"Baekhyun, aku ingin bicara dengan mu"
.
.
.
.Sehun dan Baekhyun kini berada di halaman rumah d.o dan Lay. Melihat salju yang turun beramai ramai. Suhu dingin disekitar mereka seolah merambat hingga tulang.
"Aku mengerti berapa banyak pikiran dalam kepalamu sekarang. Jadi, ku beri kesempatan untuk kau bertanya, semua yang kau pikirkan"
Baekhyun tersenyum simpul dan menatap langit gelap, kemudian menundukkan kepala menatap ujung sepatunya. -rasa nya sangat banyaj pertanyaan di pikiran nya. Ia bingung, bagaimana menyampaikan seluruh pikirannya yang saling beradu sekarang.
"Terlalu banyak, hyung. Aku tidak akan meminta penjelasan pasti siapa mereka. Hanya dengan melihat mereka yang selalu melindungi Feby, itu sudah cukup untuk ku kenal mereka, -yah, mereka pasti orang orang baik"
Sehun menatap Baekhyun yang masih menatap random ke sekelilingnya. Sehun mengukir senyuman tipis.
"Ya, aku tau. Kau pasti berpikir seperti itu. Terimakasih Baek. Kau tak perlu khawatir, mereka tidak akan membahayakan siapapun"
Baekhyun hanya mengangguk memahami penuturan Sehun.
"Bagaimana dengan Chanyeol? Apa dia baik baik saja?"
"Entahlah, dia belum juga sadarkan diri"
"Mmm, kai? Bagaimana keadaannya?"
"Ah itu juga aku tak tau, d.o dan xiumin sedang mengurusnya, hanya mereka yang dapat membantu. Bagaimana Feby? Apa dia baik baik saja?"
Baekhyun megangguk.
"Dia tengah tidur. Seperti nya dia masih takut dengan kejadian tadi. Ya bagaimanapun itu cukup mengancam nyawanya. Aku juga khawatir"
"Ya aku tau itu. Yasudah, kau masuk saja, disini sangat dingin"
"Baiklah"
~
.
.
.
.
.Feby menggeliat. Matanya terasa sangat pegal karna menangis tadi. Feby mengerjap beberapa kali menajamkan pengelihatan nya. Ia melihat jam dinding yang menunjukan pukul sebelas malam. Feby menoleh pada Baekhyun dan Sehun yang tertidur di sofa di dekatnya.
Feby menurun kan kakinya menapak ke lantai, ia beranjak mencari dimana yang lain berada.
Feby berjalan gontai menuju sebuah kamar yang pintunya tak tertutup dengan benar. Ia membuka pintu kamar itu dan melihatkan Chanyeol yang tengah berbaring di sebuah ranjang cukup besar. Matanya terpejam rapat, wajahnya masih dipenuhi luka lebam dan terlihat bekas darah yang mengering di sudut bibirnya.Feby duduk di tepian ranjang tepat di sebelah Chanyeol. Feby meraih punggung tangan Chanyeol dan menggenggamnya.
Feby merendahkan suaranya hingga terdengar membisik."Oppa.. maafkan aku. Apa ini karna Lanami? Atau karna diriku?"
Feby memandang detail wajah Chanyeol yang terlelap.
"Oppa, sadarlah. Aku tak bisa melakukannya tanpamu.. oppa, tolong.. sadarlah"
Feby memejamkan matanya. Ia sangat ingin menangis, tapi matanya terasa pegal, ia tak ingin menambah bengkak dimatanya. Kepalanya terasa pening dan pandangannya berat.
Feby merasakan sesuatu bergerak di tangannya. Ia membuka matanya dan melihat tangan Chanyeol yang bergerak di dalam genggamannya. Feby teralih pada wajah Chanyeol. Perlahan mata Chanyeol terbuka memperlihatkan pupil coklat nya yang indah.
"O-oppa.. kau mendengarku? Oppa"
Chanyeol feby dibalik mata sendunya.
"Feby.. kau baik baik saja?"
Chanyeol membenahi posisinya menjadi duduk bersandar di tempat tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Whistle • exo
Misterio / SuspensoKu usik jiwamu, hingga iblis itu terganggu, dan kau kembali padaku.