-7-

6K 550 16
                                    

"NDE?"

"...."

"Nde...arraseo"

Pippp

Lee Ahjumma terdiam ia sibuk dengan pikirannya yang melayang entah kemana, sampai  seorang pelayan lain menyadarkannya.

"Ahjumma..." pelayan sekaligus rekan kerja Lee Ahjumma itu menepuk pelan bahu Lee Ahjumma. Membuat si empunya bahu tersadar.

"Eoh? Wae Na-rin?" tanya Lee Ahjumma nampak bingung.

"Ani... Ahjumma setelah menerima telepon tadi hanya diam saja, ada apa?" tanya pelayan itu yang diketahui bernama Na-Rin.

Terdengar helaan nafas dari Lee Ahjumma sebelum beliau menjawab.

"Nyonya besar tadi  kecalakan" jawab Lee Ahjumma singkat.

"Nde? Lalu bagaimana kondisi nya?" tanya Na-Rin lagi karna ia penasaran.

"Beliau belum sadar." Na-Rin yang mendengarnya sontak terkejut.

"Apa Tuan Muda sudah tahu?"

"Belum. Tuan melarang saya untuk memberitahu kan nya. Tuan takut kondisi Tuan Muda drop"

Na-Rin hanya mengangguk menyetujui nya.
.
.
.
.
.

.

.
.

.
.
.
.

.
.

Seok Jin berjalan dengan cepat ke arah UGD.  Ia mendapat telpon dari Sunbaenya, untuk segera ke UGD untuk menangani pasien yang akan datang. Karna memang hari ini adalah tugas Seok Jin jaga UGD.

Tak berapa lama sebuah ambulans datang dan semua petugas dengan sigap menurunkan seorang pasien laki-laki yang terbaring tak sadar kan dari di atas brankar.

Para petugas langsung membawa pasien itu masuk ke UGD untuk mendapatkan pertolongan.

Seok Jin nampak berdiri mematung di tengah kesibukan yang terjadi di UGD entah apa yang ia pikirkan.

'Jungkook?' batin Seok Jin saat ia melihat seseorang yang ia yakini adalah adik baru nya? Jungkook tengah di bawa oleh paramedis.

Ia tidak mungkin salah liat, matanya masih normal dan ia sangat mengenali wajah itu walaupun baru sekali bertemu.

Saat ia akan menyusul dan ia mau memastikannya, langkah nya terhenti karena ada yang memanggil nya.

"Seok Jin-ssi apa yang kau lakukan? Bantu saya mengehentikan pendarahan ini!" seru seseorang membuat Seok Jin mengurungkan niatnya.

"Ne!"














Taehyung nampak tertidur ditengah pelajaran yang berlangsung.

Ia menelungkup kan wajahnya diantara lipatan tangannya.

Ia tidak menghiraukan sekitarnya, mendengar guru yang tengah menjelaskan pelajaran baginya bagaikan dinyanyikan.

"Tae!" Jimin nyenggol pinggang Taehyung sambil memanggil nama sahabatnya itu dengan pelan takut-takut guru di depan mendengarnya.

Tapi tak ada respon dari Taehyung, sepertinya sahabatnya itu sudah terlalu jauh mengelana di alam mimipi.

"Taehyung-ah" lagi Jimin berusaha membangunkan Taehyung, ia tidak mau sahabatnya itu kena hukuman dari guru  mereka berdua yang terkenal killer.

Tapi tetap saja Taehyung tidak kunjung bangun. Membuat Jimin mendengus kesal. Ia membuang pandangan kearah depan dan ia kembali fokus mendengarkan penjelasan guru, ia sudah tidak mau tau urusan sahabatnya itu.

We BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang