"Ricela udah dong,jangan nangis lagi"
Mira menepuk punggung gadis itu yang bergetar karena tangisnya.
Setelah kejadian di awal pelajaran tadi,ricela sudah merasa hancur. Kali ini marluce sudah sangat keterlaluan, harusnya cowok itu tidak melibatkan masalah keluarganya untuk menghina ricela, disini ia merasa jika kirana kembali menang dengan membuat dia dipandang sebagai seseorang yang jahat dan berhati dengki."Ric...udah,kita kan tahu gimana sifat marluce dia itu cowok brengsek gak punya otak"
"Aku capek mir..aku capek tiap hari diperlakukan kayak gini sama marluce, dia benar-benar jahat!"
Ricela menangis sambil sesunggukan,sungguh hatinya sangat perih dan terluka.
Dia kembali teringat tentang mimpinya semalam bersama marluce, disitu cowok itu bersikap manis dan mengubah segalanya menjadi lebih indah.
Mereka melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan dalam kehidupan nyata,Tapi disitu marluce benar-benar lelaki sejati yang mampu membuat hatinya meleleh.
Andai saja marluce itu bersikap seperti itu di kehidupan nyata maka pasti ricela sudah jatuh cinta padanya.
Hahh.... Jatuh cinta?ricela menggelengkan kepalanya menolak pernyataan itu,tidak mungkin ia akan jatuh ke pelukan cowok brengsek itu.
Mimpi sialan itu telah mengacaukan pikiran ricela.
Bagaimana mungkin ia jadi berharap seperti ini hanya karena mimpi?"Kita pulang ya aku anter kamu ke rumah,parkiran juga udah sepi tuh..."
Mira meraih tangan ricela untuk berdiri,dengan berat hati gadis itu melangkah mengikuti langkah sahabatnya keluar dari kelas.Selama perjalanan ke parkiran ricela hanya diam saja,bahkan seperti nya ia sudah tidak sanggup meski harus mengeluarkan sepatah kata saja.
"Ric.."
Mira mendadak kaku,ia merasa ragu jika harus berjalan ke arah parkiran karena disana marluce dan genk sialannya sedang nongkrong di atas motor besar mereka,biasalah anak-anak orang kaya seperti mereka itu pasti tidak berpikir untuk pulang,Mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan kegiatan tidak penting seperti ini."Aku antar kamu naik angkot aja ya ric..."
Ricela merasa bingung dengan sifat kaku mira yang tiba-tiba dan dia merasa heran,bukannya mira membawa motor ke sekolah?
Dan semuanya terjawab ketika matanya menangkap gerombolan yang sudah menghinanya,siapa lagi kalo bukan marluce dan genknya."Kamu pikir aku takut sama mereka?makanya kamu mau anter aku pake angkot?"
Ricela melirik mira yang masih bergeming di tempatnya, wajahnya yang pucat sudah menjawab pertanyaan ricela barusan."Mir,kamu gak usah khawatir.
Meskipun aku benci dan pengen mecahin kepala marluce pake batu tapi aku tetap bisa jalan di depan mereka kok,aku gak ada masalah sama mereka mir""Ric,bukan itu maksud aku.Tadi aku cuma gak mau kamu ketemu sama marluce disaat suasana hati kamu masih buruk. Cuma itu kok ric..percaya ya sama aku?"
Memang sulit untuk menghindar dari iblis itu,tapi mau bagaimana lagi?kalo ricela terus-terusan menghindari marluce yang ada cowok itu pasti akan semakin merendahkannya dan lagi ricela harus terbiasa dengan cowok itu."Motor kamu warna biru kan?"
Ricela memantapkan hatinya untuk melawan gejolak ini,dia harus segera mengenyahkan tentang mimpi bodohnya bersama marluce."Pisst....mar,cewek idaman lo kok baru pulang?"
Kalimat itu terlontar saat ricela jalan di depan mereka, Sebenarnya ricela tidak mengenal cowok yang berbicara itu,tapi untuk apa ia memikirkan nya?"Siapa maksud lo?"
Marluce tampak tak perduli meskipun ia melihat dengan jelas ricela lewat di depannya."Mentang-mentang lagi pedekate sama riana,lo lupa sama cewek idaman lo"
"Hahahaahh..parah lo mar"
Ricela mendengar semua itu dengan jelas,hatinya terasa panas entah karena apa.
Dia sudah terbiasa dikatai sebagai cewek idaman marluce oleh teman-teman idiotnya itu tapi mendengar marluce sedang pdkt-an dengan riana yang dikenal sebagai cewek populer karena penampilan nya yang modis dan slalu bawa mobil sport ke sekolah.
Hati ricela terasa aneh,seperti ada yang sedang menusuk nya dengan jarum,perih.Mira sudah mengeluarkan motornya dan menyuruh ricela untuk naik,gadis itu menurutinya namun karena kurang fokus ricela salah menginjak pijakan kaki dan membuatnya terhuyung hingga kakinya terasa sakit.
"Ya ampun ric kamu gak apa-apa?"
Mira turun dari motornya dan langsung menghampiri ricela yang jatuh,kejadian ini membuat perhatian para genk marluce terfokus sepenuhnya pada ricela."Aww...kakiku sakit mir"
Ricela memegangi kakinya yang terasa sakit"Aduh..gimana aku angkat kamu?"
Mira bingung sekaligus khawatir, dia merasa kasihan pada sahabatnya itu."Ckk...lo gak apa-apa? Kaki lo terkilir nih kayaknya!"
Mira dan ricela menatap ke arah sumber suara yang ternyata adalah marluce, cowok itu berjongkok di hadapan ricela."Kenapa lo liatin gue?dasar nyusahin!"
Marluce mengangkat ricela dengan tiba-tiba membuat cewek itu terpekik karena kaget."Turunin aku!"
Ricela memukul-mukul dada marluce tapi cowok itu tak perduli bahkan saat teman-temannya menggoda mereka.Mira menyetop taksi untuk memudahkan marluce membawa ricela, dan segera saja cowok itu memasukkan ricela ke dalam taksi,dia pun ikut masuk dan menyuruh sopir taksi untuk menjalankan taksinya.
"Lo mau nangis,nangis aja jangan ditahan!"
Ujar marluce tanpa memandang ke arah ricela, ia tahu penyebab gadis itu seperti ini adalah dirinya.Ya jelas dia tahu kan dia punya kelebihan."Aku gapapa"
Cewek itu membuang mukanya ke arah jendela,lebih baik dia tidak bicara dengan iblis itu selain itu berbahaya bagi jantungnya tapi juga berbahaya bagi kehidupan sekolahnya.
YOU ARE READING
MORELOS(cinta dan rahasia)
Romantizmmarluce trinder Morelos,adalah pria brengsek yang sangat suka mengganggu seorang gadis bernama ricela relucio. Awalnya hanya main-main dan dilatarbelakangi oleh kebencian namun siapa sangka semuanya terjadi di luar dugaan? apakah yang terjadi selanj...