10

283 26 1
                                    

Agustus 2013

Pagi ini terasa dingin. Feby harus berangkat sekolah sepagi ini untuk hadir di kelas jam ke 0. Pihak sekolah dan wali kelas mengadakan jam ke 0 untuk persiapan siswa siswi kelas 6 menghadapi Ujian kelulusan sekolah dasar.

Feby menggenggam tas ranselnya yang sudah melekat di punggungnya sejak tadi. Langkahnya ia mantapkan memasuki gerbang sekolah.

Sekolah masih terlihat sepi, ya memang, Feby terlalu bersemangat sampai sampai datang sepagi ini bahkan sebelum jam ke 0.
Pikiran Feby tentang dirinya yang tiba di sekolah paling awal hilang karna melihat dua teman nya telah menanti di pintu kelas.

"Hay Feby"

"Oh, hai. Ternyata kalian sudah disini, Joy, krystal"

Mereka memasuki ruang kelas yang masih sedikit gelap. Feby sedikit mendahului langkah mereka berdua. Pundak Feby terasa berat dengan rangkulan salah satu temannya.

"Apa kalian sudah mempelajari lebih dalam tentang materi hari ini?"

Feby bertanya tanpa menatap kedua teman di belakang nya.

"Ya tentu saja sudah"

Krystal mempercepat langkahnya dan mendahului Feby, disusul dengan Joy.

Tunggu, Feby masih merasa ada tangan yang merangkul di pundaknya.

Mata Feby membulat saat benar benar melihat kedua temannya sudah di depannya.

Mereka hanya bertiga di kelas sekarang. Feby, Joy, Krystal.






Atau mungkin mereka tidak hanya bertiga sekarang.















Feby,




























Joy,




























Krystal,
Dan...



































Lutut Feby melemas saat melihat jari jari menghitam di pundaknya, jarinya nampak berkeriput, busuk dan berdarah.

Feby memberanikan diri menoleh sedikit demi sedikit, melirik dari sudut matanya.

Mulai terlihat,

Benar, seseorang sedang merangkul nya

Bukan Joy,

Bukan Krystal.

Seorang seperti kakek kakek dengan wajah yang seperti, entahlah mungkin

Hampir membusuk.
Darah di wajahnya udah menghitam dan mulutnya yang mengeluarkan cairan kental hitam.





Pandangan Feby menghitam. Ia tak lagi merasakan kakinya. Semua tubuhnya terasa lemas. Pandangannya memburam dan perlahan lahan tak terlihat.

Gelap.





Feby membuka matanya perlahan. Terlihat bayangan bayangan samar di sekitar nya. Feby mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangannya. Ia melihat wali kelasnya, seorang temannya, kepala sekolah dan seorang pria asing duduk di sekitarnya.

Feby melihat sekeliling ruangan dan membenahi posisinya menjadi duduk.

Sekarang ia berada di kantor guru dan ia baru saja berbaring di sofa tamu ruang ini. Feby kembali mengingat apa yang membuatnya berada disini.

Whistle • exoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang