Nadia, Cinta Pertama #5

1.5K 27 0
                                    

SSSRRRRRTTTTT! Suara gesekan sepatu gue dan ban belakang sepeda gue tak terelakkan lagi, demi keselamatan gue dan dengkul gue yang imut, gue sukses berhenti dengan sedikit paksaan. Dan Nugro berhenti dengan nyaman menggunakan rem yang masih lengkap. Heeeh, seandainya kepala Nugro yang tadi gue gesekan.

"Oh iya bener, hhhh, nah berarti itu rumahnya Gro hhhh," kata gue sambil mencari nafas gue yang mulai hilang.

Ternyata benar itu rumahnya.

Sebenarnya rumah cewek itu nggak seberapa jauh dari sekolah. Hanya saja, tenaga yang gue keluarkan saat ini, membuat rumah ini jadi terasa jauh banget. Gue ngerasa haus dan rasanya paru-paru gue hampir jatuh ke ginjal dan ginjal gue hampir jatuh ke selangkangan saking capeknya. Kami hanya berhenti sebentar di depan rumah si cewek. Tanpa ada basa-basi, kami pun beranjak pergi. Sebelum dikira maling jemuran, gara-gara dari tadi ngintip-ngintip rumah itu. Di antara sinar matahari dan kehausan yang melanda, gue melihat senyum aneh di mulut dan tatapan gak biasa dimatanya Nugro. Dia menatap rumah itu dengan hangat, lalu mengayuh pelan menjauh. Gue rasa, si Nugro baru aja ketemu cewek yang bikin dia puber.

"Muka lu kenapa senyum-senyum gitu sih?" tanya gue heran.

"Ah, gakpapa Jer," jawabnya masih dengan senyum.

"Gakpapa gimana, muka lu tu dari tadi se..."

"Eh, lu mampir dulu ke rumah gue, gue kasih air es deh," Nugro memotong omongan gue.

"Mau mau."

Air es dingin pun mengalihkan rasa penasaran gue. Gue terlalu lemah.


Nadia, Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang