.
.
.
..
.
.
.
..
..
.
.
.
.
.
.
.
.Jungkook berjalan tertatih ke ke kamarnya, tinggal beberapa langkah lagi ia akan sampai di kamar nya itu.
Tapi kenapa rasanya sangat jauh untuk tiba di kamar nya.
Seluruh tubuhnya sangat lemas, sakit di dada kirinya makin menjadi-jadi dan menggila.
Kesadaran Jungkook pun semakin menguap dan menipis.
Sekuat tenaga ia mempertahankan kesadaran nya.
Ia terus bergumam untuk menguatkan dirinya dan tetap menjaga kesadarannya.
Tidak biasanya ia kambuh dengan rentang waktu yang sebentar seperti sekarang ini.
Akhirnya setelah berjuang Jungkook sampai di depan pintu kayu yang terlihat elagan.
Perlahan tangan kiri nya terulur memutar knop pintu itu, lalu dia membuka pintu itu perlahan.
Ia terus berjalan ke arah meja kecil di samping tempat tidur nya.
Ia mengacak-acak isi laci meja itu.
Setelah ia menemukan yang ia cari. Botol kecil berisi pil-pil putih penyangga hidup nya.
Tanpa pikir panjang ia langsung menegak beberapa pil pahit itu tanpa bantuan air dan takut overdosis.
Tenggorokannya terasa sangat pahit begitu pil-pil pahit itu berhasil ia telan.
Jungkook terduduk lemas bersandar di sisi tempat tidurnya.
Rasanya ia sudah tak kuat lagi untuk naik ke kasurnya itu.
Nafasnya tersenggal-senggal seperti seseorang yang baru saja lomba lari maraton.
Tangan kanan nya masih senantiasa menekan-nekan dada kiri nya, berharap rasa sakit sialan itu hilang, paling tidak berkurang.
Obat yang sudah ia minum tadi kenapa lambat sekali bereaksinya.
"Apakah waktu ku di dunia ini semakin sedikit?" Lirinya.
"Apakah aku akan melihat sinar mentari besok?" Lirinya lagi dengan air mata yang menetes di sudut matanya yang kini terpejam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi menyambut sang mentari sudah menampakkan dirinya bersiap menyinari dan memberi kehangatan bagi makhluk hidup di sebagian muka bumi ini yang terkena sinar nya.
Kamar yang gelap itu perlahan terkena cahaya yang memancar dari celah-celah fentilasi.
Membuat seoarang pemuda terusik dalam mimpi indah nya.
Pemuda itu menggeliat dan terbangun, mata nya terbuka perlahan.
Lalu pemuda itu bangun dan merubah posisi nya jadi duduk.
"Ternyata aku masih hidup?" Gumam nya lirih.
Pemuda yang tak lain adalah Jungkook itu bangun dan berjalan perlahan ke kamar mandi yang memang satu ruangan dengan kamar nya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Brother
Fanfiction(Revesi) Darah lebih kental dari air .. Bagaimana jadinya jika engkau memiliki banyak saudara dalam semalam. Bagaimana perasaanmu? disatukan tanpa mengenal satu sama lain. Hubungan darah memaksa kalian bersatu. Menyatukan berbagai sifat dan kepriba...