Chapter 41

800 35 4
                                    

Budayakan vote sblm membaca dan sertakan komentar~~










...



















(Alur cepat)

"Hana!! Aku tidak percaya ini!!" Pekik Jungmi senang. Sangat senang.

"Iya aku tahu, tahan dulu suaramu, ini masih di rumah sakit!" Hana mencubit paha Jungmi. Jungmi hanya menutup mulutnya sambil mengangguk ngangguk cepat dan mengusap bekas cubitan Hana.

Jadi begini, Jungmi mengajak Hana ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya. Ia sering mengajak Hana diam-diam tanpa sepengetahuan Taehyung seperti sekarang ini karena ia memang jarang datang bulan, paling dekat dua bulan sekali. Tapi hari ini Tuhan memberinya anugerah. Ketika ia berkonsultasi dengan dokter yang sudah biasa dikunjunginya, lalu melakukan tes, hasilnya diluar dugaan. Ia hamil! Jeon, maaf Kim Jungmi hamil!! Dokter yang biasa menanganinya juga terkejut akan hasil lab tadi, bahkan ia melakukan tes dua kali untuk memastikan dan hasilnya tetap positif.

"Saya benar-benar tidak menyangka. Usia kandungan Anda sudah seminggu, beginilah kalau Tuhan sudah berkehendak. Selamat Nyonya Kim atas kehamilannya." Senyum khas dokter yang diberikan Dr. Lee sangat menenangkan hati Jungmi. Biasanya dokter tersebut akan memberinya senyum prihatin saat melihat hasil tes yang hasilnya negatif.

"Tuhkan, dokter saja yang bilang saya mandul. Buktinya saya bisa hamil." Jungmi meledek dokter yang melepas kacamatanya.

"Saya tidak bilang Anda mandul, Nyonya Kim. Saya hanya bilang, Anda susah hamil." Dr. Lee melipat tangannya diatas meja.

"Baiklah, kami pamit dulu, terima kasih Dr. Lee." Hana membungkuk sopan, ia malas menonton acara ledek meledek dokter dengan pasien yang kurang waras.

"Dadah, dok." Ucap Jungmi tidak sopannya karena merasa sudah dekat dengan dokter yang usianya sudah kepala lima.

"Jaga kandungan, Anda. Perbanyak makan buah dan sayur dan jangan lupa minum susu. Minggu depan datang lagi kesini." Peringat Dr. Lee yang diangguki Jungmi dengan mantap.

.

"Apa kau tidak memberitahu Taehyung?" Tanya Hana yang sedang menyetir.

"Pasti. Tapi nanti." Senyum Jungmi tidak luntur dari bibirnya.

"Ayo beli susu." Ajak Jungmi pada Hana. Hana mengangguk sambil tersenyum dan terus menerus mengucapkan kata selamat pada sohib mesumnya ini.

.

Terukir senyum bahagia dibibir Jungmi. Jungmi tersenyum bahagia sepanjang hari ini. Senyumnya kian mengembang ketika membayangkan wajah terkejut Taehyung nantinya. Suaminya belum pulang kerja, jadi ia menata susu ibu hamil yang dibelinya tadi dirak.

"Aku pulang!" Teriak Taehyung semangat seperti biasa. Mendengar itu Jungmi sedikit berlari menyambut suaminya.

"Tae, aku punya hadiah untukmu." Ucap Jungmi senang sambil memeluk Taehyung yang masih menenteng tas laptopnya.

"Apa?" Taehyung menaikkan sebelah alisnya nakal.

"Apa-

"Bukan itu!" Bantah Jungmi cepat. Ia tahu jalan pikiran suaminya.

"Terus?" Taehyung mengerutkan keningnya bingung akan tingkah istrinya yang semakin hari semakin aneh saja.

"Mandi makan dulu." Jungmi mengambil alih tas laptop Taehyung lalu mendorong Taehyung.

"Hahaha.. iya iya.. awas saja aku tidak suka hadiahnya." Taehyung menaiki tangga menuju kamar untuk mandi.

.

.

"Ini." Jungmi memberikan amplop berwarna cokelat untuk Taehyung saat mereka sudah santai dan duduk diranjang.

"Apa ini?" Taehyung membolak balikkan amplop tersebut sambil melihat Jungmi.

"Buka saja, kau pasti suka." Senyum Jungmi. Bibirnya seperti tidak pegal saja selalu tersenyum seperti itu.

Taehyung membuka amplop tersebut dengan ragu-ragu dan berhenti sebentar membaca nama rumah sakit yang tertera pada kop surat. Jungmi mengangguk menyuruh Taehyung untuk melanjutkan membacanya. Setelah beberapa menit hening menyelimuti mereka, mata Taehyung membesar saat membaca keterangan terakhir surat yang bertanda positif.

"Sayang, kau-"

"Hmm.." angguk Jungmi.

"Apa benar?" Tolong tampar Taehyung yang memasang wajah blank.

"Ya, aku hamil." Jungmi mengangguk dan tersenyum senang.

"Oh terima kasih, Tuhan." Taehyung langsung memeluk Jungmi dan menghujani puncak kepala Jungmi dengan ciuman dan mata berkaca-kaca. Ia sangat senang. Istrinya hamil. Jungmi membalas pelukan Taehyung tak kala erat tetap mempertahankan senyumannya.

"Terima kasih, sayang. Apa disini sudah ada anakku?" Taehyung mengelus perut rata Jungmi.

"Heumm.. kata dokter, sudah seminggu." Jungmi mengelus tangan Taehyung yang mengelus perutnya yang masih rata.

"Terima kasih, sayang. Ini hadiah paling istimewa." Taehyung mencium Jungmi lembut, menyalurkan kasih yang amat sangat. Jungmi menitikkan air matanya, tidak menyangka ia sebahagia ini.

"Hey, jangan menangis. Jungmi harus jadi mama yang kuat." Taehyung menghapus air mata bahagia Jungmi yang bergulir lembut dari matanya, mencium pipi Jungmi.

"Aku bahagia, Tae."

"Aku lebih bahagia."

.

.


"Eomma, aku hamil!!" Senang Jungmi berhamburan memeluk eommanya yang sedang memasak. Nyonya Jeon segera mematikan kompor dan melihat anaknya dengan saksama.

"Apa benar?" Tanya Nyonya Jeon memastikan yang dijawab Jungmi dengan mengangguk-ngangguk seperti boneka yang ada didalam mobil Taehyung.

Nyonya Jeon menitikkan air matanya terharu karena anaknya hamil, sudah setahun ia menunggu tanda-tanda anaknya hamil, baru sekarang Tuhan mengabulkan doanya. Ibu dan anak itu terus berpelukan tidak sadar Jungkook yang masih mengenakan pakaian tidurnya berdiri tak jauh dari mereka. Sepertinya dia tidak kuliah.

"Noona hamil?"

Lalu turunlah Tuan Jeon yang tidak berangkat kerja hari ini menatap bertanya kepada anak perempuannya.

Jungmi mengangguk.

"Uyee punya teman main baru~" Jungkook joget-joget tidak jelas dengan menggoyangkan pantatnya yang membuat keluarga tersebut tertawa.

.

.

"Eomma, Jungmi hamil." Taehyung menelepon eommanya.

"..."

"Ya, Jungmi istriku lah." Sewot Taehyung saat eommanya bertanya berulang ulang apakah benar, tapi tidak menutup senangnya ia dari suaranya.

"..."

"Eomma saja yang kurang kerjaan mengirimkan makhluk aneh ke ruanganku." Taehyung mengganti ponselnya ke sebelah kiri.

"Tidak usah dibahas lagi, eomma. Dia sudah kupecat." Taehyung menenangkan eommanya yang mulai menangis diseberang sana.

"Iya, aku tutup teleponnya."

.

.

.

Tbc.

Chelle tau ini pendek. Maaf. Krn kondisi bdn blm pulih sepenuhnya 
Sekadar pemberitahuan, MBB beberapa chapter lagi udh mau end 

MY BEAUTY BYUNTAE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang