16

244 35 1
                                    

Aku seperti orang bodoh saja yang hanya berdiri diam menyaksikan keadaan genting seperti ini.

Rasanya aku ingin berteriak kencang untuk menghentikan ini semua.

Tanganku terus mengepal kuat mengalihkan rasa takutku yang memuncak.

Mereka masih dalam moment diam. Belum ada yang membuka pembicaraan untuk menenangkan pihak manapun.

Lucifer Kai itu masih bermain dengan pisau nya. Memutar mutar mata pisaunya menghadap Kai dan Baekhyun bergantian. Senyum liciknya terukir jelas. Matanya penuh dengan kepuasan, seolah olah ia mendapatkan mangsa yang enak.

"Setelah aku menahannya cukup lama, akhirnya kau sendiri yang membuat mautmu datang"

Aku sedikit tersentak mendengar penuturan lucifer itu.

Aku tidak paham apa yang dikatakannya. Walau mungkin penuturan nya bukan diarahkan untukku.

"Ya. Sudah lama aku melihatmu berkeliaran kesana kemari mengikuti gadis spesial itu"

Ia menunjukku dengan ujung pisaunya.

Tatapan tajam nya bertemu dengan mataku.

Masih dengan smirk nya, lucifer itu perlahan melangkah mendekatiku.

"Berhenti disitu! Jangan dekati dia! Ini urusanku dengan mu!"

Kai berteriak dari tempatnya.

Tapi seolah tak mendengar perintah Kai, lucifer yang menguasai tubuh Kai ini masih saja melangkah mendekatiku. Langkahnya sangat perlahan hingga seolah sengaja membuat keringatku bercucuran.

Seiring langkah nya, aku mengambil langkah demi langkah mundur untuk setidaknya menambah jarak dengannya.

Sial. Tubuhku bersentuhan dengan dinding yang dingin di rooftop ini.
Itu artinya, sudah tidak ada jalan lain untuk menghindari lucifer Kai.

Mataku menatap Baekhyun yang sedikit mengendap mengikuti langkah lucifer ini. Nafasku mulai tak beraturan seiring menipisnya jarakku dengan lucifer Kai.

Aku merasa sebuah besi dingin menempel di dagu ku. Tau apa benda ini, aku hanya memejamkan mata. Mengharap seseorang bisa menolong ku disini.

Lucifer dalam tubuh Kai itu mendekati wajahnya dengan ku. Semakin dekat, hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya diwajahku.

Perlahan ia mendekatkan bibirnya ke telinga kiriku

Fuuu~ ffuuii fiiuuuf~

Ia bersiul tepat di telinga kiriku. Nada siulannya membuat seluruh bulu kudukku berdiri sekaligus mencekat nafasku.

Uap dingin yang keluar beriringan dengan siulannya bertabrakan dengan kulit pipiku.

Rasanya maut sudah di depan mata ku. Mengingat mata pisau yang masih menempel di daguku, yang sewaktu waktu pisau itu akan menyatat kulit leherku dan terbasuh darah segarku.

"Listen to this melody.. kamu akan tau semuanya. Kau yang perbuat, kau yang membayar"

Leherku bagai dicekik kuat mendengar bisikan yang sangat lembut dari lucifer dalam tubuh Kai itu.

Mataku perlahan terbuka untuk memastikan adakah jalan keluar untuk menghindari iblis ini. Walau itu sedikit, hanya berharap.

Yang kulihat pertama saat ku buka mata adalah wajah Kai yang sangat dekat dengan wajahku. Kalau tidak mengingat ia adalah iblis, aku sangat canggung dan malu dapat sedekat ini dengan seorang pria. Tapi itu semua terganti dengan rasa takut yang bertubi tubi.

Whistle • exoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang