Nadia, Cinta Pertama #14

967 18 0
                                    

Mulai hari itu pun gue bertekad untuk menyisihkan uang jajan gue, yang nantinya gue tabung untuk beli hadiah buat Nadia. Meskipun gue belum tau bakalan beli apa, tapi gue udah nargetin, kira-kira tiga ratus ribu yang harus terkumpul. Agak kebanyakan sih, ya tapi buat jaga-jaga aja, siapa tau barang yang Nadia suka itu, ternyata setrika atau blender atau satu-set-binder-karakter- Mortal-Kombat-lengkap. Mana gue tau kalau dia bakalan mau benda yang mahal-mahal kan. Yah mudah-mudahan Wiwi nantinya membawa kabar baik. Dan mudah-mudahan barang yang Nadia suka itu bukan Honda Jazz. Amiin.

Gue yang setiap harinya hanya diberi uang saku dua puluh ribu perak, harus nyari cara biar bisa nabung sebanyak mungkin dari uang saku gue, dan tetap bisa bertahan hidup dari sisa uangnya. Jadi, gue memutuskan untuk hanya makan nasi kucing (ini nama makanan. Dan bukan nasi yang habis di makan kucing) yang berharga tiga ribu perak. Cukup kenyang lah dimakan berdua bareng Dongjo (kucing gue di sekolah). Dan yang tujuh belas ribu-nya gue tabung. Untuk mengatasi masalah setelah makan, yaitu minum, gue mendapatkannya dari hasil belas kasihan temen-temen gue yang bawa botol minum di kelas. Sering kali gue jadi minta minum sama temen-temen gue yang bawa botol minum dari rumah.

Mulai dari Nina yang selalu mengikhlaskan air minumnya pada makhluk-rawa-kehausan seperti gue,

"Nin, gue minta air minumnya ya?"

"Iya Jer, habisin aja."

Meli yang agak kurang rela,

"Mel, gue minta air minumnya ya?"

"Iya Jer, tapi dikit aja."

Dan juga Niki yang gak pernah rela air minumnya gue sentuh.

"Nik, gue minta air minumnya dikit ya?"

"Jangan diminta, nanti habis."

"Yah, tapi tadi udah gue minum sebelum ijin sama lu Nik, hehe."

Akhirnya dia ngambek selama tiga hari. Dan cuma mau maafin gue, kalo gue beliin dia Silver Queen ukuran jumbo. Malah tekor duluan gue.

Gue bingung. Kenapa gue bisa jadi rela-relanya cuma jajan tiga ribu perak, buat Nadia. Orang yang baru gue kenal. Dulu, waktu suka sama Ifa, gue cuma ngasih boneka gratisan doang. Waktu sama Risya juga gak ada acara ngasih apa-apa. Kok yang ini, gue malah jadi kerepotan sendiri ya? Apa Nadia adalah cinta pertama gue? Atau mungkin hanya sekedar respon perasaan yang berlebihan yang sedang gue alami? Gue bingung.

Nadia, Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang