Nadia, Cinta Pertama #11

1K 21 0
                                    

Awal-awal gue SMS dia dengan cara khas gue yaitu bertanya "Maaf ini bener nomornya Nadia?" gak dia balas sama sekali. Di situ gue berfikir kalo memang Nadia itu cewek yang gak bisa ditaklukin dengan mudah. Apalagi yang berniat naklukin itu gue, yang gak punya bekal apa-apa soal cinta-cinta-an. Yang gue tau soal PDKT pun cetek banget. Paling-paling yang gue tau saat PDKT lewat SMS cuman, "dah ma'am belom?", "gi paen nich?", "udah bobo?", atau yang paling mantep, "Mw gk jadi belahan jiwa akuuh?" Yang semuanya emang belum pernah berhasil sama sekali dan berakhir dengan tercemarnya nama gue di sekolah terutama di kalangan adek kelas, "Ih kak Jer itu alay yah." Aib gue pun nambah lagi. Kalau gak ada satupun yang mau menjadi belahan jiwa gue, mungkin ada baiknya gue menggadaikan setengah jiwa gue ke Pegadaian. Lumayan siapa tau dapat lima ribu perak.

Sebenarnya emang udah gak ada harapan sama sekali. Gue sudah putus harapan waktu itu. Dan membuat gue kembali berpikir untuk mendekati perempuan lain. Waktu itu gue sempet bilang ke Wiwi, "Wi, kayaknya gue gak bakalan bisa deh deketin Nadia. Bahkan sampe sekarang sms gue belum dia balas." Wiwi waktu itu sudah tau bahwa ternyata akan jadi seperti itu. Maka dia mengambil inisiatif paling tepat hari itu.

"Yaudah, gue bakal bilang kalau lu mau kenalan sama dia. Siapa tau dia jadi mau bales sms lu yang kemarin."

"Kalau misalnya dia tetap gak mau balas?"

"Yaudah lu sms terus."

"Kalau dia masih gak mau?"

"Ya lu sms atau gak telpon!"

"Kalau masih gak ditanggepin?"

"MUNGKIN EMANG LU AJA YANG JELEEK!"

Kemudian Wiwi pergi dengan tampang kesal. Gue gak paham salah gue dimana. Dan gue pun hanya bisa menunggu ketidakpastian dari seorang cewek kelas sepuluh yang misterius.

Nadia, Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang