Chapter 22

1.2K 39 28
                                    


Kyknya dua chapter ini bakalan full MinJung moment ^^

Silahkan dinikmati

Happy reading~~ !!










"Jungmi, aku duduk denganmu boleh?" Baru saja Jimin memasuki kelas setelah melewati banyak rintangan dari siswi-siswi genit di sepanjang koridor menuju kelas. Jimin menunggu jawaban Jungmi, tas masih tersandang dibahunya.

"Silahkan." Jungmi mengambil tasnya yang sengaja ia taruh di bangku kosong disampingnya.

Jam pertama kosong. Jungmi dan Jimin menghabiskan waktu dengan bercanda bersama. Sudah lama mereka tidak begitu.

Taehyung melirik mereka sekilas lalu memasang earphonenya.

.

.

"Ayo ke kantin." Jimin beranjak dari kursinya.

Jungmi melirik Taehyung yang tertidur dengan earphone yang masih menyumbat telinganya.

"Ayo. Biarkan saja dia tidur." Jimin menarik tangan Jungmi."

.

Mereka menikmati makanan dengan santai dan berbincang bincang ringan. Jungmi tidak sengaja melihat Hana di dapur kantin.

'Tumben sekali anak itu.'

Ketika Jungmi lihat lagi ternyata ada Hoseok. Pantas saja. Dasar cabe.

"Hyung!" Jimin melambaikan tangannya saat Hoseok melewati tempat dimana mereka duduk.

"Oh? Kau sekolah disini juga? Dunia memang sempit." Hoseok duduk disamping Jimin.

"Loh? Jungmi, mana Taehyung?" Tanya Hoseok ketika melihat Jungmi tidak bersama teman aliennya itu.

"Kau banyak bicara, hyung." Taehyung mengambil tahu isi dimeja lalu duduk disamping Jungmi.

"Aku hanya bertanya, Kim." Decak Hoseok.

"Kau tidak mengajakku." Taehyung menolehkan kepalanya menghadap Jungmi sambil mengunyah, mengabaikan Hoseok.

"Kau tidur tadi." Jungmi meminum es tehnya.

"Bagi." Jimin menarik gelas minuman Jungmi, tapi telah dipegang dulu oleh Taehyung.

"Nah." Taehyung menggeser gelas kosong yang sudah habis ditenggaknya dihadapan Jimin.

"Sialan kau, Kim." Jimin pura-pura marah.

"Itu kan bekas bibir Jungmi. Aku tak mau berbagi, Park." Angkuh Taehyung lalu merangkul bahu Jungmi.

Jujur hati Jimin sakit melihat kenyataan didepannya ini. Melihat sosok gadis yang disukainya sedari kecil berada dipelukan orang lain yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Perasaan ini ditutupnya dengan seapik mungkin karena ia tidak mau memecah persahabatannya dengan Taehyung bahkan Jungmi sendiri karena bisa saja Jungmi malah membencinya setelah ia mengutarakan perasaannya.

'Biarlah hanya aku yang mengetahui dan menyimpan perasaan ini.'

.

.

"Yang ini bukan?"

"Iya, eh bukan."

"Kalau yang ini?"

"Bukan.

"Aisshh."

Jimin dan Jungmi masih mengitari rak-rak buku yang besar di perpustakaan saat ini.

"Akan ku kutuk Min saem!!"

"Hahahaha.."

"Ayo kita cari lagi."

Saat mereka membongkar isi rak buku dan tumpukan buku dilantai perpustakaan, Jungmi mendengar suara aneh. Ia menyikut Jimin.

"Sstt Jim, kau dengar tidak?"

"Iya." Jimin menajamkan pendengarannya.

"Ayo kita cek." Jungmi berdiri.

"Tidak mau, kalau hantu bagaimana?"

"Payah. Ayo!" Jungmi menarik tangan Jimin untuk berdiri.

Mereka berjalan mengendap ngendap seperti sedang dalam sebuah misi. Suara itu makin terdengar jelas saat mereka hampir sampai di pojokan perpustakaan.

"Ahh aahh.. sshhh.."

"Shit!" Umpat Jungmi.

"Apa?" Hantu?" Eh bukan, desahan?" Jungmi membekap mulut Jimin memberi kode untuk diam dan Jimin mengangguk seperti anak anjing yang patuh.

"Siapa?" Jimin bertanya dan Jungmi menggedikkan bahu.

Mereka mengintip lagi. Jelas Jungmi lihat seseorang tengah melakukan blowjob. Tanpa sadar Jungmi menelan ludahnya begitu juga Jimin yang juga melihatnya.

"Hoseok hyu-mmph." Jungmi kembali membekap mulut berisik Jimin. Jungmi penasaran dengan siapa perempuan yang sedang melakukan hal nikmat seperti itu di sekolah maksudnya melanggar peraturan sekolah.

'Btw, tubuh Hoseok sunbae menggairahkan juga.'

"Jungmi ya, itu Hana!" Pekik Jimin, kali ini Jungmi tidak sempat membekap mulut ember Jimin melainkan menyeretnya kabur dari tempat itu dengan cepat keluar dari perpustakaan.

.

"Hah hah.." Mereka berdua masih mengatur nafas.

"Bagaimana bisa cabe gatal itu melakukannya di sekolah?!" Frustasi Jungmi.

"Jangan salahkan Hana, salahkan Hoseok hyung. Dia itu diam-diam menyimpan hormon yang besar." Jimin membuka dua kancing teratas seragamnya. Keringat membasahi leher jenjang Jimin, mengkilat diterpa sinar matahari, memberikan sensasi sendiri bagi yang melihatnya.

Jungmi meneguk salivanya kasar. 'Berterimakasihlah Jungmi, kau dikelilingi pria seksi nan tampan.'

'Hoi! Jangan mesum!!" Jimin menepuk kedua tangannya keras tepat didepan muka Jungmi.

Jungmi terperanjat "Sialan kau Jim!!" menepuk paha berisi seorang Park Jimin.

Mereka berdua duduk diam, santai menikmati semilir angin yang menerpa tubuh dengan pelan, melahirkan rasa sejuk di siang hari yang terik saat ini. Wajar saja, waktu sudah menunjukkan pukul satu siang.

"Jim." Jungmi memanggil Jimin yang sedang memejamkan matanya damai sambil bersandar di kursi kayu yang tengah mereka duduki. Tampan.

"Hmm.." Jimin masih memejamkan matanya.

"Es krim." Jungmi memperhatikan wajah teman kecilnya ini yang sekarang sudah beranjak dewasa sama seperti dirinya. Mengingat wajah kucel Jimin dulu dibandingkan sekarang yang sangat tampan.

"Syaratnya?" Jimin membuka sebelah matanya menatap Jungmi.

"Haa.. ayolah." Jungmi mulai merengek.

"Sandinya atau cium?" Jimin memejamkan matanya lagi.

Jungmi mendengus sebal lalu dalam satu tarikan nafas "Jimin oppa, ayo beli es krim." tidak lupa dengan suara yang dibuat buat.

Jimin menahan tawanya, membuka matanya "apa? Aku ketiduran tadi."

"Sudahlah!" Jungmi bangkit berdiri dengan menghentakkan kakinya.

Jimin cepat-cepat berdiri menyusul Jungmi sambil tertawa yang membuat matanya hilang.

.

.












Perlu anda anda ketahui, Jungmi itu manja, gampang ngambekan, tapi gampang jg luluhnya. Ckckck kids jaman now..

Oke, TBC :v

MY BEAUTY BYUNTAE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang