.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.Guratan- guratan kuning jingga itu membentang indah di langit senja yang luas di atas sana.
Membentuk sebuah lukisan alam yang menakjubkan nan indah tapi bersamaan dengan itu ada rasa sedih yang mendominan lukisan itu. Sekira nya itu anggapan seseorang yang tengah memandang nya sendu.
Sudah lama ia memandang langit senja itu, hingga perlahan- lahan guratan- guratan itu hilang di telan gelap.
"Hilang" gumam nya tanpa mengalihkan pandangan nya kepada langit yang sudah mulai menggelap.
Hanya ada dirinya sendiri di tempat itu.
Hening menyelimuti hanya ada suara hembusan angin malam yang makin dingin serta helaan- helaan nafas yang keluar dari mulut nya.
"Gwaenchana" gumam nya lagi sambil menepuk- nepuk kepala nya sendiri.
Cairan bening itu lolos tanpa izin dari sang pemilik. Membuat pipi nya basah.
"Hiks" isakan mulai terdengar dari bibir nya. Menghilangkan suara hening di kegelapan malam.
"Eomma......" satu kata keluar dari mulut nya yang menyerukan sebuah kata yang makin membuat hati nya terasa sakit serta sesak.
"Wae????" mungkin berteriak adalah cara nya untuk melampiaskan rasa sakit yang tengah di rasakan nya saat ini.
Tanpa memperdulikan angin malam yang semakin dingin apalagi saat ini sudah masuk penghujung musim gugur, menambah rasa dingin malam itu.
Tangis serta isakan yang memilukan itu terus terdengar di keheningan malam itu.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang memandangnya dengan pandangan mata yang terlihat sedih.
Orang itu mendekat dan merengkuh tubuh itu, berusaha memberi kehangatan di sana, menjadi tameng penghalang untuk menghalangi angin dingin yang terus berhembus.
"Hyung.." terkejut itulah yang di rasakan oleh pemuda yang sedari tadi sendiri itu.
Ia hendak melepaskan pelukan itu tapi gagal karna orang yang ia panggil Hyung itu menahan nya dan malah makin mengeratkan pelukannya.
Hangat itu lah yang di rasakan pemuda itu.
"Menangislah....keluarkan semua nya. Jangan menahan nya." ucap orang itu lembut sembari menepuk- nepuk pelan punggung pemuda itu.
"Hiks...hiks..." isakan itu terdengar makin kencang sampai bahu pemuda itu bergetar. Pemuda itu juga tanpa ragu membalas pelukan orang itu dengan tak kalah erat menenggelamkan wajah nya di dada orang itu.
Beberapa saat mereka dalam posisi yang sama. Hanya suara isak tangis yang terdengar.
Sampai sebuah suara parau terdengar.
"Hyung.....dia membohongi ku" ucap pemuda yang sedari tadi menangis dengan suara parau nya akibat terlalu lama menangis.
"Aku tau Tae..." balas orang yang memeluk tadi. Ia mengeratkan pelukan nya pada sahabat yang sudah ia anggap sebagai adik nya sendiri walaupun meraka hanya beda beberapa bulan. Orang itu adalah Jimin sahabat Taehyung.
"Ku..hiks..kukira..hiks...ia sudah pergi..hiks..tapi nyata nya.." Taehyung kembali berucap tangis nya yang tadi mulai reda kembali terdengar.
Sosok yang sangat ia rindu kan.
Sosok yang sangat ingin ia temui.
Tapi itu tak mungkin karna sosok itu sudah pergi. Itu yang Taehyung ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Brother
Fanfiction(Revesi) Darah lebih kental dari air .. Bagaimana jadinya jika engkau memiliki banyak saudara dalam semalam. Bagaimana perasaanmu? disatukan tanpa mengenal satu sama lain. Hubungan darah memaksa kalian bersatu. Menyatukan berbagai sifat dan kepriba...