🐈 sebelas

1.4K 282 26
                                    

Dengan ide yang muncul dari otak kecilnya, akhirnya Snowy dapat belajar dengan membaca buku pelajaran Jeno yang ditinggal di atas meja dibiarkan terbuka sesuai keinginannya.

Entahlah. Sebelumnya Snowy merasa Jeno tidak akan melakukannya. Tetapi keadaan berkata sebaliknya. Lelaki itu merasa hal itu tidak mengerikan dan diturutinya.

Dengan begitu, Snowy bisa membaca buku dengan bantuan kaki kecilnya untuk membalik lembar tiap lembar.

Sepulang sekolah Jeno menyempatkan diri untuk menjenguk Juhee lagi. Tetapi berbeda dengan sebelumnya. Jika biasanya ia datang dan hanya mereka berdua yang ada di sana, sekarang terdapat kakak Juhee dan orang tuanya.

Jeno melangkahkan kakinya perlahan mendekati Jungwoo, kakak Juhee. Karena di sana terdapat papa Juhee yang tengah berkonsultasi dengan dokter.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Dokter tersebut pun pergi setelah orang tua Juhee berterima kasih.

Mama Juhee manatap anaknya lalu mengelus puncak kepala Juhee sebelum keluar ruangan diikuti papa Juhee.

"Hei. Sudah lama gak ketemu. Kamu sering ke sini?" Sapa Jungwoo, memecahkan keheningan.

"Iya kak. Kak Jungwoo apa kabar?"

"Baik kok. Kamu?"

"Baik juga kak. Eum kalau boleh tau dokter bilang apa tadi kak?"

Jungwoo terdiam sebentar. "Cuman bilang kalau kondisi Juhee baik - baik aja. Dia sehat meskipun masih koma. Gak ada hal spesifik lainnya," jelas Jungwoo membuat rasa kabar besar perkiraan Jeno melayang entah kemana.

"Jadi... dokter gak tau kapan Juhee sadar?" Tanya lemah Jeno.

Jungwoo menghela nafas. "Dokter gak bisa memprediksi kapan kembalinya orang koma lebih tepatnya," tambahnya.

"Aku harap Juhee baik - baik saja," gumam Jungwoo lalu menatap nanar adiknya.

Tak terasa seminggu lagi akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas. Pagi ini Jeno berangkat lebih awal. Katanya agar bisa belajar di perpustakaan sebelum jam sekolah dimulai.

Setelah makan pagi dan merasa kenyang, Snowy berjalan menuju pintu rumah yang terbuka. Sekarang ia merasa tidak takut untuk mengelilingi rumah.

Seperti pagi ini dan pagi sebelumnya, rutinitas menghirup udara segar pagi menjadi kebiasaan barunya sekarang. Sambil menggoyangkan ekornya, Snowy menatap jalanan yang dilewati beberapa kendaraan yang memang tidak ramai.

Arah pandang Snowy berubah fokus kepada kucing berbulu kuning cerah yang sebaya sepertinya yang hendak berada di sebrang jalan. Kucing tersebut berjalan terengah - engah dengan kakinya yang terkilir.

Oh? Apakah itu kucing waktu itu yang kutabrak hingga kakinya pincang?

Kucing kuning tersebut tampak hendak menyebrangi jalan. Dan dari arah samping terlihat sebuah mobil yang berjalan cukup cepat.

"Hei kuning! Berhenti berjalan!" Seruku. Tetapi kucing tersebut tak menggubrisnya.

Heol. Apa dia tidak mendengarkanku?

"Hei kucing yang sedang menyebrang! Perhatikan langkahmu!" Seruku lagi. Tetapi lagi - lagi kucing tersebut tampak tidak mendengarkanku.

Apa ia tuli???

Tidak ada waktu lagi. Snowy pun memilih melangkahkan kakinya cepat mendekati kucing kuning tersebut, untuk menghindari keadaan buruk yang kemungkinan akan terjadi.

Snowy mendorong badan kucing kuning tersebut sampai melayang menjauh. Tetapi keadaan berkata lain. Keadaan yang kemungkinan akan terjadi pada kucing kuning tersebut beralih menimpa Snowy.

Sehingga semuanya gelap.

"Serius! Juhee udah sadar!"

"Halah! Ngomong yang serius dong!"

"Aku duarius kali!"

"Ah gak percaya! Kamu sekali bohong selamanya bakal bohong─eh? Eh! Juhee kedip - kedip eh!"

"Tuhkan aku bilang juga apa!"

Tiba - tiba cahaya menusuk pengelihatan Juhee akibat pendengeranya menangkap suara yang mengusik dari tempatnya berbaring. Juhee hendak bangkit, tetapi badannya terasa begitu pegal dan kaku.

"Eh! No! Juhee bangun! Juhee udah sadar!" Seru Haechan lalu melambaikan tangannya pada Jeno yang tengah fokus belajar di sofa salah satu sisi ruangan.

Jeno melotot lalu menutup bukunya. "Eh? Beneran?!" Jeno berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju Haechan dan Jaemin dimana mereka berdua berada di samping ranjang Juhee.

Jeno membulatkan matanya lagi setelah melihat Juhee yang mengerjapkan matanya berusaha menetralkan cahaya yang masuk ke indra pengelihatannya itu.

"Panggil dokter! Panggil dokter sekarang!" Perintah Jeno yang langsung membuat Haechan dan Jaemin keluar dari ruangan.

Tak lama kemudian dokter datang diikuti Haechan dan Jaemin yang berjalan sambil ngos - ngosan.

Dokter mendekati Juhee lalu mengecek keadaannya.

"Untunglah. Juhee sudah kembali dari komanya. Saya ingin kalian keluar sebentar karena saya akan mengecek situasi lanjutan. Sementara itu, kalian bisa menghubungi pihak keluarganya."

Mereka bertiga mengangguk mengerti dan segera keluar dari ruangan tersebut.

Jeno menyalakan hapenya dan mencari salah satu kontak untuk diteleponnya. Lalu ia menekan tombol telepon dan tak lama panggilan tersebut.

"Kak Jungwoo. Juhee sudah sadar!"

I'M YOURS × JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang