12

223 25 2
                                    

"Aku mencintaimu"

Mata Feby membulat saat mendengar ucapan singkat Kai. Air matanya terhenti seketika. Berusaha memahami lebih dalam ucapan kai barusan.

"Ah- maaf. Lupakan saja. Bicaraku tidak jelas"

Kai mengubah duduk nya menadi lurus kedepan dan menatap ujung sepatunya.
Feby hanya mengukir senyum simpul di bibirnya

>>>

"Hmm itu. Sshh.. k-kau boleh tetap dikamarku saja. Kau boleh menemaniku malam ini"

Feby menggigit bibir bawahnya canggung.
Kai hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Tenang saja, aku tidak bisa macam macam denganmu"

"Aish, kau ini. Aku tidak berpikir seperti itu"

Feby dan Kai terkekeh kecil dan Feby beranjak naik ke ranjangnya.

~

Feby sedikit terusik karna suhu dingin di kamarnya. Ia menggeliat dan mengubah posisi tidurnya berbalik. Feby sedikit terkejut saat melihat Kai yang sudah berada di hadapannya. Kini mereka saling tidur berhadapan dengan jarak yang sangat tipis. Matanya terpejam dan nafasnya sangat tenang.

"Apakah dia tertidur?"

Feby merendahkan suaranya hingga hampir tak terdengar.

Feby memperhatikan setiap detail wajah Kai yang tenang dan damai. Matanya memiliki kelopak ganda yang cantik, dibawah matanya ada sedikit kantung mata. Bulu matanya sedikit lentik. Feby terbayang saat dimana Kai menatapnya dengan tatapan setajam itu.

"Matanya sangat cantik"

Feby terkekeh perlahan tak mau mengusik Kai.

"Bagaimana dia bisa tidur seperti ini? Aneh. Dia benar belum mati"

Feby beralih menatap sekitar pipi mulusnya, hidung, dan bibirnya yang terlihat seksi.

"Bibirnya.. se-

Wahh, apa yang kupikirkan? Bodoh kau Feby!"

Feby menggeleng menyadarkannya dari pikiran pikiran yang tak diinginkannya.

Feby terkejut saat tiba tiba Kai bergerak menggeliat dan sedikit mendenggelamkan wajahnya ke bantal. Matanya terlihat menerut. Nafasnya perlahan menderu kencang dan mengalir sebutir dua butir keringat transparan di dahinya.

"Ada apa dengannya? Seperti nya dia mimpi buruk.. -eoh, apa itu?

Air mata?

Dia menangis?"

Terlihat setetes air keluar dari mata kai yang masih terpejam dan mengalir menyusuri tepian matanya.
Feby membenahi posisinya menjadi sedikit menjauh dari Kai.

Nafas Kai semakin tak teratur dan semakin cepat.

Feby tersentak saat Kai yang tiba tiba bangun dan duduk memunggunginya.

"K-kai.. ada apa? Kau baik baik saja?"

Feby duduk di atas ranjangnya dan masih menjaga jarak dari Kai. Ia tidak tahu apa yang akan Kai lakukan nantinya. Ia tak membayangkan jika tiba tiba Kai berubah seperti saat itu.

Kai tidak menjawab dan terlihat masih mengatur deru nafasnya.
Bahunya terlihat naik turun dengan cepat mengiringi nafasnya.

Feby menelan ludahnya dengan susah payah dan mendekati Kai perlahan.

"Kai? Kau bermimpi?"

Belum ada jawaban dari Kai. Kepalanya tertunduk dan tangannya terlihat mengepal kuat.

Whistle • exoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang