Bulan sedang berjalan sendiri di koridor kelas 12, Bulan berniat mengembalikan tempat makan Bintang. Tapi Bulan berhenti melangkah dan menyebunyikan diri di balik tembok. Bulan yang masih memperhatikan sosok perempuan yang sedang berbincang dengan Bintang, Bulan yang penasaran dengan perempuam itu. Bulan yang masih memperhatikan perbincangan mereka yang sedikit jelas.
Sedikit demi sedikit air mata Bulan mengalir dengan deras, tempat makan yang tadinya masih tergenggam langsung dijatohkan oleh Bulan, dan langsung berlari. Tapi ada seseorang yang melihat Bulan sedang berlari dan dipenuhi dengan air mata nya
Bulan berlari melewati aula yang banyak siswa siswi yang sedang melihat pertandingan voli, langsung meliha ke arah Bulan yang sedang berlari sambil menangis. Semua orang melihat Bulan hanya aneh dan tidak memperdulikan
Sudah lama Bulan berlari dan ia sekarang ada di rooftop sebernarnya Bulan pertama kali ke rooftop. Bulan melihat gedung gedung tinggi di Jakarta, angin sepoy sepoy dan langit yang sangat cerah membuat Bulan nyaman berlamaan disini.
Bulan kembali mengingat kejadian tadi hanya bisa menangis"Gak usah nangis, jelek" sambil memberi tisu
Bulan yang kebingungan melihat seseorang yang tiba datang dan memberikan tisu. Bulan masih terdiam dan masih setia melihat seseorang itu
"Kalo nangis sediain tisu, kasian bajunya basah karena air mata lo" sambil tersenyum sangat tulus
Bulan yang masih terdiam dan mengambil tisu itu. Bulan yang masih aneh kepada seseorang itu. Pertama kali bertemu dengannya, orang itu sangat jutek kepada Bulan, tapi sekarang orang itu bersikap manis kepada Bulan. Orang itu adalah Gilang Anugrah sikap yang sangat dingin sama seperti Bintang sahabatnya
"Gue tau kok lo nangis cuma gara gara Bintang kan" Gilang langsung to the point kepada Bulan
Bulan yang kebingungan, kenapa Gilang bisa mengetahui kalo ia nangis cuma gara gara Bintang
"Kenapa juga gue nangisin kak Bintang" sekarang Bulan memberanikan membuka suara
"Karena lo suka sama Bintang"
Mulutnya yang kaku, tidak tahu harus menjawab apa. Ucapan ucapan Gilang selalu benar membuat Bulan susah untuk menjawab
"Kok diem, berarti perkataan gue tadi bener dong"
"E-enggak gitu. Gue gak suka sama kak Bintang kok"
"Gak usah boong, kelihatan lagi boongnya"
"Tapi kenapa lo tiba tiba ngomong ke gitu?"
"Dari sudut muka lo, lo suka sama Bintang"
"Emang keliatan gitu"
"Iya, barusan tadi gue liat lo di koridor terus tiba tiba lo pergi sambil nangis"
Hah tadi dia liat gue nangis sambil lari., Bintang sadar gak ya kalo gue suka sama dia, tapi masa si keliatan si. Pasti dia lagi ngibul.
"Btw, cewe yang tadi mirip lo ya"
"Ya itu kakak gue" Bulan yang masih menatap ke depan
Gilang yang masih tidak percaya, dan masih melihat Bulan terpangap-pangap. Bulan yang masih menatap ke depan tetap masih sadar kalo orang di sampingnya kaget sambil mulutnya terpangap-pangap. Bulan yang dari tadi menahan ketawa, tapi bulan hanya tersenyum saja
"Gak usah gitu juga ekspresi nya"
Gilang langsung membenar wajahnya yang dari tadi masih terpangap-pangap
"Terus gimana?"
"Ya gak gimana gimana"
"Tapi lo sebelumnya gak tau kalo kakak lo punya pacar yaitu Bintang"
"Dia gak pernah cerita soal apapun termasuk dia punya pacar atau enggak"
"Terus satu tahun yang lalu dia kemana? Dan tiba tiba meninggalkan semua tanpa kabar"
"Gue gak tau alasan dia pergi tanpa kabar ke kak Bintang, tapi yang gue tau dia pergi karena dia pingin ngikut bokap gue ke perancis"
"Tapi dia ngehubungin lo sebelum dia datang ke sini"
"Dia hubungin gue bakal balik ke indonesia hari jumat, tapi dia balik hari ini tanpa ngasih tau gue"
Yang dimaksud Andra 'kalo lo tau sebenernya lo pasti sakit', berarti ini maksud dia itu. Tapi gue gak boleh nangis lagi, gue harus inget inget kata kata gue sendiri. Kalo kak Bintang kembali bersama dengan kekasihnya, gue harus ngejauh dan lupain, gue gak mau nyakitin perasaan kakak gue sendiri, walaupun gue juga sakit. Figthing.
Bulan langsung mengelap air matanya dengan tisu dan langsung tersenyum, Gilang yang melihat itu, langsung tertegun dengan senyuman cantik Bulan
"Lo mau kemana?"
"Gue mau ke bawah"
"Yakin lo gak papa"
"Gue gak papa kok, gue ke bawah dulu ya"
Gilang masih setia melihat punggung Bulan dan sampai tak terlihat lagi.
Bulan langsung ke kelasnya dan melihat Fany yang sedang asik main hape, Bulan langsung duduk di di samping Fany. Bulan dan fany masih tetap diam, Fany yang tidak kuat dengan keheningan, dia langsung membuka suara
"Habis dari mana?"
"Fan gue boleh nanya ke lo?" Bulan yang tidak menjawab pertanyaan Fany, malahan Bulan yang membalik pertanyaan kepada Fany
"Mau nanya apa?"
"Sebenernya lo tau kalo kak Bintang pacaran sama kakak gue"
Fany yang kaget, tidak tahu harus menjawab apa. Fany hanya terdiam
"Tadi gue liat Syifa sama Bintang lagi ngobrol, gue juga kaget kalo Syifa udah datang ke Indonesia, kirain gue Syifa datangnya besok" Bulan hanya tersenyum
"Sorry gue enggak ngasih soal ini"
"Gue tau kok maksud lo itu baik, tapi gue ya aja gak pernah dengerin lo sama Andra"
"Kakak lo udah nyamperin lo?"
"Belum tuh, mungkin dia lagi flasback sama Sma disini"
"Mungkin, tapi lo harus semangat. Figthing"
Bel sekolah sudah berbunyi dari tadi, Bulan yang berencana main bersama Fany tapi dia langsung membatalkan karena sekarang ia ingin mengurung diri di kamar. Bulan melihat motor gede di halaman rumahnya yang sangat familiar bagi Bulan.
"Mikum" Bulan langsung masuk dan Bulan melihat seseorang yang sangat ia ingin miliki
***
Jangan jadi siders, tinggalkan vommentsnya ya, makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionIni tentang Bulan yang menyukai Bintang, kakak tingkatnya. Seketika semesta memperizinkan mereka dekat, tapi semesta juga memberi tahu Bulan, kalau ia harus melepaskannya. Akankah Bulan tetap menyukai Bintang?