-17-

5.5K 521 37
                                    
























Mata indah itu kini tertutup meninggalkan rasa sakit nya sejenak, tenggelam dalam mimpi indahnya.

Seok Jin menatap lekat wajah adik bungsunya yang kini sudah tertidur lelap efek dari obat yang telah ia minum, masker oksigen menutupi mulut serta hidungnya.

Surai hitam adiknya itu nampak lepek karna basah. Seok Jin menyingkai sebagian surai adiknya yang menutupi sebagian matanya.

Menatap sendu wajah tenang itu, rasa takut kini sudah mulai tertanam di hatinya, rasa takut akan kehilangan  sosok kecil dihadapannya ini.

Untuk saat ini adiknya ini telah baik-baik saja, tapi entah esok  hari. Tak ada yang tau apa akan  yang terjadi.

Terima  kasih untuk Dr Park yang rela datang dini hari seperti tadi, membawa berbagai alat medis untuk menolong adiknya dan sikap sigap dari seorang Kim Seok Jin, walaupun tak dapat dipungkiri tadi ia sempat kalut.

Sudah 2 jam Seok Jin duduk di pinggiran ranjang tempat Jungkook tidur tak ada niatan untuk pergi dari sana. Seakan-akan jika ia pergi Jungkook akan hilang.

Jam sudah  menujukkan pukul 3:45 pagi, sebentar lagi sang surya akan datang.

"Hyung.." suara serak itu terdengar menyapa telinga Seok Jin membuatnya menoleh ke arah pintu.

Di ambang pintu sana berdiri sosok Yoongi dengan mata nya yang sembab, dapat Seok Jin tebak adiknya yang satu pasti baru saja menangis.

"Eoh.. Yoongi-ah...wae?" Seok Jin bertanya saat melihat Yoongi hanya berdiri saja, air mata Yoongi kembali jatuh.

"Hyung...hiks" bukannya menjawab Yoongi malah terisak pelan.

Seok Jin mendekati Yoongi dan merangkul tubuh nya.

"Ada apa eoh?"

"Eomma...eomma Jungkook.." kata- kata Yoongi tergantung begitu saja tapi hal itu mengingatkan Seok Jin akan hal penting.

"Astaga!! Aku baru ingat. Tadi Appa sudah memberi tahuku sesaat sebelum Jungkook ambruk. Bagaimana ini Yoongi" Seok Jin mengusap wajahnya frustasi.

"Bagaimana jika Jungkook tau Hyung?" Yoongi bertanya. Sungguh ia tak tega melihat Jungkook.

"Entahlah...Yoongi.. Hyung juga tak tau harus bagaimana. Hyung takut jika Jungkook tau.."

Ah memikirkan nya saja Seok Jin tak kuat.

"Appa..bilang ia akan mengurus semuanya. Dan dia bilang untuk saat ini jangan memberitahukan apa-apa dulu pada Jungkook. Karna Appa tau tadi penyakit Jungkook kambuh saat ia bertelponan dengan mu Hyung."

"Baiklah. Kita rahasiakan ini dulu. Kondisi Jungkook sedang tidak baik saat ini"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

Yoongi terbangun dari tidurnya saat sinar matahari menerpa wajahnya. Mata nya masih sedikit bengkak akibat terlalu banyak menangis.

Yoongi melihat ke sisi kanannya di sampingnya Jungkook masih terlelap dengan damai. Tadi malam ia bertukar tampat dengan Seok Jin.Wajah Jungkook  sudah tak terlalu pucat lagi dan masker oksigen yang semalam Jungkook kenakan sudah di lepas oleh Seok Jin, karna Jungkook sudah bernapas normal kembali.

"Jungkook-ah...apakah semalam itu sangat sakit?" Yoongi berbicara dengan Jungkook sambil mengusap lembut rambutnya.

Tentu tak ada jawaban dari yang di tanya, karna yang di tanya masih terbuai indah dalam mimpinya.

We BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang