🐈 satu

7.7K 557 120
                                    

Juhee menatap malas lelaki di depannya. Sudah berkali - kali mereka melewati rak makanan kucing di toko ini, tetapi belum ada keputusan untuk memilih bahkan membeli.

"Jen. Aku mau pulang," rengek Juhee sambil menarik ujung seragam Jeno.

"Sebentar..." ia kembali memutari rak tersebut dan Juhee mengekornya.

"Tinggal ambil terus beli kenapa sih?" Pekik Juhee akhirnya.




Jeno menatap Juhee datar lalu kembali fokus pada bungkusan makanan kucing.

"Nah ini dia!" Jeno pun mengambil satu bungkus makanan kucing membuat Juhee bernafas lega.




Setelah Jeno membayarnya mereka pun keluar dari toko hewan tersebut.

"Nih! Bantuin bawa!" Jeno memberikan bungkus makanan tersebut.

"No way!" Juhee menolaknya dengan mengembalikannya ke Jeno.

"Loh? Terus yang nyetir siapa?"




Jadi ceritanya roda sepeda Juhee bocor sehingga ia menumpang Jeno pulang sekolah bersama. Tetapi Jeno mampir ke pet shop karena stok makanan kucingnya hampir habis.

"Kamu kan tau kalau aku numpang, kok kamu malah mampir gini sih?"




Jeno menatap Juhee dengan datar. Lagi.

"Justru kalau kamu tau lagi numpang, ya, jangan ngelarang pengemudinya mau kemana aja dong. Dari tadi aku udah rencana beli makanan buat kucingku tau. Kucingku nambah gara - gara Princess baru lahiran!"

"Well... gak tanya ya," kata Juhee, memutar bola mata malas.




Jeno menatapnya kesal. "Yaudah kalau gitu, kamu gak usah nu─" perkataan Jeno segera diputus oleh Juhee.

"Oke. Oke. Aku bawa!" Juhee mengambil alih makanan kucing tersebut. Dia berpikir Jeno adalah jalan satu - satunya yang bisa mengantarkannya ke rumah karena anggota keluarganya sibuk sampai tidak menghiraukan anak bungsu sendiri.

"Ayo naik!"




Jeno sudah naik di sepeda kayuhnya. Juhee pun duduk di tiang sepeda, antara tempat duduk dan setir sepeda Jeno.

"Sudah siap?"

Juhee mengangguk malas dan Jeno mengayuh sepedanya.






"Woi! JeJu!" Teriak seseorang membuat Jeno kehilangan keseimbangan.

"Woi! Diem lo!" Seru Juhee kepada dua anak yang saling beriringan bersepeda di sebrang jalan.

"Ciee barengan." Orang usil itu mengayuh sepedanya cepat membuat Juhee mengurungkan niat untuk melempar sepatu ke arah mereka berdua.

I'M YOURS × JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang