Akhirnya

2K 127 5
                                    

*Happy Reading

Karra's POV

"Ehmm... Mau aja sih lumayan ojek gratis. Tapi seperti biasa, mau cari makan dulu, gak masalah emang kamu baliknya malam terus?" ia bertanya setelah menerima ajakanku.

"Gak masalah kak, buat kk apa sih yang enggak," jawabku dengan senyum mengembang.

"Dasar gombal. Sudah berapa banyak yang kamu gombalin gitu?" ia kembali bertanya dengan nada menyindirku.

"Aku gak gombal kak, cuma modus aja dikit. Eheheh..." jawabku sedikit terkekeh geli masih sambil berjalan menuju ruang kerja.

Clekk

Kami tiba dan kembali melanjutkan pekerjaan setelah tadi istirahat makan siang. Kulihat kak Mirna langsung mendekati kak Rezky, seperti berbisik2 entah ngebahas apa. Sesekali terlihat mereka terkekeh geli dan melihat ke arahku. Sontak aku bingung dengan sikap mereka itu tapi kubiarkan saja. Toh nanti kami akan pulang bareng lagi jadi aku bisa menanyakannya kemudian.

Kuakui sejak aku mengantar kak Rezky kemarin, sikapnya sudah tidak dingin lagi sama aku. Bahkan cenderung manis, nada bicaranya juga lembut gak ketus seperti dulu sebelum aku resmi jadi petugas label. Tapi entah kenapa kalo lagi kerja gini sikapnya balik seperti biasa. Udah kayak bunglon aja pokoknya. Jujur aku merasa sangat senang saat bisa menghabiskan waktu lebih lama sama dia. Apalagi ketika ia memelukku dari belakang seperti kemarin. Uh rasanya seperti melayang2. Entahlah dia bisa mendengar detak jantungku atau tidak saat itu, yang jelas aku selalu merasa berdebar2 jika di dekatnya. Aku rasa ia juga seperti itu karna jelas sekali getarannya ketika ia memelukku seperti kemarin. Tapi aku gak mau ge-er. Bisa saja itu karna ia takut ketika kuboncengi dengan motor tinggiku itu.

Saatnya pulang. Akhirnya selesai juga pekerjaan hari ini. Aku bertemu kak Rahma dan berbincang sedikit sebelum jam kerja benar2 habis. Kulihat kak Rezky sudah lebih dulu keluar lewat tangga. Ah ya sudah biarkan saja nanti juga ketemu dibawah. Aku buru2 pamit dengan kak Rahma ketika sorakan mengejek kembali datang.

"Duh yang masih kangen sama kk nya, sampe gak mau balik gitu. Padahal temen2nya udah pada turun semua," kata salah satu suara, entah punya siapa. Sontak aku kaget. Tapi sepertinya kak Rahma gak keberatan sama sekali bahkan ia membalas sindiran itu.

"Sirik aja sih Lupita, aku kan kangen sama adek aku yang super manis ini. Emangnya kamu punya adek tapi gak diurus. Tuh si Eci kasian kamu cuekin terus," balasnya yang langsung mendapat pelototan mata dari kak Lupita. Tapi ia masih santai saja menanggapinya. Bahkan ia sekarang memelukku dari samping dan mengantarku sampai pintu. Pasti ia bermaksud membalas telak sindiran kak Lupita.

Yah memang selalu seperti itu jika sedang pergantian shift. Setiap kali aku bertemu dan ngobrol dengan kak Rahma maka selalu akan ada sindiran2 halus tapi menusuk. Aku malas sekali mendengarnya. Maka terkadang aku menghindari kak Rahma, bukan apa2 aku hanya kasihan jika ia terus dibully seperti itu gegara aku.

Aku sampai di loker, ternyata sudah sepi bahkan kak Rezky sudah keluar. Lalu aku buru2 ke parkiran motor, aku gak mau ia lama menunggu.

"Kak, maaf ya lama," kataku sambil tersenyum setelah siap dengan motorku dan menghampirinya yang sedari tadi sudah menungguku.

"Ia gak apa!" ia berkata dengan sangat ketus.

"Waduh salah apa aku, tadi aja sudah manis kenapa sekarang ketus lagi. Huh.." batinku melihat wajah juteknya.

"Nih kak helm nya dipake dulu." aku mencoba membantunya memakaikan helm karna sedari tadi ia memalingkan arah pandangnya dari aku.

"Gak usah aku bisa sendiri. Emangnya anak kecil!" ia kembali berkata dengan ketus dengan raut wajah sedikit menyeramkan.

Selalu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang