🐈 empat belas

1.3K 261 7
                                    

Juhee menatap tajam cupcake buatan Jungwoo. Ia sungguh kesal dan malu dengan kakaknya sendiri. Kesal karena kakak yang tiba - tiba datang dan malu karena takut kakak salah paham dengan situasi yang ada.

"Eum Juhee... Aku pulang dulu ya. Kalau gak ada yang dipahami lagi bisa chat atau telepon aku," kata Jeno setelah berdeham beberapa kali.

"Kalau gitu aku pergi du─,"

"Tunggu." Juhee menahan Jeno yang hendak pergi.

Juhee memasukan beberapa cupcake di kotak lalu memberikannya pada Jeno.

"Ini buat kamu. Makasih ya," kata Juhee malu - malu.

Jeno tersenyum. "Kalau gitu aku pamit." Lalu ia pergi meninggalkan Juhee yang tersipu malu.

Hari dimana Juhee berusaha keras belajar mengejar materi untuk ujian kenaikan kelas sudah berlalu. Dan waktu bertempur untuk menempuh nilai sebaik mungkin berakhir saat ini juga setelah dua minggu berturut - turut.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, seluruh murid segera keluar dari kelas dan hendak menyambut liburan yang akan datang. Begitu juga dengan Juhee.

Setelah memasukkan peralatan tulis ke dalam tas, Juhee berjalan keluar kelas dengan bersenandung dan sesekali melompat riang.




"Juhee!"

Juhee menoleh ke belakang dan mendapatkan Jeno yang memanggilnya, baru keluar dari kelas bersama Jaemin dan Haechan.

Lalu Jeno berlari kecil mendekati Juhee. "Pulang bareng yuk!" Ajak Jeno mengingat selama ujian ini Juhee diantar jemput oleh kak Jungwoo.

"Eh? Gak ngerepotin nih?" Tanya Juhee.

"Enggak kok. Ayo?" Juhee mengangguk lalu jaln bareng Jeno.

"Cie. JeJu hati - hati di jalan ya!" Seru Jaemin dan Haechan. Panggilan itu tidak membuat Juhee kesal lagi, malah membuatnya tersipu malu seperti Jeno.


Juhee mengayuh sepedanya menuju rumah Jeno karena ia hendak mengembalikan buku yang dipinjami.

Tak butuh waktu lama Juhee sudah sampai di rumah Jeno.

"Eh Juhee? Tumben ke sini," kata kak Taeyong yang membuka pintu rumah setelah diketuk oleh Juhee.

"Iyanih kak. Mau ngembaliin buku pinjeman Jeno," ujar Juhee, berjalan ke dalam rumah dan duduk di salah satu sofa setelah dipersilahkan duduk oleh kak Taeyong.

"Sebentar ya. Aku panggil Jenonya dulu." Kak Taeyong pergi ke lantai atas.

Juhee mengeluarkan buku - buku selagi menunggu Jeno, pemiliknya, datang.

Saat menata buku Juhee melihat kucing Jeno, Princess, berjalan di sekitar dan menghampirinya.




"Princess?" Gumam Juhee.

Yang dipanggil menoleh.




Juhee terlonjak, begitu juga dengan Princess.

Juhee mendekati Princess. "Princess apa kau ingat aku? Aku Snowy! Aku sudah kembali!" Bisik Juhee pada Princess.

Princess hanya memasang raut wajah biasa dan mengeong.

"Princess? Aku gak tau kamu ngomong apa... aku gak bisa bicara sama kamu lagi? Tapi... kenapa?" Juhee mulai terisak. Ia sedih tidak memahami bahasa kucing seperti sebelumnya.




"Juhee?" Panggil Jeno yang baru menuruni tangga. Ia terkejut melihat Juhee akrab dengan kucingnya.

"Kamu akrab sama Princess?" Tanya Jeno yang menghampiri Juhee bersama kucingnya.

"Eh? Kamu nangis?" Tanya Jeno, lagi, melihat pipi Juhee yang basah oleh air matanya.

"Jeno..." rengek Juhee yang menangis di depan Jeno.

"Cup... cup..." Jeno menarik Juhee agar berada di pelukannya lalu menepuk punggung gadis tersebut, menenaginya.



Setelah sekian lama, akhirnya tangisan Juhee reda.

"Kamu gak apa?" Tanya Jeno. Ia menangkup wajah Juhee agar berhadapan dengannya.

Juhee mengangguk dan sesekali terisak.

"Kamu ke sini mau nemuin aku?" Tanya Jeno yang lagi - lagi dijawab anggukan dengan Juhee.

"Kenapa tiba - tiba kamu nangis?" Tanya Jeno penasaran.

"Aku ngembalikin buku catatan yang kamu pinjam," jawab Juhee asal.

"Eh?" Jeno tidak paham sama jawaban Juhee. Ia hanya mengikuti Juhee menuju sofa dan mengembalikan buku catatannya.

"Nih. Makasih ya." Juhee menyodorkan tas berisikan buku catatan Juhee. "Kalau gitu aku pulang," pamitnya.

"Eh, jangan pulang,"cegah Jeno.

Juhee menoleh dan melihat genggaman tangan Jeno yang mencegahnya pergi. "Kenapa?" Tanyanya.

"Eng─beli es krim yuk? Aku traktir!" Kata asal Jeno, agar dirinya dapat berduaan dengan Juhee lebih lama.

"Call!" Juhee tidak menolak tawaran orang lain jika itu gratis.

Mereka berdua pun bersepeda menuju mini market yang tidak jauh dari rumah Jeno.

Sesampainya, mereka segera memilih es krim yang hendak dibeli lalu memakannya bersama di sana.




"Juhee," panggil Jeno. Juhee hanya bergumam sebagai tanggapan.

"Kamu kok bisa ditemukan gak berdaya di jalanan? Kamu ngapain habis pulang dari rumahku?" Tanya Jeno.

"Uhuk. A─apa?" Kaget Juhee. "Ah itu... entahlah." Juhee ingin sekali menceritakan hari dimana ia pulang dari rumah Jeno dan tak sengaja membuat kaki anak kucing Jeno yang mengikutinya sampai pincang. Lalu keesokan harinya ia menabrak kucing sampai tak berdaya.

Juhee ingin mengatakannya. Tapi ia takut dengan reaksi Jeno akibat tingkahnya yang kelewatan batas.

Jeno mengangguk mengerti. Mungkin Juhee akan menceritakannya suatu saat atau mungkin saja tidak sama sekali. Teteapi biarlah itu berlalu dan tidak terjadi lagi ke depannya.




"Jeno, besok aku boleh ke rumahmu lagi gak?"

Jeno terkejut mendengarnya, tetapi ia segera menepisnya dengan mengangguk dan tidak lupa dengan senyuman. "Tentu saja!"

I'M YOURS × JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang