Epilog

4.2K 139 145
                                    

"Baby....."

Ya, disinilah aku sekarang, duduk bersimpuh dengan kacamata hitam yang menutupi mata merahku didepan pusaranya. Kekasihku. Aku hanya bisa menatap gundukan tanah yang tersaji kaku di depan mataku.

Seketika memori delapan tahun yang lalu terputar secara otomatis seperti layaknya film yang sedang tayang dilayar bioskop tempat kami biasa berkencan. Meski aku tau 'kamu' ada di dalam sana. Tapi ragamu tak bisa lagi kusentuh bahkan untuk sedetik kurengkuh. Kuelus nisan cantik dimana ada namanya tertulis indah disana. Aku menyeka air mataku lagi. Entah sudah yang keberapa kali. Sampai sapu tangan ini saja sudah sangat lecek tak mampu lagi mengeringkan wajahku ini.

Rintik hujan memandu iringan kesedihan hatiku, menyisakan perasaan sesal luar biasa atas perbuatan bodoh yang aku lakukan pada diriku sendiri. Ah andai saja aku tak sebegitu egoisnya memperlakukan kekasihku itu, mungkin semua ini masih bisa kuperbaiki ataupun aku tak perlu sebegitu menyesal seperti saat ini. Aku benar2 menyesal. Bodoh!

"Baby, istirahatlah dengan tenang. Aku akan mencoba ikhlas atas kepergianmu. Tapi aku minta maaf jika mungkin akan butuh waktu yang tak sebentar untuk mewujudkan itu. Maafkan aku. Aku masih mencintaimu, selalu beib. Bahkan irama jantungku saat ini masih sama seperti saat kamu masih ada. Aku tak bisa berjanji untuk terus kuat seperti maumu tapi aku bisa pastikan jika hatiku hanya milikmu. Hanya kamu pemilik hatiku. Tunggu aku ya beib, meski bukan di kehidupan sekarang kita bersatu mungkin nanti cinta kita bersemi lagi. Terimakasih atas semua cinta yang pernah kau berikan. Semuanya indah beib dan aku bahagia pernah merasakannya darimu. Aku mencintaimu baby. Masih dan selalu.."















The End

Selalu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang