Keributan

156 16 1
                                    

Sesampai tempat acara om Yanto, dan acara itu adalah acara yang tidak disukai oleh Bulan. Bulan pun kaget dan tidak percaya.

Missel anaknya om Yanto!!

Misalnya mamah bener bener mau nikah dengan om Yanto, Missel jadi sodara Bulan. Bulan gak mau ini terjadi!

Aldi, Mira, dan Bulan pun turun dari mobil dan masuk ke acara birthday party yang sudah dimulai.

"Mah aku sama kakak mau kesana dulu ya."  Bulan yang menunjuk ke tempat taman

"Mamah duluan ya, tapi kamu harus cepetan masuk karna acara udah dimulai." Mira yang sudah meninggalkan Bulan dan Aldi. Bulan langsung menarik tangan kakak nya ke taman

"Ada apa lagi si Bulan?"

"Ternyata acara ini Birthday Party Missel, berarti Missel anaknya om Yanto" ucap Bulan, Aldi telah mengetahui sikap Missel kepada Bulan yang sering mencari gara gara. Aldi juga mengetahui kalo Missel pernah menyuruh satu kelas untuk memusuhi Bulan.

"Kok lo bisa tau kalo ini acara ulang tahunya Missel?" Tanya Aldi.

"Ya jelas aku tau lah, dia kan pas siang ngasih surat undangan ke kelas aku, dan kakak juga tau misalnya aku ketemu Missel pasti aku ribut. Dan yang sering cari gara gara kan bukan aku tapi si nenek lampir itu tuh yang mulutnya pedes banget. Kalo dia liat aku pasti dia  ngajak ribut sama aku, pasti mamah ngebela Missel karena dia anak om Yanto dan aku pasti yang disalahin, mood aku jadi ilang kan karena ketemu nenek lampir itu tuh" ucap Bulan kesal.

"Bismilah aja semoga Missel nggak nyari masalah."

"Iya deh aku masuk" ucap Bulan dan langsung masuk ke acara birthday party

Bulan melihat Missel sedang tiup lilin dan sebelahnya Missel ada mamahnya dan om Yanto.

Bismillahiromannirohim.

Mereka terlihat bahagia. Bulan ingat terakhir dirayakan ulang tahun ke 14 tahun, dengan ibu, ayah, dan kakak nya. Momen dimana yang selalu ditunggu oleh Bulan.

Bulan menjauh dari keramaian itu, memikirkan sesuatu sejenak. Tiba tiba dada nya terasa sesak, pada saat itu rasanya Bulan ingin menangis.

Bulan bertingkah lagi seolah olah tidak ada apa apa. Dan itu menjadi kebisaan bulan akhir  akhir ini.

"Heh cupu lo kenapa kesini?" Ucap Missel yang tidak jauh dari hadapan Bulan. Bulan hanya terdiam dan pura pura tidak mendengar ucapan Missel

"Kayanya lo harus ke THT deh, setiap gue ngomong sama lo. Lo nya ngga pernah nyawut."  Missel langsung senyum sinis, Bulan pengen banget mulutnya Missel di jait biar tidak bicara seenaknya Missel yang tidak pernah memikirkan hati orang lain.

Untung gue masih sabar.

"Perasaan gue gak ngasih undangan ke lo deh, napa lo dateng acara ulang tahun gue. Ucapan yang lo tadi siang itu basi, buktinya lo dateng acara gue." Ucap Missel, Bulan pun langsung melangkahkan kakinya ke arah Missel dengan penuh emosi tapi Bulan bisa mengontrolkan emosinya.

"Gue ingetin lagi ya nama gue Bulan Reidana bukan cupu ya, misalnya kepingin di bales sapaan. Harusnya lo nyapanya dengan sopan pasti gue juga ngebales sapaan lo juga kan, belajar deh sopan satun. Dan satu hal lagi, gue kesini karena nyokap kalo bukan nyokap yang nyuruh males banget gue kesini nggak bermutu banget" ucap Bulan santai

"Acara gue ngga bermutu maksud lo apa?, nyokap lo yang mana?" ucap Missel emosi, Mamahnya Bulan menghampiri mereka berdua setelah mendengar keributan.

"Missel, Bulan anak tante. Jadi kalian berteman ya, kalian sudah saling kenal?" Ucap Mira, Missel kaget dan tidak percaya.

Disamping itu, Bokapnya Missel mulai berbicara kepada seluruh tamu yang diundang dan ia akan membicarakan hal yang sangat bahagia, namun bagi Bulan itu informasi yang buruk dan tidak disukai oleh Bulan, dan itu tidak boleh terjadi

"Assalamulaikun wr. wb" salam Yanto.

"Walaikumsalam wr. wb" serentak tamu undangan membalas salam.

"Sebelumnya saya minta maaf tadi ada kejadiaan yang kurang enak, saya perwakilan anak anak saya minta maaf. Dan saya berdiri disini bakal memberitahukan kepada kalian semua kalau saya dan Mira bakal menikah secepat cepatnya." ucap Yanto dan mamahnya Bulan menghampiri Yanto dan tamu undangan bertepuk tangan.

Bulan sok tidak percaya yang diucapkan oleh Yanto, Dia melihat kakaknya yang cuman bertunduk. Bulan emosi, lalu menghampiri mereka.

"Hah mamah bakal menikah?, kok mamah ngga bilang dulu ke aku atau ke kakak kalau mamah bakal menikah secepatnya. Mamah juga belum minta izin ke aku sama kakak, dan tiba tiba bicara ke seluruh orang mamah bakal menikah dengan om Yanto. Dan aku gapernah mau punya ayah kaya om Yanto, aku gamau mamah menikah dengan om Yanto" ucap Bulan sambil menangis, suasana disana menjadi hening. Dan semua orang yang melihatnya heran.

"Kalo mamah nyeritain ke kamu pasti kamu gapernah setuju sayang, kenapa si  kamu gak suka sama om Yanto?" ucap Mira.

"Mamah jahat, mamah milih om Yanto daripada milih aku sama kakak dan itu anak kandung mamah sendiri, dan mamah ngga pernah ngertiin anaknya. Semenjak mamah kenal om Yanto mamah berubah"

"Bukan gitu maksudnya sayang, mamah sayang banget sama kamu sama kakak kamu, berubah gimana?" ucap Mira

"Misalnya mamah sayang ke aku harusnya mamah milih aku dibandingin om Yanto, dan mamah banyak berubah nggak kaya dulu" ucap Bulan, lalu Bulan menghampiri Yanto

"Asalkan om tau saya gapernah ngizinin kalo om nikahin mamah saya, kenapa saya ngga ngizinin om nikahin mamah saya karena semenjak mamah saya kenal dengan om, mamah saya berubah. Kalo saya pulang mamah pasti main dengan om dan pulangnya pasti malam. Mamah ngga pernah nanyain lagi 'gimana disekolah?, 'nilai kamu gimana?' dan ngga pernah lagi nanyain 'udah makan belum?', mamah sekarang cuek ke anak anaknya dan ngga ada waktu dengan anak anaknya, mamah juga sering marah marah, dan ngga perhatian lagi. Mamah seperti itu karena om, meningan om jangan deket deket mamah saya. Saya pengen keluarga kecil saya harmonis, saya tau kalo ini egois tapi aku gamau mamah gini terus. Gara gara om, keluarga saya pecah." ucap Bulan yang penuh dengan air mata, Mira pun menampari anaknya. Bulan kaget, dia tidak percaya kalo mamah menamparinya. Bulan lalu meninggalkan acara itu, Aldi hanya diam dia tidak tau dia harus ngapain. Missel juga hanya bisa terdiam.

Membuat Bulan terkejut, Bintang berada disini. Sebelum Bulan pergi, ia sempat berkontak mata dengannya.

Mamah jahat, gue benci kejadian ini.

Bulan melepaskan sepatu tingginya dan berlari sekencang mungkin agar bisa menjahui tempat acara itu.

----

Maafin aku mah, aku udah ngelukain hati mamah. Tapi aku gak suka kalo mamah menikah dengan om Yanto, mungkin ini terlalu egois. Maafin aku mah.

"Argh kaki gue pegel, gue udah lari lama banget. Taksinya ga ada yang lewat lagi."

"Aaaaaaaaaaaa kenapa si mamah jadi kegini."Teriak Bulan

Bulan sendiri tidak tahu berlari sampai kemana, Bulan merasa ada yang mengikutinya, cepat cepat bulan langsung memberhentikan taksi.

Dari tadi ada seorang yang mengikuti Bulan. Kemana dia melangkah, dia tetap setia mengikuti.

                    To be continued...
                  

                       

Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang