Author POV
Bulan langsung menemui Fany di kelas dan menceritakan kejadian tadi malam dan menceritakan kejadian bersama Bintang.
"Apa nyokap lo mau nikah sama bokapnya Missel. Tapi Bintang kenapa care ke lo ya, denger denger si Bintang itu dingin banget sama cewe."
"Kalo nyokap gue nikah sama om Yanto, mungkin gue gabakal lagi di Indonesia. Gue malah bersyukur banget bisa ngobrol sama kak Bintang walaupun itu hanya sebentar." Ucap Bulan sambil tersenyum mengingat kejadian tadi.
"Hah maksud lo gimana?" Fany yang tidak mengerti maksud Bulan itu apa
"Gue bakal ngikut bokap gue di Perancis"
"Kok lo gitu si, kalo lo pergi gue disini sama siapa terus Bintang gimana?" memanyutkan mulutnya
"Maaf, sebenernya gue juga ngga mau tapi harus gimana lagi. Kalo disini gue males liat Missel, kalo gue jodoh sama Bintang pasti gue ditemuin lagi."
"Gue ngertiin perasaan lo kok." ucap Fany lalu memeluk Bulan.
"Ternyata lo disini." ucap Missel, Bulan dan Fany kaget dan menatap Missel dengan malas.
"Gue males ribut sama lo." sambil menatap Missel dengan malas.
"Gue juga males liat lo."
"Kalo lo males liat gue, kenapa lo ada disini."
"Gue kesini karena lo udah ngerusakin acara gue tadi malem, dan sebentar lagi lo jadi adik gue lo harus tunduk sama gue karena lo ngerusak acara gue."
"Hah ade lo, kita tu seumuran dan gue gamau punya sodara kek lo, dan acara lo rusak bukan karena gue yaitu bokap lo sama lo juga!" Bulan langsung emosi.
"Gue juga gamau kali, kok bokap gue sama gue juga si? Lo harus minta maaf ke gue karna lo udah ngerusak acara gue."
"Karna bokap lo sama lo nyari gara gara, gue males ngobrol sama lo." ucap Bulan lalu pergi dari kantin dan diikuti Fany.
Bulan dan Fany memesan bakso pak Ujang dan mereka duduk. Bulan masih kesal dengan Missel yang sering cari gara gara.
"Jangan cemberut aja lah lan, liat ke sana deh ada doi lo lagi makan bakso di pojokan " ucap Fany. Bulan pun langsung melihat ke arah pojokan
"udah denger kata doi aja langsung ngebet liat." lanjut Fany. Bulan hanya bisa tersenyum sambil melihat Bintang.
Makanan yang sudah dipesan sudah sampai dan sudah ada di hadapan Bulan dan Fany.
"Gak bakal dimakan nih bakso nya, yaudah buat gue aja ya."
"Dih lo rakus "
"Dikira lo gabakal makan habisnya lo ngeliatin aja kak Bintang." ucap Fany melihat Bulan sangat lahap.
"Laper atau doyan neng?"
"Dua duanya Fan habisnya gue belum sarapan."
"Hah diduain, sejak kapan lo diduain pacar juga kagak punya lo." ucap Fany ngasal.
"Ah lo budeg atau conge si, gini gini juga jomblo berkualitas."
"Budeg sama conge sama aja kali, jomblo aja bangga."
"Banggalah ga ada yang ngeribetin, yang jelas lebih bebas."
"Terus kenapa lo ngincer kak Bintang?" ucap Fany memperkencilkan kata 'kak Bintang'.
"Karena dia sumber penyemangat gue, kan gue jomblo jadi gue bebas dong gak ada yang ngatur gue. Dianya juga masih jadi doi gue bukan pacar gue." ucap Bulan kaga nyambung.
"Terserah lo aja deh."
"Weekand lo mau kemana?" tanya Bulan.
"Gue di ajak Ari jalan, kenapa emang?" tanya Fany.
"Ngga cuman nanya doang kok." ucap Bulan dan langsung meneruskan makan bakso nya.
"Bulan gue ke taman dulu ya."
Bulan cuman berdehem saja dan meneruskan makannya, tapi Bulan merasa ada orang duduk di depannya. Perlahan Bulan mengangkat kepala dan ternyata.
To be continued...
Maaf ya dipotong ceritanya
Simak terus ya ceritanya
Jangan lupa vote dan comment. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionIni tentang Bulan yang menyukai Bintang, kakak tingkatnya. Seketika semesta memperizinkan mereka dekat, tapi semesta juga memberi tahu Bulan, kalau ia harus melepaskannya. Akankah Bulan tetap menyukai Bintang?