🐈 sepuluh

1.4K 282 21
                                    

Akhir bulan ini Jeno sering membaca buku. Entah itu sepulang sekolah, habis mandi, sedang makan, maupun hendak tidur. Melihatnya membuat Snowy merasa kesepian.

Keesokan harinya Jeno bersiap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa ia menuangkan dry food berbentuk ikan ke mangkok untuk tiap kucingnya. Snowy telah berani makan di sana karena kucing lain sudah berbaur dengannya.

Setelah Jeno berangkat sekolah, Snowy telah menghentikan kegiatan makannya. Ia menatap lurus ke arah jalanan dari balik jendela ruang tamu. Pandangannya menerawang entah kemana.






Gak terasa ya sudah sebulan aku jadi wujud seperti ini.






Princess mendekati Snowy yang melamun.

"Sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Princess.

Aku tersadar dari lamunanku. "Ahiya. Seperti biasa..."

"Apa kau benar - benar belum menemukan suatu pembelajaran untuk merubah wujudmu itu?"

Aku menggeleng. "Mungkin aku akan tetap menjadi Snowy selamanya," pasrahku.


Princess menghela nafas. "Kau tidak boleh terpaksa dengan wujud yang ada. Jika kau benar - benar tidak menyukainya buat keyakinan bahwa kau dapat menemukan suatu pelajaran!" Ujar Princess lalu pergi meninggalkanku. Kata - katanya barusan cukup membuatku sedikit bangkit dari kepasrahan.

Sepulang sekolah, Jeno mampir ke rumah sakit untuk menjenguk Juhee sebentar. Sesampai di sana seperti situasi sebelumnya, Juhee berbaring tak bernyawa di ranjang inap dengan bantuan pernafasan dan komputer pendeteksi detak jantung.


"Hey... Juhee..." sapa Jeno kaku. Ia mengambil duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang tempat Juhee berbaring.

Jeno menatap Juhee dalam lalu membuka mulutnya. "Ah─astaga. Kenapa terasa cagung? Padahal kamu lagi tidur dan aku gak tau kamu sebenarnya ada dimana." Jeno tertawa miris lalu tersenyum pahit.

"Hey, Juhee. Sebenarnya kamu ingin berapa lama berbaring di situ? Apa kamu gak takut suaramu hilang kalau diem terus?"


Jeno menghela nafas.

"Dua minggu lagi ujian kenaikan kelas akan dimulai. Kamu beneran mau gini terus? Nanti kalau kamu tinggal kelas gimana?" Tak terasa air mata Jeno sudah mengalir di pipinya.

Lelaki itu mengangkat tangannya, menyusupkan jarinya pada jemari Juhee yang lemas.

"Kamu balik lagi ya, Hee? Aku kangen kamu..."

Hari ini Jeno pulang sedikit larut akibat menjenguk Juhee tadi. Ia segera membersihkan badan dan kembali untuk membaca buku pelajarannya.

I'M YOURS × JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang