1

46.2K 2K 52
                                    

10 tahun yang lalu

Jason bersiap akan segera ke sekolah bersama saudara kembarnya. Segera dia turun ke ruang makan, disana sudah menunggu papa dan mamanya.

Jason dan Jevan bergantian mencium pipi mamanya. Ada satu hal yang sedari dulu menganggu pikiran Jason. Entah mengapa dia selalu merasa mamanya lebih menyayangi Jevan. Mamanya memang selalu tersenyum padanya, mencium pipinya, memeluknya tapi di dalam lubuk hati Jason dia merasa mamanya tidak setulus hati padanya. Sering kali dia menghilangkan perasaan itu karena kasih sayang papanya dan saudara kembarnya.

"Mama gak lupa kan datang di pertandingan kita nanti? " tanya Jason.

"Iya mama pasti datang"

"Beneran ya ma? " Jevan ikut menimpali.

"Tentu saja sayang, mama pasti datang. Mama tahu kalian sudah latihan dan mama tidak sabar ingin melihatnya" jawab Julia bersemangat.

Jason tersenyum saat melihat betapa antusiasnya mamanya menjawab pertanyaan Jevan sedangkan saat dia bertanya mamanya hanya menjawab sekenanya.

Terkadang Jason berpikir bahwa perbedaan wajahnya dengan Jevan yang mungkin membuat mamanya pilih kasih. Jevan sangat mirip dengan papa mereka sedangkan dia hanya mirip mamanya itupun hanya sedikit. Dia pernah bertanya pada papanya dan papanya menjawab bahwa mereka kembar tidak identik.

"Sekarang cepat ke sekolah" kata Jonathan dan beranjak dari kursi kemudian mencium pipi Julia mesra.

Jason dan Jevan kemudian segera ke sekolah.

**
Mata Jason dan Jevan sedari tadi melihat ke arah tribun. Mencari sosok mama mereka yang akan melihat pertandingan mereka.

"Mama pasti datang" kata Jevan pada Jason.

Jason memang sangat berharap mamanya akan datang. Dia selalu ingin menunjukkan pada mamanya keahlian yang di milikinya karena Jason selalu merasa mamanya tidak pernah memperhatikannya.

Tidak lama kemudian dia melihat mamanya datang. Jason tersenyum sambil melambaikan tangannya. Mamanya membalas tapi sudut matanya Menatap Jevan bukan menatapnya.

Jason terasa sakit tepat di hatinya. Seringkali dia menyangka bahwa mungkin saja dia bukan anak mamanya tapi itu tidak benar. Dia memang anak mamanya dan inilah yang membuat Jason semakin sakit.

"Ma" teriaknya, dia masih berusaha agar mamanya melihat padanya.

Julia mendengar panggilan Jason, dia melihat Jason tapi sudut hatinya masih membeku. Ada dinding tipis yang menghalangi rasa kasih sayang Julia pada Jason. Wajah Jason yang mirip Brian membuat Julia sulit memaafkan masa lalunya. Dengan senyum yang dia paksa, Julia membalas panggilan Jason pada dirinya. 

Tim Jason dan Jevan menang pertandingan. Julia langsung memberi selamat pada mereka tapi lagi-lagi pelukan Julia lebih tulus pada Jevan.

**
Jason memejamkan matanya mendengar celotehan Jevan. Ini hari minggu dan dia ingin bangun lebih siang tapi Jevan sepagi ini sudah mengacaukan harapannya.

"Temani aku ke taman" ajak Jevan.

"Aku malas Jev, pergilah" gerutu Jason.

"Ayolah, aku ingin kau melihat gadis yang aku incar"

Jason terduduk dan memukul pelan kepala kembarannya. "Jangan aku yang kau ajak, itu urusanmu".

"Aku tidak mau tahu, aku tunggu kau 10 menit lagi" Jevan kemudian keluar dari kamar Jason.

Jason dengan malas beranjak dari tempat tidurnya. Dia segera ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Saat di taman, Jason dengan malas mengikuti langkah saudara kembarnya. Hari minggu ini dia benar-benar ingin istirahat di rumah tapi demi saudara kembarnya dia sekarang berada di sini.

KISS THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang