kalau loe nggak tahu duduk perkaranya
....

"Sat! Balik kekelas!" Ucap Leon dengan nada memerintah. Matanya menyorot Satria tajam. Membuat Satria mengangguk menuruti perkataan kapten tim basketnya.

"Dan loe! Ikut gue!" Leon menarik tangan Bianca paksa.

....

"Eh Kampret! Lepasin gue!" Bianca tak henti-hentinya memaki Leon yang sedang menarik tangannya dengan paksa.

Laki-laki itu tetap berjalan dengan langkah cepat. Ia sama sekali tak menoleh ataupun sekedar melirik gadis dibelakangnya itu. Tangan kokohnya menarik tangan Bianca tanpa menghiraukan rontaan beserta makian dari gadis itu.

"Budek!"

"Kecoa!"

"Ulet bulu!"

"Tiang listrik!"

"Perkedel!"

"Tauco!"

"Pecel!"

"Gule!"

"Anak kadal!"

"Bangke!"

"Pete!"

"Jengkol!"

"Rengginang!"

"Berisik! Bisa diem nggak?" Leon menghentikan langkahnya, berbalik menghadap Bianca. Laki-laki itu menatap Bianca tajam.

"Nggak bisa!" Bianca balik menatap Leon sengit.

Bianca mengernyit herat ketika Leon malah melepaskan dasi dari kemeja putih Laki-laki itu.

Mata Bianca membelalak kaget ketika Leon tiba-tiba membekap mulutnya dengan dasi lalu membentuk ikatan mati di belakang kepalanya.

Seketika rasa perih menjalar di sudut bibir Bianca. Bekas tamparan Satria tadi semakin terasa menyakitkan karena tertekan oleh dasi itu.

Ingin sekali Bianca memaki dan menyuruh laki-laki didepannya ini untuk membuka ikatan dasinya. Tapi apalah daya, Leon tak memperdulikan Bianca dan tetap berjalan dengan langkah cepat sambil membiarkan mulut Bianca tertutup sempurna dengan dasi, tak lupa ia juga mencengkeram kedua tangan Bianca agar gadis itu tak dapat memberontak.

....

Sudah Bianca duga, laki-laki ini akan membawanya ketempat bertuliskan "Ruangan BK". Tempat dimana siswa-siswi yang bermasalah akan keluar dari ruangan itu dengan ekspresi wajah yang mengenaskan akibat hukuman yang ditetapkan oleh sang guru. Dan sudah berkali-kali pula Bianca mengunjungi tempat tersebut.

"Assalamualaikum Pak Broto," ucap Leon sopan diambang pintu.

"Waalaikumsallam. Eh Leon! tumben kesini, ada apa?" Ucap Pak Broto sedikit kaget melihat salah satu siswa terdisiplin disekolah ini mengunjunginya diruang BK.

"Ini pak saya bawa siswi perempuan yang bikin onar di lapangan." Leon menarik Bianca agar ikut memasuki ruangan itu.

"Bianca!!!" Pak Broto tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

Leon melepaskan ikatan dasi pada bibir Bianca yang dihadiahi pelototan gratis dari gadis itu.

Bianca memalingkan pandangannya dari manik hitam milik Leon, memandang wajah sang guru yang tengah menatapnya garang.

Ia berusaha tersenyum semanis mungkin kepada salah satu guru terganas disekolahannya itu, walaupun yang terlihat diwajahnya malah senyum yang dipaksakan.

Bi (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang