Nadia, Cinta Pertama #15

963 15 0
                                    

Duit yang perlahan-lahan gue kumpul, udah mulai banyak. Gue simpen uang itu di dalam toples, dan gue taroh di tempat yang jarang di periksa Nyokap (gue taroh di lemari buku bekas). Karena bisa bahaya kalo Nyokap gue sampai nemuin toples itu. Gue bisa di tanyain macem-macem. Dan gak bisa bohong. Kalo gue jawab bohong, bisa-bisa entar gue jadi anak durhaka dan di kutuk jadi batu-baterai. Mending kalo di kutuknya jadi Siwon, kan lumayan, jadi bisa bikin boyband hehe. Apa hubungannya batu-baterai sama boyband Jer?.

Setelah beberapa minggu mencari tau. Wiwi pun akhirnya tau apa benda yang disukai oleh Nadia. Dan meberitahukannya ke gue saat istirahat pertama.

"Jer, gue udah tau apa yang Nadia suka."

"Apaan emangnya?"

"Ada dua hal yang dia suka. Hello kitty sama warna pink."

Gue bengong. Satu-satunya hal yang gue pikirkan setelah mendengar kabar dari Wiwi adalah "Bagaimana cara membuat kepala hello kitty jadi warna pink? Haruskah gue rebus hello kitty hidup-hidup dalam rebusan wantek?"

"Eeemmmm, trus gue harus ngasih apa? Boneka hello kitty pake celana dalam warna pink?" tanya gue bingung.

"Gak lah, dia udah SMA, masa di kasih boneka sih Jer." Wiwi mulai sewot.

"Tapi, katanya Mindi waktu itu, cewek itu suka di kasih boneka?"

"Halah, boneka udah biasa Jer. Cewek yang beda, harus di kasih kado yang beda juga."

"Ya terus gue kasih apa dong?"

"Kue ulang tahun," kata Wiwi yakin.

"Bukannya kue ulang tahun lebih biasa ya?"

"Ya kita bikin yang beda lah!"

"Mmm, emang yang gimana?"

"Haduh, bego lu gak ilang-ilang ya. Ya kita pesan kue yang ada gambar hello kittynya terus pake cream warna pink."

Sampe sini idenya si Wiwi masih terasa 'biasa-banget' buat gue.

"Mmmm... iya deh," kata gue pasrah

Saat itu juga Wiwi berusaha menjadi pahlawan dalam kehidupan cinta gue. Dia mengurus semuanya, sampai pada hari ulang tahunnya Nadia. Dan dia juga yang ngantar kue itu ke kelasnya Nadia saat pulang sekolah. Dimanakah gue waktu itu? Gue buru-buru pulang cepat. Gue takut aja kalo gue yang ngantar terus di tolak, mau di taroh dimana muka gue yang terlanjur malu itu? Makanya gue nyuruh si Wiwi aja, jadi kalo di tolak, biar Wiwi yang malu hahaha. Iya, gue tau, cara gue ini pengecut banget. Jangankan ngantar kue, buat ngomong langsung sama Nadia aja mungkin gue pingsan. Malamnya Nadia SMS gue. Dan tumben-tumbennya dia SMS gue duluan.

Nadia, Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang