Bintang sedang berdiri di balkon melihat taburan bintang-bintang di langit yang sangat indah. Memikirkan sesuatu yang tidak akan ia percayai.
Bintang tahu kalo ia sangat egois tidak memikirkan terlebih dahulu. Kejadian tadi pagi di sekolah itu, Bintang ingin sekali nangis, marah, ingin memiliki dia lagi, dan juga memikirkan satu nama yaitu Bulan. Tapi kejadian itu sudah jadi bubur, Bintang kembali dengan kekasih yang sudah lama ia cari.
Maafin gue, udah nyakitin perasaan lo. Kalo lo bener suka sama gue.
-----------
Sama halnya Bintang, Bulan juga sedang melihat taburan bintang-bintang di balkon. Impian Bulan ingin sekali memiliki Bintang tapi impian itu harus di kubur sedalem-dalem nya, Bintang yang ia kenal sudah memiliki bintang yang lain yaitu kakak nya sendiri.
Dan kakaknya juga jangan sampai tahu kalo adiknya menyukai cowok yang sama. Sama aja ia menyakiti kakaknya dan takut bertengkar dengan kakaknya karena cowok. Bulan yang harus mengalah, belajar melupakan orang pertama yang ia sukai.
Apa gue bisa.
Syifa yang melihat Bulan di balkon, langsung menghampiri dengan perasaan bahagia. Sedangkan adiknya lagi kacau balau.
"Gak dingin?"
" ngapain ke sini?"
"Kakak yang duluan nanya, malah km ngebalik nanya dih."
"Emang nanya apa?"
"Nggak jadi, ini km pake takut masuk angin." sambil memberikan jaketnya.
"Thanks."
Mereka terdiam, asik melihat bintang-bintang yang sangat indah untuk dipandang. Sekilas terukir dari senyuman Syifa, Bulan melihatnya. Bulan tahu kenapa tiba tiba kakaknya tersenyum melihat bintang di langit karena Syifa sudah menggenggam Bintang yang nyata.
Gue gak mau ngerusak kebahagian kakak gue.
------------
Bulan niatnya tidak bakal sekolah karena gak mood. Tapi Fany datang ke rumahnya untuk menjemputnya, sialnya Fany datang ke rumahnya pukul 6. Bulan yang sengaja di lemot lemotin agar Fany cape menunggu dan akhirnya berangkat sekolah sendiri. Tapi sialnya Fany masih setia menunggunya. Akhirnya meraka berangkat sekolah pukul 07.53, untung bebas kalo tidak mereka udah kena hukuman.
Sekarang Bulan berada di perpustakaan yang sepi hanya ia sendiri. Sebenarnya Bulan ingin ikut Fany ke kantin tapi pasti ada gang-nya Bintang, sementara waktu, Bulan harus menghindar dulu, kalo sewaktu-waktu Bintang curhat kepada-nya Bulan sudah siap dan kalo hari ini Bulan mendengarkan curhatannya, Bulan belum siap sepenuhnya.
Krukkk....Krukkkk..Krukkkk
"Aduh, laper lagi nih, apa gue harus ke kantin. Tapi.." Bulan yang masih mempertimbangkannya "BODO AMAT, gue dah laper"
Bulan langsung bergegas ke kantin, benar saja di sana ada gang-nya Bintang. Bulan yang kepingin banget memutarkan badannya tapi sudah tidak bisa karena mereka sudah melihat Bulan.
Bulan yang pura pura tidak melihatnya, mata nya sibuk mencari seseorang. Mata Bulan sudah tertuju di meja yang gak jauh darinya, untungnya tempat Fany dan Ari duduk tidak harus melewati tempat duduknya geng-nya Bintang.
"Dosa lo berduaan mulu." Bulan yang sudah sampai di tempat duduk mereka.
"Sirik ye." Goda Ari.
"Dih apaan."
"Katanya gak mau ke kantin." ucap Fany
"Gue laper, masa gue harus di perpus aja sampe balik sekolah. Yakali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang
Teen FictionIni tentang Bulan yang menyukai Bintang, kakak tingkatnya. Seketika semesta memperizinkan mereka dekat, tapi semesta juga memberi tahu Bulan, kalau ia harus melepaskannya. Akankah Bulan tetap menyukai Bintang?