Rintikan hujan begitu terdengar menyapa malam yang gelap dan sunyi.
Di sebuah kamar yang bisa di bilang besar dan mewah itu duduk seorang pemuda, ia menatap kosong jendela kaca yang menghadap keluar, jendela kaca itu menampilkan pantulan dirinya.
Terkadang ia akan tersenyum ....entah apa yang ia pikirkan.
"Lucu sekali...kenapa aku mau tinggal di sini?" gumamnya.
"Kau memang tidak punya pendirian Han Taehyung!" gumamnya lagi...ia bergumam untuk dirinya sendiri.
Melihat pantulan dirinya sendiri yang menurutnya nampak lucu.
"Wooah...kamar ini begitu besar..bahkan lebih besar dari rumahku...Pantas aku mau tinggal di sini.." ia terus bergumam dan sesekali tersenyum, bukan ia tersenyum bukan karna ia bahagia ,tapi ia tersenyum meratapi dirinya sendiri.
Entah kenapa menurutnya dirinya terlihat begitu lucu dan mengenaskan? Entahlah.
"Kau memang munafik Taehyung!" pemuda itu Han Taehyung...ah bukan mungkin sekarang dia adalah Kim Taehyung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi menyambut hari sudah berganti jadi terang.Sang mentari juga sudah siap menjalankan tugasnya hari ini, menyinari dan memberi kehangatan.
Sinar mentari itu membuat seseorang terusik dari tidurnya.
Ia menggeliat dan tak berapa lama kelopak matanya terbuka.
Ia bangun dari tidurnya dan mendudukkan diriya mengumpulkan setengah nyawanya yang masih hilang dialam mimpi.
"Aku masih hidup..." gumamnya tersenyum miris.
Ia menatap ke arah jendela, sinar matahari sudah bersinar terang.
"Cuacanya cukup bagus. Semoga hari ini baik-baik saja" gumamnya.
"Pagi Bi!" seru seseorang cukup nyaring dengan suara yang khas.
"Eoh? Tuan sudah bangun rupanya...sudah tampan pula...Aigoo" ucap seorang wanita paruh baya gemas.
Pemuda itu tersenyum manis ke arah wanita itu.
Pemuda itu Jungkook duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan tersebut. Sedangkan wanita itu yang tak lain adalah Bibi Lee itu sedang sibuk menata makanan.
"Bibi...Ayah dimana?" tanya Jungkook memakan buah apel yang ada di atas meja.
"Eoh...Tuan besar sudah pergi tadi saat subuh. Kata beliau, beliau harus pergi ke Jepang menyusul Nyonya." jawab Bibi Lee.
"Ibu?" ulang Jungkook.
"Ya"
'Kenapa Ayah tidak mengajakku, aku kan rindu dengan Ibu' batin Jungkook.
"Pagi" sapa seseorang dengan suara dinginnya.
Jungkook yang mendengar suara itu menoleh dan mendapati seseorang sudah duduk di sampingnya dengan wajah datarnya.
"Pagi.. Kak?" balas Jungkook gugup, rasanya ada yang aneh dengan suasana ini.
"Tidak usah gugup...biasa saja...aku tidak akan menelanmu" ucapnya datar.
Jungkook menatap orang itu yang tak lain adalah Taehyung, Kakak barunya.
Suasana jadi canggung dan hening, tak ada yang berniat untuk membuka suara. Mereka terlalu asyik dengan pemikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Brother
Fiksi Penggemar(Revesi) Darah lebih kental dari air .. Bagaimana jadinya jika engkau memiliki banyak saudara dalam semalam. Bagaimana perasaanmu? disatukan tanpa mengenal satu sama lain. Hubungan darah memaksa kalian bersatu. Menyatukan berbagai sifat dan kepriba...