🌇:makhluk aneh

11 2 0
                                    

   "Mampus"
Batin ricela kembali bergejolak merasakan langkah kaki marluce sudah berhenti di dekatnya.

"Ngapain kamu kesini?"
Cowok itu bertanya pada viona dan syukurlah jika dia tidak memandang ke arah ricela saat ini.

"Kamu lupa?kita ada janji mau ke rumah ayah kan?"
Ayah?ricela tidak mengerti apa maksudnya,tapi jika viona mengatakan ayah berarti mereka saudara?atau...

"Iya,aku gak lupa.Lain kali jangan datang ke kelas aku apalagi sambil ngobrol sama si cupu ini"

Ricela menaikkan pandangannya dan disitu ia bisa melihat senyuman menyebalkan dari marluce yang entah kapan akan berubah padanya.

"Ck...kamu hina orang kayak kamu udah sempurna aja!"
Viona membela ricela,baginya gadis seperti ricela bukan gadis yang cupu.Ricela adalah anak yang asyik hanya saja dia suka bersikap tertutup.Dan lagi ricela terlalu lugu Dan polos.

"Udah sana balik!"
Marluce menarik tangan viona untuk keluar dari kelasnya tarikannya tidak kasar tapi gadis itu sama sekali tidak bisa memberontak.

Ricela mulai berpikir, mungkinkah jika mereka itu saudara kembar?dilihat dari kelas mereka yang sama dan wajah juga terlihat mirip
Tapi kenapa sifat mereka berbeda? Tapi syukurlah viona itu tidak jahat dan menyebalkan seperti marluce.

Marluce berbalik menatap nya membuat darah di tubuh ricela kembali membeku karena takut.
Tatapan cowok itu sangat menyeramkan dan dingin namun sedetik kemudian ia sudah merubah ekspresi wajahnya dan segera bergabung dengan teman-temannya yang lain.

Ricela bingung apa kesalahan nya sampai membuat cowok itu benar-benar membencinya,dia bahkan tidak pernah membalas perbuatan atau kata-kata bermakna ejekan yang cowok itu lontarkan.Apa memang nasibnya menjadi seseorang yang sangat dibenci seperti ini?
Ricela mencoba menetralkan perasaannya dan menganggap semua biasa saja, toh dia merasa tidak punya salah lalu kenapa dia harus takut?

                       🍀🍀🍀
Marluce sudah siap dengan pakaiannya yang rapi dan tampilan nya yang mengagumkan,Sebenarnya marluce itu tampan dan terkesan manis,kulitnya putih dan rambutnya berwarna coklat gelap.Namun sikapnya yang brengsek terhadap ricela membuat wajah manis itu berubah menjadi iblis yang menyeramkan.

"Udah siap?"
Viona memunculkan kepalanya dari balik pintu kamar,marluce berdecak lalu menghampiri gadis itu.

"Bisa gak,kalo aku masih di kamar kamu jangan masuk sembarangan?gimana kalo aku lagi ganti baju?"
Mimik cowok itu terlihat kesal dan semakin membuatnya manis

"Aku tahu kali kalo kamu lagi ganti baju atau lagi ngapain di kamar jadi aku bisa masuk kapan aja"
Viona berkata santai dan memamerkan kelebihannya yang semakin bertambah saja.

"Sombong!kamu lupa,kalo aku bisa menyerap aura dari perempuan?"
Viona tertawa keras,marluce walaupun punya kelebihan itu mana berani mempraktekkannya
Meski kelakuannya brengsek tapi ia hanya berani berbuat dosa dengan menghina orang.Untuk menyedot aura perempuan,dia harus memasuki mimpi perempuan itu dan menidurinya.

Mana berani dia,memimpikan perempuan saja dia sudah ketakutan,apalagi harus memasuki mimpi dan beradegan panas.Bisa-bisa cowok itu langsung pingsan tanpa sempat mempraktekkannya terlebih dulu.

"Udah puas ketawa nya?"
Tanya marluce dengan wajah datar.Sungguh dipermalukan seperti ini membuat nya ingin memukul kepala viona dengan batu yang besar dan berat.

"Jangan marah dong... Kan katanya cowok badboy"

"Siapa yang bilang gitu?"
Viona mengangkat bahunya tanda ia tak tahu,tapi marluce sepertinya sudah terlanjur panas.

"Siap..."

"Gak penting tau gak! Buruan! Nanti ayah nunggu kelamaan lagi"
Viona membalikkan tubuhnya dan segera pergi,marluce merasa kesal tapi ia harus mengendalikan kemarahannya.
Bisa-bisa tenaganya habis dan dia harus menyedot aura perempuan.

Astaga! Membayangkan nya saja membuatnya bergidik,ia tidak akan menyedot aura perempuan manapun baginya itu sangat menjijikkan.

"Buruan kali!"
Ujar viona merasa kesal,sudah dewasa tapi marluce masih takut menaiki tangga yang panjang seperti ini.
Malah dia sedang menahan nafas untuk melangkah menyamakan pijakannya dengan viona.

Viona yang dongkol setengah mati akhirnya menarik marluce dengan paksa,mereka sudah terlambat dan cowok itu masih berjalan seperti siput.

"A elah....vio,aku gamang banget tadi!"
Seru marluce setelah mereka sampai di atas,sekarang mereka ada didepan sebuah pintu berwarna putih.

"Masuk aja sekarang!"
Marluce membuka pintu itu dan melangkah masuk sedang viona hanya mengekor saja.

Seorang pria setengah baya sudah duduk dengan tenang di sebuah sofa,di sekelilingnya ada banyak pengawal berpakaian serba hitam.

"Maaf telat yah...."
Marluce menundukkan kepalanya karena takut kena marah oleh ayahnya.

"Sudah...kalian sekarang duduk!"
Kedua anak itu langsung mengikuti perintah ayahnya.

"Bagaimana sekolah kalian?"

"Baik yah,sejauh ini belum ada yang mencurigakan semua nya masih stabil"
Pria itu mengangguk mendengarkan penjelasan viona namun matanya tak pernah lepas dari marluce.

"Ayah percaya kalian bisa mengemban tugas dengan baik tapi ayah tidak suka dengan sikap kamu marluce!"
Cowok itu langsung kaget saat ayahnya menyebut kan namanya.

"Maksud ayah apa?"
Tanya marluce masih tidak mengerti.

"Ayah tau kalo kamu suka menghina,mengerjai bahkan mempermalukan teman sekelas kamu yang bernama ricela,kamu tau itu tidak baik kan?"
Marluce memutar bola matanya malas,ya apalagi sifatnya yang tidak disukai ayahnya selain mengganggu cewek itu,harusnya dia tahu sebelumnya.

"Habisnya itu cewek nyebelin yah,gak mau ngomong bahkan natap muka marluce aja dia ogah"

"Hahahaahaah........"
Marluce memandang kesal ke asal suara tawa itu,siapa lagi kalo bukan viona.

MORELOS(cinta dan rahasia)Where stories live. Discover now